4 Mitos tentang Metabolisme yang Harus Berhenti Kamu Percayai

Meningkatkan metabolisme tidak sekadar banyak olahraga.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Rabu, 20 Februari 2019 icon 19:44 WIB
4 Mitos tentang Metabolisme yang Harus Berhenti Kamu Percayai

Olahraga sederhana dengan cara naik turun tangga. (Shutterstock)

Bagi orang awam, kata metabolisme mungkin familiar di telinga tapi masih ragu akan artinya. Metabolisme sendiri mengacu pada tingkat di mana tubuh membakar kalori dan mengubah apa yang kita konsumsi menjadi energi yang digunakan untuk mempertahankan fungsi tubuh.

Sebenarnya, ada beberapa mitos seputar metabolisme yang perlu diperjelas. Dilansir dari Byrdie, berikut 5 mitos tentang metabolisme yang harus berhenti kamu percaya.

1. Makan lebih sedikit lebih baik

Baca Juga: Ini 5 Mitos Paling Populer tentang Kulit Berminyak

Meski logis, hal ini tidak sepenuhnya benar. Jika kamu tiba-tiba mengurangi asupan kalori, metabolisme malah akan melambat dan membakar lebih sedikit kalori daripada sebelumnya.

Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk mengisi bahan bakar tubuh dengan baik sepanjang hari untuk menjaga pembakaran kalori secara efisien dan efektif.

Makan buah semangka. (Unsplash/Caju Gomes)
Makan buah semangka. (Unsplash/Caju Gomes)

2. Cardio adalah latihan terbaik untuk metabolisme

Baca Juga: Cuma Mitos, Kerja Sambil Berdiri Bukan Solusi Obesitas

Saat berolahraga, sekadar 'membakar kalori' sering disalahartikan sebagai 'meningkatkan metabolisme'. Salah satu contoh klasik dari hal ini adalah melakukan kardio dapat membakar kalori, tetapi itu bukan cara terbaik untuk meningkatkan metabolisme.

Meningkatkan metabolisme justru membutuhkan pembentukan otot yang dapat membakar kalori bahkan ketika kamu sedang tidak berolahraga. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan latihan resistensi seperti angkat besi, gym, HIIT, squat maupun plank.

3. Meningkatkan volume latihan bisa membakar lebih banyak kalori

Lebih banyak olahraga dianggap akan membakar lebih banyak kalori yang terbakar. Padahal jika kita mendorong tubuh terlalu jauh, tubuh akan memasuki keadaan peradangan, stres dan hormon tidak stabil yang pada akhirnya akan mengacaukan metabolisme.

''Metabolisme Anda tidak akan dapat bekerja secara efisien kecuali Anda memberi waktu pada tubuh Anda untuk beristirahat,'' kata ahli gizi Keri Glassman, pendiri Nutritiouslife.com.

Dia menyarankan untuk menyeimbangkan latihan intensitas tinggi dengan latihan restoratif yang berjalan lebih lambat seperti yoga.

Ilustrasi olahraga yoga. (Unsplash/kike vega)
Ilustrasi olahraga yoga. (Unsplash/kike vega)

4. Diet rendah lemak membantu menurunkan berat badan

Kalau kamu percaya sepenuhnya pada makanan berlabel 'rendah lemak' maka pikir ulang, sebab makanan itu bisa diam-diam menyabotase diet. Banyak yang tidak tahu kalau sebagian besar produsen mengkompensasi kekurangan lemak dengan menambahkan lebih banyak gula atau zat tambahan lain ke dalam produk bebas lemak mereka. Itu artinya, malah akan mengarah pada kenaikan berat badan.

Baca Juga: Dituding Tak Perawan, Kisah Pengantin Baru Ini Bikin Nyesek

Selain itu, beberapa lemak sehat baik kok tubuh. Contohnya seperti omega-3 yang dapat membantu melindungi otak dari penurunan kognitif dan tanda-tanda umum penuaan.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI