Fashion-beauty
Makna di Balik Motif Batik yang Dikenakan BCL saat Akad Nikah
Secara detail, Didiet merancangkan kebaya kutubaru untuk BCL dengan gaya klasik.
Risna Halidi

Dewiku.com - Motif batik yang dikenakan Bunga Citra Lestrai atau BCL saat melangsungkan akad nikah ternyata memiliki makna yang dalam. Dalam momen sakral itu, BCL diketahui memakai kebaya kutubaru yang dipadukan dengan kain batik cokelat.
Sementara sang suami Tiko Aryawardhana dan putra BCL, Noah Sinclair, memakai beskap dan kain batik serupa. Ternyata, pakaian tersebut dipesan secara khusus kepada desainer kondang Didiet Maulana.
Baca Juga
Intens 5 Bulan, Ribuan Pengusaha UMKM Perempuan Dapat Pelatihan Paket Lengkap
Jaga Stabilitas Finansial, Tabungan di Bank Masih Jadi Pilihan Utama
Cara Mengatasi Insomnia, Perhatikan 9 Kunci Tidur Nyenyak Ini
5 Drama Korea Romantis Terbaik, Populer di Seluruh Dunia
6 Cara Merawat Sepatu Kulit, Ternyata Sangat Mudah dan Tanpa Drama
6 Cara Menghilangkan Jerawat yang Aman untuk Kulit Sensitif, Jangan Dipencet!
"Inspirasi budaya Jawa menjadi konsep perancangan busana pernikahan Bunga dan Tiko," ugkap Didiet pada postingannya di Instagram, dikutip Dewiku,Rabu (6/12/2023).
Secara detail, Didiet merancangkan kebaya kutubaru untuk BCL dengan gaya klasik. Dia mengaku terinspirasi dari dokumentasi klasik kebaya pada foto-foto tahun 1950 hingga 1980-an.
Kebaya itu juga dilengkapi dengan kain brokat Perancis berbentuk bunga yang disematkan pada beberapa bagian. Bentuk bunga tersebut juga sebagai representatif dari nama BCL serta lambang bunga yang mekar di hari pernikahannya.
Kain batik yang digunakan sebagai bawahan kebaya itu juga sama bermaknanya. Pada corak batik itu tersemat doa dan harapan bagi kehidupan pengantin.
"Tampilan Unge (panggilan akrab BCL) dilengkapi dengan kehadiran angkin berwarna merah tua dengan batik motif Sidomukti, yang menyimbolkan kemakmuran, kebahagiaan dan kesejahteraan," ungkap Didiet.

Tampilan BCL makin sempurna dengan memakai hiasan rambut berupa sisir mirip mahkota yang diletakan bagian tengah, dengan Centhung (perlambang gerbang).
Aksesoris itu untuk menandakan seorang perempuan akan memasuki gerbang tahapan baru kehidupan. Juga dipakaikan melati dan veil lembut yang menjuntai panjang saat BCL berjalan menuju tempat pelaminan.
Untuk beskap yang dipakai Tiko, Didiet mengaku kalau dirinya terinspirasi dari beskap Sikepan dengan dalaman kerah tinggi, sehingga menonjolkan nuansa aristokrat.
Tampilannya dilengkapi dengan blangkon dan melati yang khusus didatangkan dari Jawa yang baru tiba di lokasi pernikahan BCL di Bali tepat saat hari pernikahan pukul tiga pagi.
(Lilis Varwati)