Trending
Kebaya Rasa Red Carpet: Karya Perdana Tex Saverio yang Dipakai Alyssa Daguise
Kebaya ini jadi bukti bahwa eksperimen Tex Saverio di ranah tradisional bisa tetap mempertahankan ciri khasnya yang megah, futuristik, tapi tetap hormat pada adat.
Vania Rossa | Ayu Ratna

Dewiku.com - Tex Saverio dikenal sebagai desainer yang lekat dengan gaya dramatis dan haute couture berkelas internasional. Tapi siapa sangka, karya kebaya pertamanya justru hadir lewat momen sakral akad nikah Alyssa Daguise dan Al Ghazali.
Ini bukan kebaya biasa, karena di balik tampilannya yang glamor, ada kisah keberanian, tantangan, dan terobosan yang bikin publik nggak berhenti membicarakannya.
Baca Juga
Review Squid Game 3, Endingnya Nggak Sesuai Ekspektasi Penonton?
Kontroversial: Merince Kogoya, Finalis Miss Indonesia Asal Papua Pegunungan Didepak Miss Indonesia 2025
Jahatnya Jejak Digital, Jadi Akhir Perjalanan Merince Kogoya di Miss Indonesia 2025
Justin Hubner Peluk Kamari Sampai Bobo: Ini Tanda Cowok Siap Jadi Ayah Sambung
Olla Ramlan dan Teuku Ryan Pamer Foto Berdua: Cewek Punya Pacar Brondong, Siap Mental?
Putus Cinta Tanpa Sakit Hati? Contek Cara Elegan Katy Perry dan Orlando Bloom
Kebaya ini jadi bukti bahwa eksperimen Tex Saverio di ranah tradisional bisa tetap mempertahankan ciri khasnya yang megah, futuristik, tapi tetap hormat pada adat.
Alyssa memberi kepercayaan penuh tanpa referensi apa pun, dan hasil akhirnya jadi masterpiece yang bukan cuma cantik dipakai, tapi juga monumental di dunia fashion Indonesia.
Fakta Kebaya Alyssa Daguise
Yang bikin kebaya ini spesial, tentu karena ini adalah karya kebaya pertama Tex Saverio. Selama ini Tex lebih dikenal lewat gaun-gaun futuristik bernuansa gothic, tapi kali ini ia membuktikan bisa menjembatani modernitas dan tradisi dengan sangat apik. Walaupun baru pertama, hasilnya terlihat sangat matang.
Kebaya yang dikenakan Alyssa tampil memukau dengan nuansa silver keabuan. Desainnya elegan, klasik, tapi tetap glamor. Payet dan kristal menghiasi seluruh bagian kebaya, membentuk motif mewah yang terlihat berkilau di bawah cahaya. Siluetnya pun tetap mempertahankan bentuk kebaya tradisional, lengkap dengan train yang menjuntai anggun seperti kelopak bunga.
Bagian belakang kebaya juga nggak kalah menarik. Ada aksen menyerupai kupu-kupu yang bikin kebaya ini terkesan seperti gaun ball-gown, tapi tetap relevan dengan adat. Ini jadi paduan unik antara kemewahan haute couture dan kelembutan budaya lokal.
Untuk memperkuat sentuhan tradisional, Alyssa melengkapi penampilannya dengan siger Sunda dari Rinaldy Yunardi dan untaian melati. Walaupun kebayanya modern banget, detail-detail ini tetap mengikatnya ke akar budaya yang kuat. Al Ghazali pun tampil serasi dengan beskap putih rancangan Agus Lim, mempertegas suasana adat Sunda dalam akad mereka.
Momen akad nikah itu berlangsung khidmat, tapi tetap terasa stylish. Yang bikin tambah keren, kebaya ini dirancang tanpa referensi. Alyssa benar-benar menyerahkan segalanya ke tangan Tex.
Tantangan Desain Perdana ala Tex Saverio
Meski hasilnya luar biasa, ternyata proses pembuatannya nggak gampang. Tex Saverio sendiri mengaku gugup karena ini pertama kalinya ia menyentuh ranah kebaya tradisional. Selama ini ia lebih nyaman di dunia gaun pesta avant-garde, jadi saat diminta bikin kebaya akad, ia harus benar-benar belajar dan memahami nilai-nilai adat yang melekat.
Kebaya akad itu nggak bisa sembarangan. Ada banyak aturan, simbol, dan makna yang harus dijaga. Tex harus menyesuaikan diri dengan pakem adat, sambil tetap menjaga ciri khas desainnya yang berani dan unik. Ini tantangan yang cukup berat, apalagi dengan permintaan dari Alyssa untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
Bukan cuma itu, Tex juga harus memastikan desain kebaya bisa "nyambung" dengan outfit Al Ghazali. Kain yang digunakan pun dipilih agar bisa terlihat serasi dan harmonis ketika dipakai bersama. Proyek ini bukan hanya tentang busana, tapi soal menciptakan momen visual yang kuat antara dua mempelai.
Ekspektasi dari publik pun jadi tekanan tersendiri. Ini debut Tex di dunia kebaya, dan publik menaruh harapan tinggi. Ia harus membuktikan bahwa dirinya bisa menginterpretasikan kebaya bukan cuma sebagai simbol tradisi, tapi juga sebagai karya seni yang modern dan elegan.
Dan terbukti, semua tantangan itu berhasil dijawab dengan sempurna. Kebaya ini bukan cuma dikenang karena penampilannya yang memukau, tapi juga karena berhasil mempertemukan dua dunia—fashion kontemporer dan adat Indonesia, dalam satu karya yang harmonis.
Kebaya Alyssa Daguise bukan cuma soal tampilan. Ini adalah simbol dari keberanian untuk mencoba hal baru, penghormatan terhadap budaya, dan kreativitas tanpa batas.
Tex Saverio berhasil membuktikan bahwa meski ini karya kebaya pertamanya, ia bisa menghasilkan sesuatu yang orisinal, indah, dan tetap mengakar pada nilai-nilai tradisi. Momen ini jelas jadi tonggak penting dalam sejarah fashion Indonesia.