Siap Kawal Debat Pilpres, Inilah Pesona Ira Koesno sang Moderator

Tiap kali debat Pilpres mewarnai layar kaca, maka Nama Ira Koesno hampir selalu muncul sebagai moderator. Sebenarnya siapakah Ira Koesno dan bagaimana sepak terjangnya dalam dunia pertelivisian?

Dirangkum DewiKu dari berbagai sumber, sosok Ira Koesno ternyata memulai kariernya sebagai wartawan. Salah satu sepak terjangnya yang paling diingat sampai sekarang adalah istilah 'cabut gigi' yang muncul ketika Ira Koesno mewawancarai Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja, sesaat sebelum lengsernya Presiden Soeharto pada 1998.

Istilah 'cabut gigi' sendiri merujuk pada pernyataan Sarwono ketika dia menanggapi kondisi pemerintahan saat menghadapi gelombang demonstrasi mahasiswa tahun 1998.

Menurut Sarwaono, untuk mengobati pemerintahan yang 'sakit gigi', maka gigi yang sakit perlu dicabut. Pernyataan ini jelas merujuk pada Presiden Soeharto.

Setelah istilah itu menyebar luas, Ira Koesno mendapat sanksi. Meski begitu, kariernya malah terus melesat sebagai pembawa acara.

Tahun 2004, Ira Koesno pertama kali menjadi moderator dalam debat Pilpres, di mana kala itu menjadi saat yang bersejarah bagi Indonesia. Tahun 2004 adalah pertama kalinya Indonesia menggelar pemilihan presiden secara langsung.

Setelah itu, Ira Koesno tampak sibuk membangun jasa konsultan di bidang media dan kehumasan yang diberi nama Irakoesno Communications.

Nama Ira Koesno kembali naik ke permukaan ketika tahun 2017 dirinya mengawal debat Pilkada DKI Jakarta. Nggak salah pilih, pengalamannya sebagai jurnalis senior dan mengawal debat presiden tahun 2004 silam pun membuat dia menjadi panutan untuk moderator debat serupa.

Kini, menjelang Pilpres 2019, Ira Koesno kembali terpilih mengawal debat Pilpres yang diprediksi akan berjalan panas tersebut. Bersama dengan Imam Priyono, Ira Koesno harus pandai memancing paslon agar bisa memberi jawaban yang berbobot.

Debat putaran pertama calon presiden kali ini akan dilangsungkan pada (17/01/2018) malam dan membahas tentang hukum, HAM, korupsi, serta terorisme.