Ragam

Viral Cewek dengan Piala dan Piagam Bejibun: Apa Bedanya Pamer dan Motivasi?

Dalam unggahan viral, terlihat sang mahasiswi pamer sertifikat hingga piala penghargaan yang berhasil ia raih berkat prestasi akademik maupun kegiatan lainnya. Sah-sah saja nggak sih kalau seseorang pamer pencapaian di media sosial? Yuk, kita bahas!

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Ilustrasi perempuan berprestasi (Freepik/stockking)
Ilustrasi perempuan berprestasi (Freepik/stockking)

Dewiku.com - Baru-baru ini, sebuah video mahasiswi semester akhir mendadak viral di media sosial dan berhasil menarik perhatian warganet. Video yang dibagikan menampilkan dirinya mengikuti sebuah tren, namun dengan cara yang cukup sulit ditiru. Bukan sekadar ikut-ikutan tren biasa, mahasiswi ini justru pamer deretan prestasi.

Dalam unggahan tersebut, terlihat sang mahasiswi pamer sertifikat hingga piala penghargaan yang berhasil ia raih berkat prestasi akademik maupun kegiatan lainnya. Pemandangan ini langsung disambut ramai komentar positif dari netizen. Banyak yang merasa ikut bangga, bahkan tak sedikit yang meninggalkan ucapan selamat di kolom komentar.

Tentu saja, pencapaian seperti ini tidak datang begitu saja. Di balik sederet sertifikat dan piala yang ia tunjukkan, ada kerja keras, ketekunan, dan konsistensi panjang yang membuatnya akhirnya bisa menuai penghargaan. Inilah yang membuat videonya terasa semakin menginspirasi banyak orang.

Namun di sisi lain, muncul juga pertanyaan menarik: sebenarnya, sah-sah saja nggak sih kalau seseorang pamer pencapaian di media sosial? Ada yang menganggapnya sebagai bentuk apresiasi diri, ada juga yang melihatnya berpotensi jadi ajang pamer. Nah, menurut kamu sendiri bagaimana?

Memamerkan Prestasi di Media Sosial: Boleh atau Tidak, Sih?

Memamerkan prestasi di media sosial sebenarnya sah-sah saja, tapi tetap perlu dilihat dari niat dan caranya. Kalau tujuannya tulus, misalnya ingin memberi inspirasi, motivasi, atau sekadar personal branding untuk karier, tentu hal ini bisa jadi sesuatu yang positif. Namun, kalau niatnya hanya untuk menyombongkan diri, justru bisa berbalik jadi hal yang kurang baik. 

Selain itu, memamerkan pencapaian juga punya risiko tersendiri. Misalnya, bisa memicu rasa iri orang lain, memancing komentar negatif, hingga membuka celah untuk disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Jadi, tetap penting untuk menimbang manfaat dan risikonya sebelum posting prestasi di medsos.

Kapan Boleh?

  • Untuk Memberi Motivasi

Kalau tujuannya untuk memotivasi orang lain, menunjukkan bahwa kerja keras bisa membuahkan hasil, itu tentu jadi hal yang baik.

  • Untuk Personal Branding

Prestasi juga bisa jadi portofolio digital yang memperkuat citra diri, apalagi kalau kamu sedang membangun karier.

  • Sebagai Bukti Kemampuan

Dalam situasi tertentu, seperti dunia politik atau pekerjaan yang butuh kepercayaan publik, pamer prestasi justru bisa memperlihatkan kompetensi.

Kapan Sebaiknya Tidak?

  • Saat Niatnya Riya’ atau Sombong

Kalau niatnya cuma ingin dipuji, merasa lebih hebat, atau sekadar mencari validasi, lebih baik dihindari.

  • Memamerkan Kekayaan

Mengunggah hal-hal yang terlalu menonjolkan materi bisa menimbulkan bahaya, mulai dari penipuan, pencurian identitas, hingga pandangan negatif dari orang lain.

  • Memicu Iri dan Dengki

Nggak semua orang di medsos bisa menerima dengan lapang dada. Ada yang mungkin merasa iri, bahkan menyalahgunakan informasi.

  • Mengabaikan Batasan

Terlalu banyak membandingkan diri atau mengumbar informasi pribadi bisa menimbulkan masalah baru yang sebetulnya tidak perlu.

Tips Berbagi Prestasi dengan Bijak

  • Fokus pada Niat Baik

Pastikan niatnya benar-benar untuk kebaikan, bukan demi kesombongan.

  • Tetap Rendah Hati

Meski sudah banyak pencapaian, jangan sampai merasa lebih unggul dari orang lain.

  • Hindari Pamer Kekayaan

Lebih baik soroti proses perjuangan atau dampak positif daripada sekadar materi.

  • Jadilah Inspirasi

Ceritakan perjalananmu dengan tulus agar orang lain bisa ikut termotivasi.

Jadi, memamerkan prestasi di media sosial pada dasarnya boleh-boleh saja, asal dilakukan dengan bijak. Selama tujuannya baik, rendah hati, dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain, berbagi pencapaian justru bisa jadi inspirasi. Kuncinya ada di niat dan cara menyampaikannya.

Berita Terkait

Berita Terkini