Ragam

Glow Up Dimulai dari Tahap Pertama: First Cleanser Naik Tahta di Dunia Skincare

Dulu sering diabaikan, kini first cleanser seperti cleansing balm dan oil justru jadi bintang utama dalam rutinitas skincare. Simak kenapa produk ini makin digandrungi!

Vania Rossa

Ilustrasi first cleanser (Freepik/wayhomestudio)
Ilustrasi first cleanser (Freepik/wayhomestudio)

Dewiku.com - Dalam dunia perawatan kulit, produk-produk seperti serum mahal atau krim anti-aging dari merek ternama dulu sering dianggap sebagai simbol perawatan kelas atas. Namun, tren ini mulai bergeser. Saat ini, salah satu produk skincare yang justru mendapat perhatian lebih adalah first cleanser atau produk pembersih wajah tahap pertama, seperti cleansing balm atau cleansing oil.

Banyak perempuan kini mulai serius dalam memilih first cleanser, bahkan menganggapnya sebagai bentuk investasi. Tidak sedikit pula yang membagikan rutinitas pembersihan wajah mereka di media sosial, lengkap dengan merek-merek pilihan yang dinilai berkelas atau mencerminkan gaya hidup tertentu. Lalu, apa sebenarnya yang membuat produk ini menjadi begitu istimewa?

Lebih dari Sekadar Membersihkan Wajah

First cleanser berfungsi untuk mengangkat kotoran berbasis minyak, seperti makeup, sunscreen, dan polusi, sebelum wajah dibersihkan kembali dengan sabun cuci muka biasa (second cleanser). Langkah ini dikenal dengan istilah double cleansing dan menjadi populer sejak tren kecantikan ala Korea (K-beauty) menyebar luas.

Sebelumnya, banyak orang menganggap cukup jika membersihkan wajah satu kali saja. Namun, semakin banyak perempuan yang menyadari bahwa membersihkan wajah dengan benar adalah dasar dari kulit yang sehat. Tanpa pembersihan yang optimal, produk skincare lainnya tidak dapat bekerja secara maksimal.

Menariknya, first cleanser kini tidak lagi dipandang hanya dari segi fungsinya. Ia telah menjadi bagian dari gaya hidup dan tampilan personal.

Produk-produk seperti Banila Co Clean It Zero, The Body Shop Cleansing Butter, atau Heimish All Clean Balm sering muncul di konten media sosial, bukan hanya karena kualitasnya, tetapi juga karena kemasannya yang estetik dan citra merek yang melekat.

Pilihan produk ini turut mencerminkan identitas pemakainya. Ada yang memilih merek natural, menunjukkan bahwa ia peduli lingkungan. Ada pula yang memilih produk viral dari Korea, menandakan bahwa ia mengikuti tren global. Oleh karena itu, first cleanser kini tidak hanya membersihkan wajah, tetapi juga mencerminkan gaya dan pilihan hidup seseorang.

Sebuah penelitian dalam Journal of Consumer Research menunjukkan bahwa perempuan cenderung menggunakan produk kecantikan bukan hanya untuk merawat diri, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi identitas. Dalam konteks ini, penggunaan first cleanser dapat dipandang sebagai simbol bahwa seseorang paham pentingnya merawat diri, memiliki rutinitas skincare yang tertata, dan sadar akan kebersihan kulit secara menyeluruh.

Selain itu, ada rasa percaya diri yang muncul ketika seseorang mampu membeli produk yang dinilai lebih premium. Produk seperti cleansing balm, yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah, memberi kesan bahwa pemakainya sudah berada di tahap perawatan yang lebih maju.

Pengaruh Media Sosial: Dari Rekomendasi ke Tekanan

Platform seperti TikTok dan Instagram turut memperkuat tren ini. Melalui video "skincare routine" atau "get ready with me", first cleanser sering ditampilkan sebagai produk penting yang seolah wajib dimiliki. Bahkan, banyak pengguna yang membeli produk tersebut bukan karena butuh, tetapi karena tidak ingin tertinggal tren.

Fenomena ini sering disebut sebagai “skinvestment” atau investasi skincare. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengeluarkan uang lebih demi produk perawatan kulit tertentu karena merasa itu bagian dari self-care sekaligus pengakuan sosial.

Namun, ada sisi lain yang perlu diwaspadai. Jika tidak disikapi dengan bijak, tren ini dapat menimbulkan tekanan sosial dan membuat seseorang merasa kurang percaya diri hanya karena belum memakai produk tertentu. Self-care seharusnya menjadi bentuk cinta diri, bukan ajang pembuktian.

Tren penggunaan first cleanser menunjukkan bahwa perawatan kulit saat ini tidak hanya soal menjaga kebersihan, tetapi juga menyangkut identitas dan citra diri. Di satu sisi, ini bisa menjadi hal positif karena mendorong perempuan lebih peduli pada kesehatannya. Namun di sisi lain, penting untuk tetap menyesuaikan pilihan skincare dengan kebutuhan dan kemampuan diri sendiri.

First cleanser memang bermanfaat dan layak dijadikan bagian dari rutinitas. Tetapi, yang terpenting bukan merek atau harganya, melainkan konsistensi dan niat tulus untuk merawat diri secara sehat dan seimbang.

(Sifra Kezia)

Berita Terkait

Berita Terkini