Ragam

Dikira Curhat, Eh Ternyata Pamer Terselubung! Ini Cara Biar Nggak Ketipu Humble Brag

Merasa temanmu suka curhat tapi ujung-ujungnya malah pamer? Bisa jadi itu humble brag alias pamer terselubung! Kenali ciri-cirinya dan simak cara menyikapinya biar nggak baper.

Vania Rossa | Ayu Ratna

Ilustrasi curhat berkedok humble brag. (Unsplash/Trung Thanh)
Ilustrasi curhat berkedok humble brag. (Unsplash/Trung Thanh)

Dewiku.com - Pernah nggak sih kamu dengar teman ngomong, “Duh, capek banget abis keliling Eropa sebulan penuh,” atau “Bingung deh, tiap kali upload foto, selalu jadi trending”? Sekilas terdengar biasa aja, bahkan seperti keluhan. Tapi kalau kamu perhatikan lebih dalam, itu contoh klasik dari humble brag atau humble bragging alias pamer yang dibungkus dengan kerendahan hati.

Fenomena ini makin sering kita temui, terutama di media sosial atau obrolan santai sehari-hari. Tujuannya jelas: ingin terlihat hebat tapi tetap tampak rendah hati.

Nah, biar kamu nggak salah paham atau jadi korban silent irritation gara-gara teman yang suka humble bragging, yuk kenali lebih dalam tentang apa itu humble bragging dan gimana cara ngadepinnya dengan cara elegan.

Apa Sih Humble Bragging?

Humble bragging itu sederhananya pamer yang disamarkan. Jadi, orang seolah-olah sedang mengeluh atau merendah, padahal di balik itu, mereka lagi ingin memamerkan sesuatu—entah itu prestasi, kekayaan, atau kelebihan diri.

Contohnya banyak banget: “Aduh, berat badan turun terus, celana jadi longgar semua.” Di satu sisi, kalimat itu terdengar kasual. Tapi kalau kita cermati, isinya itu pamer yang dikemas rapi.

Humble bragging sering muncul karena orang ingin diakui tapi nggak mau dibilang sombong. Jadi, daripada bilang “Aku keren,” mereka pilih bilang “Aku capek banget karena ditunjuk jadi pembicara di tiga negara,” yang intinya tetap pengakuan.

Masalahnya, humble bragging bisa bikin orang di sekitar jadi risih. Karena yang mendengar tahu bahwa itu bukan keluhan tulus, tapi justru ajang pamer. Kadang malah terasa lebih menyebalkan dibanding orang yang terang-terangan pamer.

Dan karena sering dibalut dengan gaya ‘merendah’, humble bragging lebih tricky buat dihadapi. Kalau salah nanggepin, bisa bikin suasana jadi awkward. Tapi tenang, ada cara-cara elegan buat menyikapinya.

7 Cara Hadapi Orang yang Suka Humble Bragging yang Cerdas

1. Tetap Tenang, Jangan Ikut Terpancing

Kalau kamu merasa mulai kesal atau jengah, coba tarik napas dulu. Jangan langsung bereaksi negatif. Orang humble bragging biasanya lagi cari perhatian—kalau kamu terpancing, justru itu yang mereka mau.

2. Alihkan Topik dengan Santai

Nggak nyaman sama topiknya? Alihkan aja ke hal yang lebih netral. Misalnya dari “Aku baru landing dari Jepang semalam” kamu bisa bilang, “Wah, ngomong-ngomong, kamu udah nonton film baru itu belum?” Simpel, tapi efektif.

3. Jangan Kasih Validasi Berlebihan

Kalau kamu terus-terusan kasih pujian atau antusias, mereka akan makin semangat humble bragging. Jadi, respon seperlunya aja. Kadang cukup dengan anggukan kecil atau “Oh gitu ya” udah cukup.

4. Pancing dengan Pertanyaan Detail

Cara halus untuk bikin mereka mikir ulang adalah dengan tanya lebih lanjut. Misalnya, “Wah, kamu bilang capek abis keliling Eropa. Ke mana aja tuh?” Kalau mereka mulai bingung jawabnya, bisa jadi sadar kalau tadi pamer terselubung.

5. Gunakan Candaan Ringan

Kalau kamu cukup dekat, kamu bisa balas dengan becandaan. Misalnya, “Ih kamu curhat atau pamer sih?” Tapi pastikan konteks dan situasinya pas ya, jangan sampai malah menyinggung.

6. Batasi Interaksi Kalau Sudah Terlalu Mengganggu

Kalau orang ini humble bragging terus-menerus dan mulai bikin kamu stres, sah-sah aja buat menjaga jarak. Nggak semua orang harus kamu hadapi terus-menerus, apalagi kalau itu ganggu kesehatan mental kamu.

7. Fokus ke Diri Sendiri

Daripada capek mikirin omongan orang, mending fokus ke progres dan kenyamanan kamu sendiri. Nggak usah banding-bandingin pencapaian, apalagi yang disampaikan lewat pamer terselubung.

Humble bragging itu memang trik halus untuk terlihat hebat tanpa harus terang-terangan sombong. Tapi bukan berarti kamu harus ikut-ikutan atau membiarkannya bikin kamu nggak nyaman.

Dengan sikap yang tenang dan strategi yang tepat, kamu bisa menghadapi si “merendah untuk meroket” ini tanpa drama dan tetap menjaga hubungan baik. Yang penting, tetap jadi diri sendiri dan nggak perlu pamer buat merasa cukup.

Berita Terkait

Berita Terkini