Trending

Viral Banget, Siapa Rohana dan Rojali? Jadi Sindiran Halus Soal Kesenjangan Ekonomi Bangsa!

Istilah Rohana dan Rojali lagi viral di media sosial. Di balik nama yang terdengar lucu, ternyata ada sindiran halus soal ketimpangan ekonomi di Indonesia!

Vania Rossa

Ilustrasi rohana dan rojali saat pergi ke mall (Unsplash/Korng Sok)
Ilustrasi rohana dan rojali saat pergi ke mall (Unsplash/Korng Sok)

Dewiku.com - Ekonomi Indonesia belakangan ini memang lagi gak ramah-ramah amat. Harga kebutuhan pokok naik terus, tapi gaji segitu-segitu aja. Belum lagi yang kena PHK atau terpaksa ngencengin ikat pinggang karena perusahaan lagi efisiensi. Akhirnya, masyarakat pun mulai menyiasati hidup—termasuk dalam hal hiburan.

Tapi menariknya, dari kondisi ekonomi yang seret ini, muncul fenomena sosial yang... lucu tapi nyentil: Rohana dan Rojali. Kedengeran kayak nama pasangan ya? Tapi tenang, ini bukan sinetron baru. Ini sindiran halus tapi tajam soal realitas gaya hidup masa kini.

Rohana dan Rojali, Bukan Pasangan Biasa

Meski kedengeran kayak nama orang, Rohana dan Rojali sebenarnya adalah akronim yang lagi viral di media sosial. Belum masuk KBBI, tapi udah rame banget dibahas netizen.

Rohana = Rombongan Hanya Nanya
Rojali = Rombongan Jarang Beli

Yup, dua istilah ini merujuk ke sekelompok orang yang hobi jalan-jalan ke mall, tapi pulangnya tangan kosong. Cuma lihat-lihat, nanya-nanya harga, mungkin sempet foto-foto sedikit... terus balik. No transaksi, no shopping.

Dan ini bukan soal malas belanja, tapi lebih ke: realita isi dompet.

Kenapa Fenomena Ini Bisa Viral?

Karena relate. Banyak banget masyarakat sekarang yang pengin healing, tapi harus tetap realistis. Mall jadi tempat “rekreasi rohani” murah meriah. AC dingin, suasana nyaman, bisa window shopping sambil ngadem pikiran. Mau beli? Nanti dulu deh, gaji belum masuk.

Kondisi ini jadi makin nyata karena daya beli masyarakat turun drastis. Harga barang makin mahal, tapi penghasilan nggak naik. Bahkan sebagian malah kehilangan pekerjaan. Uang pun jadi harus bener-bener dipikirin mateng sebelum keluar dari dompet.

Roda Ekonomi Makin Berat Berputar

Yang jadi PR besar, fenomena Rohana dan Rojali ini ternyata berdampak juga ke para pelaku usaha. Mall makin ramai, tapi omzet tenant malah sepi.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonsus Widjaja, bilang bahwa ini terjadi di semua lapisan kelas ekonomi.

Kelas menengah ke atas jadi lebih hati-hati. Mereka nahan belanja, mikir panjang: mending shopping atau investasi?

Kelas menengah ke bawah? Lebih terasa lagi. Kalau gak butuh banget, gak beli. Atau pilih produk yang paling murah.
Intinya, orang makin pintar belanja. Tapi dari sisi pelaku usaha, ini jelas bikin deg-degan karena roda ekonomi gak muter kayak dulu.

Sindiran Manis tapi Nyata

Fenomena Rohana dan Rojali ini mungkin keliatan lucu, tapi jadi cermin kondisi ekonomi kita sekarang. Gak semua orang bisa belanja seenaknya. Banyak yang harus milih antara beli barang atau bayar listrik. Antara self-reward atau isi bensin motor.

Dan justru lewat istilah kayak gini, masyarakat berhasil menyuarakan keresahannya secara kreatif. Jadi, kalau kamu ngeliat kerumunan orang di mall cuma foto-foto dan nanya harga, jangan langsung nge-judge. Bisa jadi mereka lagi berusaha tetap waras di tengah tekanan ekonomi.

Jadi, kamu masih suka belanja di mall atau sekarang udah sah bergabung jadi bagian dari Rohana dan Rojali? Apa pun pilihanmu, yang jelas fenomena ini kasih kita tamparan halus: ekonomi itu bukan cuma soal angka di grafik, tapi soal isi dompet dan isi kepala masyarakatnya.

(Annisa Deli Indriyanti)

Berita Terkait

Berita Terkini