Ragam

Nonton Titanic dari Perspektif Dewasa: Rose Salah Pilih Buang Cal Demi Jack?

Nonton Titanic dengan sudut pandang dewasa bikin mikir ulang. Apakah Rose benar-benar salah pilih saat meninggalkan Cal demi Jack?

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Adegan dalam film Titanic (dok. IMDb)
Adegan dalam film Titanic (dok. IMDb)

Dewiku.com - Jalan cerita film legendaris Titanic (1997) garapan James Cameron masih jadi bahan obrolan sampai saat ini, terutama keputusan Rose DeWitt Bukater yang dianggap salah pilih pasangan saat menolak Caledon Hockley demi Jack Dawson.

Seolah tak lekang oleh waktu, penonton muda dibuat larut dalam kisah romantis Rose dan Jack yang dinilai penuh pengorbanan. Namun, seiring bertambahnya usia dan kedewasaan mindset, muncul perbedaan sudut pandang dari penonton masa kini.

Generasi muda zaman dulu dan sekarang yang menonton kembali film ini dengan mindset lebih dewasa tampaknya sepakat mempertanyakan keputusan Rose meninggalkan tunangannya, Cal, demi cinta sejatinya, Jack.

Kini, di zaman generasi muda mulai lebih realistis dan nggak mudah termakan romansa picisan, muncul pemikiran baru apakah benar Rose mengambil pilihan yang tepat saat itu? Perdebatan hangat pun sampai terjadi di media sosial, lho.

Titanic dan Kisah Cinta yang Melegenda

Titanic bukan sekadar film romantis, melainkan juga tragedi besar yang diangkat dari kisah nyata tenggelamnya kapal raksasa RMS Titanic pada 1912. Film ini sukses meraih 11 piala Oscar dan mencetak sejarah sebagai salah satu film terlaris sepanjang masa.

Ceritanya berpusat pada Rose, gadis muda dari keluarga bangsawan yang dijodohkan dengan pria kaya raya, Caledon Hockley. Hidupnya penuh tekanan hingga akhirnya ia bertemu dengan Jack, seniman miskin yang memenangkan tiket Titanic dari permainan poker.

Dari situlah kisah cinta Rose dan Jack dimulai. Bagi penonton muda kala itu, kisah cinta Rose dan Jack adalah simbol kebebasan, keberanian melawan aturan, sekaligus cinta yang tulus. Namun, berbeda halnya saat menontonnya lagi dengan pemikiran dewasa di zaman ini.

Mindset Dulu Vs Sekarang: Jack Kontra Cal

Awalnya, kebanyakan penonton merasa kalau Jack adalah pahlawan sejati yang digambarkan sebagai sosok spontan, penuh semangat, dan rela berkorban. Jack berhasil membuat Rose merasa “hidup” kembali setelah terjebak dalam tekanan keluarga dan hubungan toksik dengan Cal.

Saat Rose memilih meninggalkan Cal untuk bersama Jack, banyak penonton menganggap itu keputusan yang benar. Jack dipuja sebagai simbol cinta sejati yang datang tanpa pamrih, sementara Cal digambarkan sebagai pria kaya yang egois dan kasar.

Namun, perspektif ini berubah saat pola pikir yang lebih logis berkembang. Ada yang mulai mempertanyakan keputusan Rose, terutama dari sisi realitas hidup jangka panjang. Meski arogan dan posesif, tapi Cal mampu memberikan keamanan finansial dan status sosial.

Pertanyaan besar pun muncul, apakah Rose benar-benar bijak meninggalkan Cal hanya demi cinta sesaat dengan Jack? Dari kacamata dewasa, Rose seperti “salah pilih” karena lebih mementingkan perasaan sesaat daripada keberlangsungan hidupnya di masa depan.

Cal dan Jack: Dua Dunia yang Berbeda

Dalam Titanic, Caledon Hockley merepresentasikan kemapanan, stabilitas, dan privilege sosial. Meski karakternya digambarkan negatif, nggak bisa dimungkiri kalau Rose akan mendapatkan hidup yang mapan bersama Cal.

Sementara Jack yang membawa Rose ke dunia yang penuh warna, spontan, bebas, dan penuh seni menyimpan bayang-bayang ketidakpastian. Hanya saja, kondisi kecelakaan kapal membuyarkan realita ini yang tertutup sisi rela berkorban Jack demi Rose.

Saat ditonton di usia muda, sisi romantis Jack tentu terasa lebih memikat. Tapi setelah berpikir dewasa, banyak penonton menyadari kalau sebenarnya cinta saja nggak akan cukup untuk membangun masa depan.

Terlepas dari perbedaan sudut pandang itu, memilih pasangan hidup memang nggak selalu mudah. Di dunia nyata, kita nggak hanya bisa berpegang pada cinta, tapi juga logika agar ada keseimbangan antara pikiran dan perasaan.

 

Berita Terkait

Berita Terkini