Sering Keterusan Asyik Scrolling Media Sosial? Ternyata Ini Penyebabnya

Apa yang terjadi di dalam otak hingga kamu jadi tak bisa berhenti scrolling media sosial?

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Sabtu, 26 Juni 2021 icon 06:34 WIB
Sering Keterusan Asyik Scrolling Media Sosial? Ternyata Ini Penyebabnya

Ilustrasi stalking media sosial Instagram mantan. (Unsplash/Georgia Delotz)

Berselancar di media sosial, mulai dari Instagram, TikTok, Twitter dan aplikasi lain, memang sering kali bikin keterusan. Padahal, kebanyakan scrolling media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental Anda. 

Melansir dari Bustle,  Bloomberg melaporkan pada Maret 2020 bahwa baik Twitter dan Facebook mengalami lonjakan penggunaan besar sejak pandemi dimulai, Facebook sendiri melaporkan kenaikan 70 persen pada platform WhatsApp dan Instagram. Hampir setengah dari pengguna merupakan orang berusia 24 hingga 39 tahun yang menanggapi survei pada April 2020. 

Pada tingkat dasar, media sosial mengaktifkan beberapa area otak sekaligus. Dokter Clifford Segil, D.O., seorang ahli saraf di Pusat Kesehatan Providence Saint John mengatakan bahwa media sosial cenderung menerangi area pemrosesan visual otak ketika Anda menafsirkan apa yang Anda lihat dan jalur pendengaran untuk memilah suara atau musik. 

Baca Juga: Gokil! Nenek 92 Tahun Ini Raup Ratusan Juta usai Sukses Jadi Influencer

"Ini mengaktifkan daerah otak yang serupa dengan yang digunakan ketika memfokuskan perhatian Anda pada aktivitas kognitif seperti membaca atau bermain video game," ungkap Segil.

"Itulah sebabnya Anda dapat berakhir scrolling selama berjam-jam," katanya kemudian.

Ilustrasi bermain media sosial (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi bermain media sosial (Pexels/Andrea Piacquadio)

Berada di media sosial dalam waktu lama juga bisa memengaruhi cara otak Anda mengatur emosi. 

Baca Juga: Lepas Implan Payudara, Selebgram Ini Nekat Pamer Bokong demi Bisa Tenar

"Banyak orang (mengalami) kesedihan, kecemasan, kesedihan, frustrasi, dan kebosanan selama karantina atau upaya jarak sosial mereka," tutur Dr Sanam Hafeez Psy.D., seorang neuropsikolog kepada Bustle

Di sisi lain, media sosial juga bisa membantu otak melewati berbagai kesedihan dan kecemasan. Ketika terlibat dengan unggahan yang membuat Anda merasa baik, terutama jika Anda terlibat dengan seseorang yang Anda kenal secara langsung, otak mungkin bereaksi dengan memberi dorongan ke arah positif.
 
"Kegembiraan bertepatan dengan pelepasan dopamin dan serotonin dalam tubuh," ujar Hafeez. Neurotransmitter ini memiliki kaitan dengan peningkatan suasana hati.

Baca Juga: Nenek 55 Tahun Tampil Tanpa Busana di Medsos, Tegaskan Seksi Tak Kenal Usia

Meski begitu, kelamaan scrolling di media sosial juga bisa berdampak buruk. Segil mengatakan, media sosial cenderung memicu sistem limbik yang berhubungan dengan respons emosional baik atau buruk. Media sosial mungkin memberikan lebih banyak pukulan emosional saat Anda tak melihat orang-orang dalam dunia nyata.  (*Fita Nofiana)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI