Ragam

Viral Bedong Bayi Jadi Sumber Drama Menantu dan Mertua: Ketika Parenting Modern Lawan Tradisi

Perbedaan pola asuh bayi antara menantu dan mertua kerap muncul. Bedong ketat yang viral jadi contoh benturan parenting modern dan tradisi.

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Ilustrasi parenting (Freepik)
Ilustrasi parenting (Freepik)

Dewiku.com - Beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan dengan perdebatan soal pola asuh bayi antara menantu dan mertua. Isu ini mencuat setelah sebuah unggahan viral memperlihatkan seorang ibu membuka lilitan bedong ketat pada bayinya hingga meninggalkan bekas di kulit. Dalam keterangan unggahan disebutkan bahwa bedong bayi tersebut dipasang oleh sang mertua.

Fenomena ini langsung menuai pro kontra. Pasalnya, si ibu bayi mengaku mengikuti saran dokter yang menyebutkan bahwa membedong bayi secara ketat tidak lagi dianggap wajib. Bahkan, mitos bahwa bedong bisa membuat kaki bayi tumbuh lurus juga sudah dibantah oleh banyak ahli kesehatan anak.

Perbedaan pola asuh antara menantu dan mertua memang bukan hal baru. Biasanya hal ini muncul karena perbedaan pengalaman, nilai, hingga preferensi. Menantu cenderung mengikuti ilmu parenting modern yang berbasis penelitian terbaru, sementara mertua kerap mengandalkan pengalaman masa lalu serta tradisi keluarga.

Nah, menariknya, perbedaan gaya mengasuh anak ini bukan hanya soal bedong, tapi bisa melebar ke berbagai aspek lain dalam merawat bayi. Setelah ini, kita bahas lebih lanjut kenapa konflik kecil seperti ini sering muncul dan bagaimana cara menyikapinya.

Perbedaan Pola Asuh antara Menantu dan Mertua

Kalau tinggal satu rumah dengan mertua setelah punya bayi, wajar banget kalau muncul perbedaan cara mengasuh. Biasanya perbedaan ini muncul karena latar belakang, pengalaman, dan pola pikir yang berbeda. Nah, berikut beberapa poin umum yang sering terjadi:

1. Cara Memberi Makan

Menantu: Lebih fokus mengikuti panduan dokter, memastikan makanan sesuai tahapan usia, dan mengenalkan makanan padat secara bertahap.

Mertua: Cenderung mengikuti kebiasaan lama saat membesarkan anak dulu, misalnya memberi makanan tertentu meskipun belum tentu sesuai dengan rekomendasi medis sekarang.

2. Menenangkan Bayi Rewel

Menantu: Biasanya memilih cara modern, seperti memberikan pelukan, berbicara lembut, atau pakai mainan khusus.

Mertua: Lebih mengandalkan cara tradisional, misalnya mengayun, menepuk punggung, atau bahkan memberi makanan supaya bayi diam, meski kadang kurang tepat dengan kebutuhan bayi saat itu.

3. Soal Disiplin

Menantu: Lebih suka pendekatan positif, seperti menjelaskan perilaku baik, memberi pujian, atau konsekuensi ringan sesuai usia.

Mertua: Ada yang masih menerapkan cara lama, misalnya membentak atau hukuman fisik, padahal pola asuh modern tidak menyarankan hal ini.

4. Penggunaan Gadget

Menantu: Cenderung membatasi gadget karena khawatir berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Mertua: Kadang lebih santai, bahkan memberi gadget supaya bayi anteng, tanpa terlalu memikirkan dampaknya.

5. Sumber Ilmu Pengasuhan

Menantu: Banyak mencari informasi dari buku, artikel, atau konsultasi dengan ahli.

Mertua: Lebih percaya pada pengalaman pribadi atau cerita dari orang terdekat.

Tips Menghadapi Perbedaan Pola Asuh

Biar nggak jadi konflik besar, ada beberapa cara yang bisa dicoba:

  • Komunikasi Terbuka: Bicarakan perbedaan dengan sopan, sambil mendengarkan pendapat mertua.
  • Cari Jalan Tengah: Temukan solusi yang bisa diterima bersama, misalnya kompromi kecil.
  • Fokus pada Tujuan Sama: Ingat, tujuan utama adalah kebaikan bayi.
  • Hargai Pengalaman Mertua: Meski caranya berbeda, pengalaman mereka tetap berharga.
  • Libatkan Pasangan: Supaya lebih adil, ajak pasangan ikut membantu menengahi.
  • Cari Dukungan: Kalau bingung, bisa minta masukan dari teman, komunitas, atau ahli parenting.

Perbedaan pola asuh antara menantu dan mertua itu wajar banget, kok. Dengan komunikasi yang baik, saling menghargai, dan sedikit kompromi, suasana rumah bisa tetap harmonis. Yang terpenting, semua pihak punya tujuan sama: membesarkan bayi dengan penuh kasih sayang dan lingkungan yang sehat.

Berita Terkait

Berita Terkini