Inemuri, Budaya Tidur saat Bekerja di Jepang

Biasanya karena kelelahan akibat terlalu berdedikasi terhadap pekerjaan.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Selasa, 18 September 2018 icon 15:06 WIB
Inemuri, Budaya Tidur saat Bekerja di Jepang

Ilustrasi kucing tidur di kantor. (Pixabay/Birgl)

Masyarakat Indonesia mungkin tidak akan ragu menyebut seseorang yang tidur saat bekerja sebagai pemalas. Namun, respon berbeda bakal didapatkan kalau hal itu dilakukan di Jepang. Sudah pernah dengar tentang budaya inemuri?

Tidur di tempat kerja sering dilihat sebagai tanda ketekunan oleh masyarakat Jepang. Ada anggapan bajwa mereka bekerja sampai kelelahan karena saking berdedikasinya pada pekerjaan.

Jadi apakah budaya inemuri membikin orang jepang punya waktu tidur yang cukup dalam sehari, ya? Jangan salah mengira karena yang terjadi justru sebaliknya.

Baca Juga: Susah Tidur Cepat? Coba Metode Berikut

Jepang malah termasuk adalah deretan negara paling kurang tidur di dunia. Masyarakat Jepang rata-rata hanya tidur 6 jam 35 menit setiap hari.

Jadi kalian tidak perlu heran jika melihat banyak orang Jepang tertidur selama perjalanan, tidur saat bekerja, atau tidur sembarangan di taman, di kedai kopi, di toko buku, di pusat perbelanjaan, juga tempat umum lainnya. Itulah yang namanya budaya inemuri.

Budaya inemuri di Jepang. (Instagram/@pop.japan)
Budaya inemuri di Jepang. (Instagram/@pop.japan)

''Saya pertama kali menemukan sikap yang menarik terkait kebiasaan tidur ini, saat pertama kali tinggal di Jepang pada akhir 1980-an. Pada saat itu Jepang berada di kondisi puncak, yang dikenal sebagai Bubble Economy, sebuah fase ledakan spekulatif yang luar biasa,'' ungkap Dr. Brigitte Steger dari Universitas Cambridge dalam sebuah artikel di BBC. 

Baca Juga: Hal yang Mungkin Dirasakan Ketika Bangun Tidur

Selama fase tersebut, masyarakat Jepang menjadi bangsa pekerja keras tanpa ingat waktu tidur. Kebiasaan tidur saat bekerja pun sangat terkenal. ''Kehidupan sehari-hari mereka juga sibuk. Orang-orang mengisi jadwal mereka dengan janji kerja dan rekreasi, dan hampir tidak punya waktu untuk tidur.''

Mungkin terdengar aneh bagi masyarakat Indonesia. Namun, toleransi untuk tertidur selama rapat, kelas, dan pertemuan sosial di Jepang memang tinggi.

Meski begitu, tetap ada aturan khusus untuk budaya inemuri ini. Dr. Brigitte Steger mengatakan hal itu tergantung posisi dan kedudukan masing-masing orang.

Ilustrasi tidur. (Pexels/Kha Ruxury)
Ilustrasi tidur. (Pexels/Kha Ruxury)

''Jika Anda baru di perusahaan dan harus menunjukkan seberapa aktif Anda terlibat, Anda tidak bisa tidur saat bekerja. Usia juga cukup mempengaruhi. Anda bisa tidur saat bekerja misalnya saat memiliki usia 40 atau 50 tahun. Semakin tinggi tangga sosial, Anda juga semakin dibolehkan tidur,'' terang dia.

Budaya inemuri juga menuntut orang bersangkutan untuk tetap 'hadir' saat tidur. Mereka harus bisa kembali ke situasi sosial saat diperlukan secara aktif.

''Tidur saat bekerja mudah ditemui. Jika ingin mengikuti, Anda harus duduk seolah mendengarkan dengan saksama, cukup tundukkan kepala, dan tidur,'' ujar dia kemudian.

 

 

Baca Juga: Tidur Pakai AC Nggak Bagus untuk Kulit, Ini Kata Dermatologi

Artikel ini sudah dipublikasikan di Suara.com dengan judul Mengenal Inemuri, Budaya Tidur saat Bekerja di Jepang

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI