Takut Dideportasi, Rahaf: Aku Tidak Ingin Kehilangan Nyawaku

Jika pulang ke rumah, dia bilang bakal mati.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Senin, 07 Januari 2019 icon 18:30 WIB
Takut Dideportasi, Rahaf: Aku Tidak Ingin Kehilangan Nyawaku

Ilustrasi perempuan ketakutan. (Unsplash/Velizar Ivanov)

Seorang remaja perempuan asal Arab Saudi menolak dideportasi dari Thailand. Dia mengaku nyawanya bakal terancam jika mesti kembali kepada keluarganya.

Dilansir dari Daily Mail, perempuan 18 tahun ini bernama Rahaf Mohammed al-Qunun. Rahaf diketahui kabur dari keluarganya saat mereka sedang liburan di Kuwait.Rahaf menyebut keluarganya telah melakukan kekerasan fisik dan psikologis kepadanya.

Rahaf bahkan bilang jika keluarganya mengancam akan membunuh dia setelah dirinya memutuskan berganti agama.

Baca Juga: The East Light Jadi Korban Kekerasan, Ketahui Dampaknya

Tak tahan dengan semua itu, Rahaf memilih kabur ke Australia dan bermaksud untuk meminta perlindungan di sana. Sayangnya, dia malah tertahan di Bangkok, Thailand, dan terancam dideportasi.

Paspor Rahaf tiba-tiba ditahan pihak berwenang saat dia sampai di Thailand. Rupanya, ayah Rahaf yang merupakan petinggi negara di Arab Saudi telah menelepon bandara Bangkok dan mengklaim bahwa anaknya menderita gangguan jiwa lalu kabur tanpa pengawasan keluarga.

Namun, saat dimintai bukti mengenai gangguan jiwa yang diderita Rahaf, pihak keluarga tak dapat menunjukkan apapun.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu, 4 Fakta tentang Kekerasan dalam Pacaran

Meski begitu, pihak imigrasi Thailand tetap menahan Rahaf. Remaja itu rencananya dideportasi ke Arab Saudi pada Senin (7/1/2019) ini.

Rahaf, Perempuan yang Tertahan di Bangkok dan Terancam Dideportasi (twitter.com/rahaf84427714)
Rahaf, Perempuan yang Tertahan di Bangkok dan Terancam Dideportasi (twitter.com/rahaf84427714)

 

Rahaf sendiri mengaku sangat ketakutan, bahkan merasa dia akan dibunuh jika pulang ke rumah.

''Keluargaku melakukan ini, aku tahu mereka. Mereka terus memberitahuku bahwa mereka akan membunuhku jika aku melakukan sesuatu yang menurut mereka salah,'' ujar Rahaf.

''Aku pernah memotong rambutku dan keluargaku mengurungku di kamar selama enam bulan lamanya,'' kata Rahaf lagi untuk menjelaskan salah satu perlakuan buruk yang pernah dia terima dari keluarganya.

Merasa terjebak, Rahaf sempat meminta bantuan lewat media sosial.

''Aku ingin pergi ke negara lain dan hidup aman. Aku memiliki visa untuk pergi ke Australia, jadi aku ingin pergi ke sana. Aku harus berjuang karena aku tidak ingin kehilangan nyawaku.''

Rahaf, Perempuan yang Tertahan di Bangkok dan Terancam Dideportasi (twitter.com/rahaf84427714)
Rahaf, Perempuan yang Tertahan di Bangkok dan Terancam Dideportasi (twitter.com/rahaf84427714)

Human Rights Watch dikabarkan sudah mengontak pemerintah Thailand agar memberikan perlindungan terhadap Rahaf. Hal itu sesuai dengan hukum internasional yang menyatakan bahwa seseorang yang meminta perlindungan kepada UNHCR dari kekerasan keluarga tidak seharusnya dihalangi.

''Ada sejarah panjang tentang apa yang mereka sebut 'kekerasan demi kehormatan keluarga'. Dia berada dalam bahaya besar. Kami sudah meminta PBB untuk beraksi,'' ungkap perwakilan Human Rights Watch.

Namun, perjuangan Rahaf benar-benar tidak mudah. Pihak kedutaan besar Arab Saudi bahkan telah menyatakan, ''Jika kau lari, kami akan menemukanmu dan menculikmu.''

Sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi di tahun 2017. Saat itu, seorang perempuan Arab Saudi berusia 24 tahun kabur dari pernikahan paksa tapi berakhir dideportasi. Kabar perempuan ini lantas tak lagi terdengar oleh publik hingga kini.

 

Sumber: Guideku.com/Amertiya Saraswati

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI