Ragam

Tanpa Izin, Lagu Nadin Dijadikan Judul Film: Karya Musisi Dianggap Cuma Tempelan?

Nadin Amizah buka suara soal judul film Bertaut Rindu yang dinilai menjiplak lirik lagunya tanpa izin. Ini jadi pengingat pentingnya menghargai karya kreatif, bukan asal comot demi konten.

Vania Rossa

Potret Nadin Hamizah (Instagram/@cakecaine)
Potret Nadin Hamizah (Instagram/@cakecaine)

Dewiku.com - Penyanyi muda berbakat Nadin Amizah kembali menjadi sorotan publik setelah menyampaikan kekecewaannya terhadap rumah produksi SinemArt Pictures melalui unggahan di Instagram Story. Pasalnya, film remaja bertajuk Bertaut Rindu yang rilis pada 31 Juli 2025 tersebut diduga menggunakan elemen dari karya Nadin tanpa izin resmi.

Melalui unggahannya pada Selasa (29/7), Nadin membagikan tangkapan layar percakapannya dengan pihak produksi yang sempat meminta izin untuk menggunakan kutipan dari lagunya yang berjudul Bertaut, yakni “Seperti Detak Jantung yang Bertaut”. Nadin dengan tegas menolak permintaan tersebut.

Namun, beberapa bulan setelah penolakan itu, Nadin menemukan bahwa kata “Bertaut” tetap digunakan sebagai bagian dari judul film. Hal ini membuat Nadin menyayangkan keputusan tersebut, apalagi ia merasa tidak pernah memberikan persetujuan apa pun.

Masalah tidak berhenti di situ. Film Bertaut Rindu juga menggunakan tagline “Semua Impian Berhak Dirayakan”, yang dinilai mirip dengan lirik lagu Nadin lainnya berjudul Semua Aku Dirayakan, lagu yang sempat viral di kalangan Gen Z pada tahun 2023.

Tagline “Semua Impian Berhak Dirayakan” dalam poster film Bertaut Rindu (Instagram/@bertautrindu_movie)
Tagline “Semua Impian Berhak Dirayakan” dalam poster film Bertaut Rindu (Instagram/@bertautrindu_movie)

Nadin menyatakan bahwa meskipun dirinya tidak memiliki hak eksklusif atas kata “bertaut” atau frasa “semua dirayakan”, tetap ada etika yang dilanggar.

“Bahkan tanpa pedoman legal pun, respek itu tetap pantas diberikan satu sama lain,” tulisnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa lagu Bertaut memiliki makna personal mengenai hubungan dengan sang ibu, bukan percintaan seperti yang diangkat dalam film.

“Aku pakai kata ‘bun’ di liriknya, itu maksudnya bunda aku, bukan ‘bun’ pacaran,” jelasnya dalam story @cakecaine.

Pihak SinemArt Pictures hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi. Namun, kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana karya musisi atau kreator kerap dianggap sebatas pelengkap estetika—tanpa izin, tanpa respek. Padahal, setiap karya lahir dari proses panjang dan emosional, yang semestinya dihargai dengan layak.

Kasus Nadin Amizah dengan film Bertaut Rindu memperlihatkan bagaimana karya musisi bisa dengan mudah “dipinjam” tanpa izin, seolah-olah hak kreatif mereka bisa dinegosiasikan atau diabaikan begitu saja.

(Annisa Deli Indriyanti)

Berita Terkait

Berita Terkini