Trending
Marak Rohana dan Rojali, Salah Nggak Sih ke Mal Cuma Buat Cuci Mata dan Foto-Foto?
Istilah Rohana dan Rojali makin ramai dibahas netizen. Tapi, emang salah ya kalau ke mall cuma buat cuci mata, healing, dan selfie tanpa belanja?
Vania Rossa

Dewiku.com - Fenomena rombongan hanya nanya (rohana) dan rombongan jarang beli (rojali) saat ini tengah ramai menjadi perbincangan publik dan trending di berbagai media sosial. Pasalnya, para rohan dan rojali ramai-ramai datang ke mall hanya untuk menjernihkan mata dan berswafoto saja tanpa membeli barang belanjaan saat tiba di sana.
Bukan tanpa sebab, fenomena rohana dan rojali turut terjadi karena kondisi perekonomian di Indonesia tengah melesu. Kondisi ekonomi inilah yang membuat daya beli konsumen menurun drastis. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonsus Widjaja sempat memberikan pernyataan untuk menanggapi fenomena tersebut.
Dirinya menyatakan jika fenomena rohana dan rojali banyak yang berasal dari konsumen ekonomi menengah ke bawah karena daya beli yang masyarakat saat berbelanja sedangkan konsumen yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas, dirinya menyampaikan jika mereka lebih selektif saat berbelanja.
“Mereka jadi lebih selektif berbelanja, kalau tidak perlu, tidak belanja, ya. Kemudian kalaupun belanja, beli barang produk yang harga satuannya murah. Itu yang terjadi. Jadi, saya kira fenomena ini lebih karena daya beli masyarakat untuk kelas menengah bawah. Kalau yang menengah atas lebih kehati-hatian,” jelasnya.
Daya beli konsumen yang menurun akibat harga barang banyak yang melonjak, sedangkan pendapatan yang mereka miliki bersifat stagnan atau bahkan menurun membuat mereka bisa masuk ke dalam jajaran para rohana dan rojali saat pergi ke mall.

Kehadiran para rohana dan rojali memang membuat isi mall terkesan banyak pengunjungnya, namun kenyataannya, penghasilan para pelaku usaha di mall tetap menurun karena kedua rombongan tersebut datang untuk sekadar bertanya atau melihat-lihat saja dan berakhir dengan tangan kosong saat pulang?
Namun, apakah fenomena rohana dan rojali yang datang ke mall hanya sekadar untuk cuci mata dan selfie itu merupakan perilaku konsumen yang salah?
Sebelum fenomena rohana dan rojali mencuat di tahun 2025, berswafoto di mall pun sudah menjadi gaya hidup para konsumen sejak keberadaan smartphone beredar. Tujuannya? Tentu untuk meramaikan akun media sosial yang dimiliki para pengunjung. Mengunggah foto ke akun media sosial saat berada di mall bukan hal yang aneh lagi.
Selain itu, sejauh ini pun banyak mall yang tidak melarang pengunjungnya untuk melakukan selfie atau swafoto saat mereka berada di mall. Selama tidak merugikan pihak mall, diri sendiri, maupun pengunjung yang lain, mereka diperbolehkan dan bebas untuk mengambil foto selfie.
Kemudian, mengenai para rohana dan rojali yang datang ke mall hanya untuk sekadar cuci mata juga tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Namun, beberapa masyarakat di media sosial justru menganggap fenomena ini biasa saja dan sudah umum terjadi.
Baca Juga
Viral Banget, Siapa Rohana dan Rojali? Jadi Sindiran Halus Soal Kesenjangan Ekonomi Bangsa!
Dance Tabola Bale Jadi Primadona Baru: Velocity Minggir Dulu
Low Budget, High Vibes! Ini 4 Muted Blush Under Rp 100 Ribu yang Wajib Masuk Pouch
Gak Takut Rontok Lagi! 3 Rosemary Oil Ini Siap Bikin Rambutmu Lebih Kuat dan Sehat
Bye Bibir Kering! Ini 3 Lip Care Alpukat yang Ampuh Bikin Bibir Lembut Seharian
Gaya Rambut Mahalini Emang Goals, Ini Rahasia Biar Hasil Catokan Gak Cepet Lepek!
Pasalnya, pergi ke mall merupakan salah satu rekreasi yang bisa dilakukan oleh siapa pun untuk melepas penat atau rasa stres yang sedang dihampirinya. Di samping itu, banyaknya konsumen yang cenderung lebih suka membeli barang melalui e-commerce kesayangannya, turut mengubah pola perilaku konsumen saat memutuskan untuk pergi ke mall.
Area mall yang umumnya tertutup (indoor) dan memiliki suasana yang sejuk dan adem, membuat para pengunjung betah berlama-lama di mall hanya untuk berdiam diri saja atau sekadar melihat-lihat dan bertanya produk yang dijual tanpa harus membelinya.
Hal ini juga kembali didukung oleh Ketua Umum APPBI, Alphonsus Widjaja yang menyatakan jika fenomena rohana dan rojali justru menunjukkan bahwa keberadaan mall bukan sekadar tempat untuk berbelanja saja, tetapi juga sebagai ruang sosial untuk rekreasi, hiburan, dan edukasi.
“Fungsi pusat belanja itu kan bukan cuma sekedar belanja, ada faktor edukasi, ada faktor entertainment-nya. Ya hiburan dan sebagainya. Jadi inilah yang menyebabkan selalu ada fenomena rojali dari waktu ke waktu,” ungkap Alphonsus.
Pernyataan Ketua Umum APPBI tersebut juga menunjukkan jika fenomena rohana dan rojali yang datang ke mall hanya untuk cuci mata dan selfie bukanlah fenomena baru dan sudah terjadi beberapa kali dari masa ke masa.
Walau roda ekonomi tetap tersendat karena jumlah pengunjung dengan pembeli di mall tidak seimbang, namun fenomena rohana dan rojali nyatanya berusaha menunjukkan fungsi mall yang sudah mengalami perkembangan. Bukan hanya sekadar tempat untuk berbelanja saja, tetapi juga sebagai ruang sosial dan tempat rekreasi.
Jadi, banyaknya pengunjung mall yang hanya datang untuk cuci mata atau selfie pun boleh-boleh aja kok. Selain itu, enggak ada pula aturan terikat yang memaksa pengunjung yang mengharuskan mereka untuk membeli barang belanjaan di mall. Nah, kalau kamu pas datang ke mall kira-kira apa hal yang dilakukan? Tetap belanja atau hanya sekadar untuk selfie kayak para rohana dan rojali?
(Annisa Deli Indriyanti)