Survei: Perhiasan dan Tabungan Emas jadi Produk Investasi Favorit

Banyak orang di Indonesia yang sudah mulai investasi sejak usia 20-an.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Minggu, 27 Oktober 2024 icon 09:00 WIB
Survei: Perhiasan dan Tabungan Emas jadi Produk Investasi Favorit

Ilustrasi perhiasan kalung emas (Pixabay/5661400)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa kondisi pasar dan ekonomi global maupun domestik pada tahun 2023 banyak mengalami gejolak dan kejutan, namun tetap memberikan perkembangan positif di sektor pasar modal. Hal ini terlihat dari minat masyarakat untuk melakukan investasi yang masih tinggi.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana, meningkat sebesar 1,85 juta investor menjadi 12,16 juta investor pada tahun lalu.

Jakpat melakukan survei terhadap 2.088 responden di seluruh Indonesia tentang tren investasi, baik bagi mereka yang sudah memiliki maupun yang berencana untuk berinvestasi. Hasilnya, diketahui bahwa 3 dari 4 orang pernah punya investasi.

Baca Juga: Populasi Kelas Menengah Menyusut, Pahami Panduan Keuangan Praktis untuk Masa Depan Lebih Baik

Lebih detail, 83% dari pemilik ini mengelola produk investasi mereka secara rutin. Perhiasan merupakan produk yang paling banyak dikelola dengan persentase 30%, disusul logam mulia/tabungan emas (21%), dan properti (17%). Sementara, 16% responden rutin mengelola reksa dana dan 13% saham.

"Setiap tahun selalu ada pertumbuhan positif jumlah investor di produk pasar modal, baik saham maupun reksa dana. Pertumbuhan paling besar terjadi pada segmen investor muda. Walaupun investor muda ini masih mendominasi, namun penguasaan asetnya tidak sebesar investor dari segmen usia yang lebih matang," ujar Head of Research Jakpat, Aska Primardi, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com, belum lama ini.

Rutin Mengelola Investasi

Baca Juga: 5 Tips Siapkan Tabungan Pernikahan, Jangan Ragu Libatkan Pasangan

Terkait awal mula, 43% responden mengaku mulai berinvestasi di usia 20-an, sedangkan lainnya mengawalinya di usia 30-34 tahun dengan persentase 20%. Lalu, 44% orang sudah berinvestasi selama lebih dari 2 tahun, sementara 1 dari 5 orang mulai rutin berinvestasi selama kurang dari 6 bulan.

Berbicara soal sumber dana investasi, hampir 60% responden menyatakan berasal dari gaji. Sumber lainnya adalah tabungan (53%) dan bonus (46%). Lebih dari 50% orang menginvestasikan 10-30% dari pendapatan mereka tiap bulan.

"Minat yang tinggi untuk berinvestasi tampaknya juga diikuti dengan literasi yang cukup tentang investasi. Hal ini terlihat dari besarnya alokasi dana investasi dari total pendapatan bulanan yang tidak terlalu besar, namun yang penting hal ini rutin dilakukan setiap bulan," papar Aska.

"Selain itu tampaknya mereka juga dapat memisahkan mana uang panas dan mana uang dingin yang bisa dipakai untuk investasi," imbuhnya.

Lebih dari 40% responden mendapatkan informasi terkait produk-produk investasi dari rekomendasi orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau kerabat. Sebagian lainnya mengandalkan media sosial, seperti akun Youtube para profesional atau reviewer (27%) dan website resmi penyedia produk investasi (26%).

Platform Investasi Digital

Selain tabungan emas, platform penyedia investasi yang juga banyak digunakan adalah reksa dana (16%) dan mata uang kripto/cryptocurrency (13%). Saham dan obligasi/sukuk ritel/Surat Berharga Nasional (SBN) juga diminati.

Baca Juga: Harga Lebih Affordable, Mobil Bekas Ternyata Sangat Diminati

Bibit merupakan platform yang paling banyak digunakan untuk investasi digital, yaitu untuk reksa dana (62%), saham (46%), dan obligasi (62%). Di sisi lain, layanan keuangan digital DANA juga umum digunakan sebagai platform investasi yakni pada tabungan emas (30%) dan reksa dana (23%).

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI