Ragam
Rojali dan Rohana Punya Saingan, Julukan Baru Pengunjung Mal Makin Nyeleneh!
Mulai dari Rojali Rohana sampai Romusa. Pengunjung mal punya julukan nama beragam yang unik-unik, ya.
Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Dewiku.com - Fenomena Rojali Rohana yang hadir sebagai pengunjung mal ternyata nggak eksis sendiri, lho. Awalnya, julukan unik Rojali atau Rombongan Jarang Beli dan Rohana alias Rombongan Hanya Tanya sempat jadi sorotan.
Terutama di tengah daya beli masyarakat yang masih lesu, keberadaan Rojali dan Rohana semakin ramai terlihat. Mal jadi ramai pengunjung, tapi nggak semuanya melakukan transaksi pembelian di outlet.
Menariknya, ternyata masih ada sederet julukan pengunjung mal yang unik lainnya dan menambah eksistensi ‘rekan seperjuangan’ Rojali Rohana. Berikut beberapa di antaranya.
1. Rohalus
Terkesan seram, istilah Rohalus tenyata kepanjangan dari Rombongan Hanya Elus-Elus. Julukan ini ditujukan buat pengunjung mal yang cuma suka pegang-pegang barang.
Perilaku ini dilakukan untuk mengecek kualitas barang yang sebenarnya memang diincar. Tapi, nantinya mereka bakal beli di toko online yang memberi penawaran harga miring.
2. Rohali
Rombongan Hanya Liat-Liat atau disingkat Rohali juga nggak berbeda jauh dari Rohalus. Hanya saja, Rohali datang ke mal memang cuma cuci mata tanpa ada niatan beli barang.
Rohali ini hampir mirip dengan Rocata atau Rombongan Cuci Mata yang datang ke mal cuma buat melihat barang-barang yang diperjualbelikan. Bisa dibilang masih satu ‘server’ dengan window shopping tapi versi offline.
3. Rocega
Baca Juga
Makeup Auto Nempel Seharian! Ini 5 Primer Terbaik yang Wajib Kamu Coba
4 Speaker Bluetooth JETE Rasa Sound Horeg Versi Mini di Bawah 1 Juta, Cocok Buat Kamar Minimalis
Erika Carlina Melahirkan, Mental Health Diuji Sebagai Single Mom
Lahiran Ditemani DJ Bravy, Erika Carlina Buktiin Support System Nggak Harus Keluarga
Performative Male: Saat Cowok Kalem Jadi Standar Maskulinitas Baru
Tampil Ceria ala Sabrina Chairunnisa: Gaya Colorful yang Bikin Mood Naik!
Rocega atau Rombongan Cek Harga punya definisi yang serupa. Biasanya mereka sudah paham tujuan barang yang mau dibeli dan kualitasnya tapi mau membandingkan harga di toko offline dan online lebih dulu sebelum membeli.
4. Rimansa
Ada juga Rimansa atau Rombongan Manis Hanya Senyum Aja. Julukan ini kemungkinan diarahkan pada pengunjung yang jalan-jalan ke mal dengan penampilan rapi dan senyum manis, tapi cuma lihat-lihat, foto-foto, atau sekadar menikmati suasana.
Mereka jarang belanja, jarang makan, bahkan nggak banyak interaksi. Cukup senyum manis aja ke teman atau kamera pamer OOTD di spot Instagramable mal buat di-posting ke medsos.
5. Rosali
Rombongan Suka Selfie atau Rosali juga makin banyak ditemukan di mal. Mereka cuma keliling, foto, bikin video, lalu upload jadi konten medsos. Buat mereka yang penting update dulu biar followers tahu aktivitasnya.
6. Rocadoh
Makin unik, ada lagi Rocadoh alias Rombongan Cari Jodoh yang sengaja datang ke mal dengan harapan bisa ketemu gebetan baru atau sekadar cuci mata cari pasangan. Mal cuma jadi tempat nongkrong dan spot favoritnya nggak jauh dari food court dan kafe.
Fenomena ini sebenarnya relate banget, apalagi di mal besar yang sering jadi tempat nongkrong anak muda. Jadi, Rocadoh bisa dibilang tipe pengunjung mal yang "berburu cinta", bukan berburu diskon.
7. Romusa
Rombongan Muka Susah merupakan julukan buat pengunjung mal yang jalan-jalan tapi dianggap punya wajah “susah”. Biasanya mereka cuma bisa ngiler lihat barang-barang branded, tapi begitu lihat label harga langsung kaget.
Kenapa Julukan-julukan Ini Populer?
Fenomena julukan pengunjung mal nggak cuma makin unik tapi juga jadi populer menemani eksistensi Rojali Rohana. Bukan tanpa alasan, istilah itu muncul karena memang relate dan semua orang pernah merasakannya sendiri.
Namun, di sisi lain, julukan ini memang menarik hingga mudah diingat dan makin cepat menyebar. Tanpa disadari, ‘lelucon’ yang dibuat justru jadi cerminan gaya hidup urban yang mudah dikenali.
Aktivitas di mal dianggap representasi kehidupan masyarakat modern, dari sekadar nongkrong hingga lifestyle konsumtif. Tapi di balik semua itu, ada penurunan daya beli yang juga pertanda geliat ekonomi belum membaik.