lifestyle

Viral Masak Rendang Pakai Paracetamol biar Daging Cepat Empuk, Ketahui Bahayanya

Penggunaan paracetamol disebut bisa membuat daging rendang lebih empuk.

Sajian rendang (Unsplash/prananta haroun)

Banyak orang dengan senang hati berbagi resep masakan andalannya di media sosial. Belum lama ini, viral tips memasak rendang pakai paracetamol agar dagingnya lebih empuk.

Pada video unggahan akun TikTok anggiiewijayanti, tampak seseorang tengah memasak rendang. Dia kemudian dengan santai memasukkan sebutir obat ke dalamnya. Cara itu diyakini bisa membuat daging menjadi lebih empuk.

"Nggak nyangka yang kemarin FYP sampai 1,2 juta penonton. Ngakak bacain komennya. Kali ini masaknya pake b*dr*x (merek obat)," ungkap dang kreator konten dalam keterangan unggahannya..

Sebelumnya, si pengunggah video membikin video memasak dengan memasukkan beberapa sendok dan garpu agar dagingnya cepat empuk.

Setelahnya, ada warganet yang menyebut penggunaan obat dari merek terkenal untuk melunakkan daging. Itulah yang menjadi awal mula video viral memasak rendang pakai paracetamol.

Hingga Jumat (24/11/2023), konten terkait telah ditonton sebanyak lebih dari 7 juta kali dan 77 ribu likes. Ribuan komentar pun memenuhi konten tersebut.

Seorang warganet berkomentar, "Pengunaan paracetamol dalam jangka waktu yang lama dan dengan dosis yang berlebih bisa membuat kerusakan hati dan ginjal."

"B*dr*x mengandung paracetamol. Paracetamol yang dipanaskan akan berubah jadi racun. Harusnya jangan. Lagian dagingnya jadi hambar," komentar warganet lain.

"Obat udah dirancang/diformula sedemikian rupa, malah dipakai buat masak," ungkap warganet lainnya.

Ada pula warganet yang curhat, "Pernah dapat makanan berkat dikasih orang, ayam ingkung dimasak pakai b*dr*x. Besoknya sekeluarga muntah, diare, sampai ke UGD."

Mengutip Alodokter, paracetamol merupakan obat untuk meredakan demam dan nyeri ringan hingga sedang, misalnya sakit kepala. Jika obat jenis ini dimasak dalam suhu tinggi, zat-zat di dalamnya dapat terurai dan berubah menjadi racun. Hal tersebut memunculkan risiko kerusakan hati dan ginjal.