Tangga Karier Qudsiah Firdausi, Yakin Bahwa Semua Perempuan Bisa Jadi Pemimpin
"Semua perempuan adalah seorang pemimpin," tegas Qudsiah Firdausi, Media Communication Manager di KB Bank, dengan penuh keyakinan.
"Semua perempuan adalah seorang pemimpin," tegas Qudsiah Firdausi, Media Communication Manager di KB Bank, dengan penuh keyakinan.
Prinsip ini tidak hanya ia yakini, tetapi juga tercermin dalam perjalanan kariernya yang penuh inspirasi. Dengan keberanian dan kerja keras, Qudsiah berhasil menapaki berbagai tantangan hingga mencapai posisinya saat ini.
Beberapa waktu lalu, dalam sebuah acara kolaborasi antara Suara.com dan KB Bank, Qudsiah, yang akrab disapa Uci, meluangkan waktunya untuk berbincang dengan tim Dewiku. Dalam suasana santai dan penuh kehangatan, Uci berbagi cerita tentang perjalanan kariernya, yang berawal dari dunia jurnalistik pada tahun 2012.
Baca Juga: Jeritan Bisu Korban Kekerasan: Perempuan Berhak Aman dari Rasa Takut
Saat pertama kali menjadi reporter di sebuah TV swasta, Uci mengakui bahwa tantangan terbesarnya adalah melawan rasa malu. Baginya, menjadi seorang jurnalis mengharuskannya berani berinteraksi langsung dengan narasumber dan mampu menempatkan diri sejajar dengan mereka. Pengalaman ini tak hanya membentuk kemampuannya sebagai jurnalis, tetapi juga melatih keterampilan komunikasi yang kini menjadi fondasi perannya di dunia korporasi.
Menurutnya, pengalaman menjadi jurnalis membawa perubahan besar dalam kehidupan kariernya dan membantunya mencapai posisi yang ia pegang sekarang.
“Tantangan itu saya hadapi, dari situ saya bisa membentuk jiwa kepemimpinan saya. Jadi ketika saya switch carrier, saya nggak kagok karena sudah terbiasa bekerja sama dengan tim dan me-manage tim. Pengalaman menjadi jurnalis sangat membawa perubahan besar dalam karier saya sekarang," ungkapnya saat diwawancarai Dewiku pada Selasa (3/12).
Baca Juga: Kerap Dibandingkan, Benarkah Perempuan Independen Jadi Ancaman Bagi Pria Mapan?
Sebelum terjun ke dunia perbankan dan menjabat sebagai Media Communication Manager, Uci sempat mengukir perjalanan karier sebagai tenaga ahli di bidang komunikasi publik di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Setelah 11 tahun menjadi jurnalis, aku sempat 2 tahun menjadi tenaga ahli di bidang komunikasi publik di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Lingkungannya jauh berbeda,” ujarnya.
Berpindah karier tiga kali, dirinya merasa bahwa setiap perubahan selalu membawa tantangan tersendiri, terutama dari segi lingkungan kerja.
"Setiap tipe pekerjaan, orangnya berbeda-beda, jadi cara berinteraksi dengan mereka tentu berbeda pula. Tantangannya adalah bagaimana kita beradaptasi dan bagaimana kita meng-approach mereka," jelas Uci.
Uci juga berbagi cara pendekatan dirinya menjadi seorang pemimpin dalam sebuah tim. Baginya, tidak hanya pendekatan secara profesional yang penting, tetapi pendekatan emosional juga diperlukan.
“Mengikat mereka secara emosional dengan banyak cara, seperti makan bareng, dengerin isi hati mereka, dan kasih gift atau surprise saat mereka ulang tahun. Secara langsung, tanpa dipaksa, mereka akan merasa dihargai dan lebih loyal,” ujarnya.
Lulusan di bidang akuntansi itu juga membuktikan bahwa jalur pendidikan formal tak selalu harus sejalan dengan pilihan karier yang dijalani. Meski latar belakang akademisnya berfokus pada angka dan laporan keuangan, Uci berhasil menunjukkan kemampuannya di dunia jurnalistik, komunikasi publik, hingga perbankan.
Tak hanya itu, Uci juga membuktikan bahwa kepemimpinan bukan tentang gender, melainkan tentang kemampuan untuk membawa tim menuju pencapaian bersama.
Dengan percaya diri, Uci menyampaikan bahwa semua perempuan adalah pemimpin. Menurutnya, dalam lingkup terkecil, seorang perempuan berperan sebagai pemimpin di rumah tangga, mengatur segala hal mulai dari keuangan keluarga hingga pendidikan anak-anak.
“Bagi saya, semua perempuan adalah pemimpin. Dalam lingkup terkecil, perempuan di rumah tangga memimpin segala hal, seperti menjadi menteri keuangan bagi keluarga dan mengatur pendidikan untuk anak-anak," katanya.
Perempuan yang yang kerap membagikan momen kebersamaannya dengan sang anak di media sosial ini mengungkapkan, mengelola waktu dengan bijak adalah kunci utama untuk menyeimbangkan peran sebagai ibu dan wanita karier.
“Sebagai ibu yang berkarier, memang ada pengorbanan yang harus dilakukan, yaitu waktu. Yang terpenting adalah memanfaatkan waktu bersama keluarga dengan sebaik mungkin, agar tetap berkualitas,” pungkasnya.
Baca Juga: Di Balik Bayang-Bayang AIDS, Perempuan Rentan Menjadi Korban dan Membutuhkan Perhatian Lebih
(Humaira Ratu Nugraha)
BERITA TERKAIT
Bareng 100 Momfluncers, Komunitas Ibu2Canggih Rayakan Hari Ibu dengan Meriah
Rabu, 15 Januari 2025 | 16:54 WIBApa Itu YONO yang Diprediksi Gantikan Gaya Hidup YOLO di Tahun 2025?
Senin, 13 Januari 2025 | 13:15 WIBProyek Ambisius Pemerintah 'Gunduli' 20 Juta Hektar Hutan dan Ancaman Kehidupan Berkelanjutan
Sabtu, 04 Januari 2025 | 11:30 WIBKomunitas Gembira Seharian: Saat Muda Mudi Sebar Kebahagiaan
Kamis, 02 Januari 2025 | 13:45 WIBTingkatkan Brand Awareness, 5 Tips Memaksimalkan Konten Live Stream untuk Pelaku UMKM
Jumat, 17 November 2023 | 16:30 WIBMilad Ke-5 Tahun Komunitas Ukhtina, Jalin Ukhuwah dan Berbagi, Indahnya!
Senin, 13 November 2023 | 09:30 WIBBERITA TERKINI