Trending

Dikritik Netizen, Ini Klarifikasi Istri Menteri UMKM Tina Astari Soal Pemakaian Fasilitas Negara

Tina Astari, istri Menteri UMKM, disorot netizen soal dugaan penggunaan fasilitas negara untuk perjalanan ke Eropa. Ini klarifikasinya!

Vania Rossa | Ayu Ratna

Tina Astari. (Instagram/@tina.astari)
Tina Astari. (Instagram/@tina.astari)

Dewiku.com - Nama Tina Astari mendadak jadi sorotan publik di pertengahan Juli 2025. Pasalnya, istri dari Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, ini diduga memanfaatkan fasilitas negara untuk perjalanan ke Eropa, meskipun dirinya bukan pejabat struktural.

Dugaan ini mencuat setelah beredarnya surat resmi dari Kementerian UMKM yang mencantumkan namanya dalam agenda perjalanan "Misi Budaya" ke beberapa negara Eropa.

Publik pun ramai memperdebatkan keabsahan permintaan fasilitasi tersebut, mengingat Tina hanya menjabat sebagai Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP), posisi non-struktural.

Meski begitu, Tina Astari akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasi bahwa perjalanannya ke Eropa bukanlah urusan pribadi atau dinas resmi, melainkan mendampingi anaknya yang ikut ajang budaya internasional. Ia juga menegaskan semua biaya perjalanan ditanggung pribadi, bukan dari negara.

Dugaan Tina Astari Gunakan Fasilitas Negara

Isu ini awalnya mencuat dari sebuah surat resmi Kementerian UMKM yang menyebut nama Tina Astari dalam daftar kegiatan “Misi Budaya” ke Eropa, dari 30 Juni sampai 14 Juli 2025.

Padahal, Tina bukan pejabat kementerian dan hanya berstatus sebagai istri menteri. Hal ini langsung memancing kritik dari warganet dan pengamat kebijakan publik soal penggunaan fasilitas negara oleh non-pejabat.

Menjawab tudingan tersebut, Tina angkat bicara lewat Instagram pada 5 Juli 2025. Ia menjelaskan bahwa kepergiannya ke Eropa murni untuk mendampingi putrinya yang masih berusia 12 tahun dan ikut Festival Budaya Euro Folk 2025 mewakili Indonesia. Ia menegaskan tidak menggunakan dana kementerian dan perjalanan tersebut dibiayai sepenuhnya oleh dana pribadi.

Beberapa pihak menilai klarifikasi Tina cukup menenangkan, tapi tetap berharap ada penjelasan tambahan dari pihak kementerian soal transparansi penggunaan dokumen negara.

Sosok Tina Astari 

Mungkin sebagian orang hanya mengenal Tina sebagai istri menteri, tapi sebenarnya sosok ini punya latar belakang yang cukup panjang di dunia hiburan dan bisnis.

Tina Astari—nama lengkapnya Agustina Hastarini—lahir di Jakarta pada 19 Agustus 1979. Ia sempat aktif sebagai artis sinetron dan FTV sejak awal 2000-an, membintangi berbagai judul seperti Zahra, Cinta yang Hilang, hingga film Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi.

Setelah mundur dari dunia hiburan, Tina membangun dua brand di bidang kecantikan dan kesehatan, yaitu Larina dan Freshphoria. Kedua brand ini cukup dikenal di pasar lokal dan menjadi bagian dari langkahnya menekuni dunia wirausaha. Ia juga dikenal aktif dalam kegiatan pemberdayaan UMKM dan promosi budaya.

Dalam organisasi, Tina menjabat sebagai Ketua Bidang Kemitraan di Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan juga sebagai Penasihat Dharma Wanita Persatuan di lingkungan Kemenkop UKM. Di berbagai kesempatan, ia kerap tampil anggun mengenakan busana tradisional, seperti kebaya dan wastra, menunjukkan kecintaannya pada budaya lokal.

Tina juga dikenal aktif mendampingi suaminya dalam kegiatan resmi kementerian maupun sosial. Ia sering hadir di acara promosi produk UMKM dan pelatihan perempuan pelaku usaha kecil. Meski bukan pejabat negara, perannya cukup menonjol dalam ekosistem pemberdayaan ekonomi kreatif.

Ia adalah ibu dari dua anak: Merpati Cattleya dan Garuda Bimasena. Kehidupan keluarganya cukup tertutup dari media, namun momen kebersamaan mereka sesekali terlihat di akun media sosialnya, termasuk dalam unggahan klarifikasi soal perjalanan ke Eropa yang sedang ramai dibicarakan.

Meski kini tengah diterpa isu kurang sedap, Tina Astari tetap punya rekam jejak panjang sebagai figur publik yang konsisten mempromosikan budaya Indonesia dan mendukung kemajuan UMKM lokal. Perjalanan hidupnya dari dunia hiburan ke dunia bisnis dan organisasi cukup mencerminkan transformasi yang matang.

Kasus Tina Astari ini jadi pengingat pentingnya transparansi dan akuntabilitas, terutama ketika publik figur terlibat dalam urusan yang menyangkut negara. Meski sudah memberi klarifikasi soal dana pribadi dan tujuan perjalanan, warganet tetap punya hak untuk bertanya dan mengawasi.

Di luar polemik, sosok Tina juga tetap dikenal sebagai perempuan aktif dan multitalenta yang mendorong perkembangan UMKM dan budaya Indonesia.

Berita Terkait

Berita Terkini