Ragam

Konten Viral Nyetrika Rame-Rame: Hiburan atau Aksi Absurd?

Tren nyeleneh di medsos: nyetrika rame-rame bareng tetangga komplek. Seru dan kreatif, tapi netizen terbelah antara kagum atau menilai ini buang-buang listrik dan waktu.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Ilustrasi menyetrika baju (Pexels/cottonbro studio)
Ilustrasi menyetrika baju (Pexels/cottonbro studio)

Dewiku.com - Beberapa waktu lalu muncul video viral media sosial tentang tren unik nan nyeleneh, yaitu nyetrika rame-rame bareng tetangga komplek. Kegiatan sederhana yang biasanya jadi rutinitas membosankan di rumah, tiba-tiba berubah jadi ajang kebersamaan asyik.

Ada yang menganggap ide ini sebagai bentuk kreativitas warga untuk mempererat hubungan sosial. Namun, nggak sedikit juga yang menilai hal tersebut justru bisa jadi pemicu pemborosan listrik dan waktu.

Entah sebenarnya kegiatan ini lebih tepat disebut inspirasi atau justru awal pemborosan, tapi yang jelas ide dan kreativitasnya layak diapresiasi. Terlebih aktivitas menyetrika baju sering kali terasa membosankan buat dilakukan sendirian.

Fenomena Nyetrika Rame-rame, Serius atau Cuma Candaan?

Dalam video yang viral di berbagai platform, terlihat sekelompok ibu-ibu komplek membawa setrikaan masing-masing, lalu berkumpul di satu rumah. Mereka saling bercanda, ngobrol, bahkan bikin kudapan ringan sambil menyetrika baju.

Sekilas, suasana terlihat seru dan penuh tawa. Namun di balik itu, netizen terbelah. Ada yang kagum dengan kekompakan warga, ada pula yang menganggap kegiatan ini hanya buang-buang energi karena setrikaan yang digunakan jumlahnya banyak sekaligus.

Manfaat yang Bisa Diambil: Ajang Silaturahmi Model Baru

Meski menuai pro-kontra, nyetrika rame-rame ternyata juga punya sisi positif yang bisa dijadikan inspirasi. Berikut beberapa di antaranya.

1. Mengurangi Rasa Jenuh

Nyetrika biasanya dianggap pekerjaan rumah paling membosankan. Dengan adanya aktivitas bersama semacam ini, rutinitas urusan domestik rumah ini tangga bisa berubah jadi lebih menyenangkan.

2. Membangun Kebersamaan

Berkumpul dengan tetangga sambil melakukan aktivitas produktif bisa mempererat tali silaturahmi. Apalagi kalau diselingi obrolan ringan, kegiatan jadi terasa lebih cepat selesai, termasuk nyetrika baju.

3. Menghadirkan Kreativitas Baru

Siapa sangka pekerjaan rumah bisa dikreasikan jadi acara komunitas yang bikin heboh media sosial? Dari sini terlihat kalau kreativitas bisa muncul dari hal-hal sederhana.

Risiko dan Sisi Negatif: Antara Pemborosan dan Efisiensi

Namun, tentu saja kegiatan semacam ini juga punya sisi minus yang perlu diperhatikan. Ada risiko dan sisi negatif yang muncul seolah membenturkan kepentingan efisiensi dan pemborosan.

1. Konsumsi Listrik yang Lebih Tinggi

Menyalakan banyak setrikaan sekaligus di satu rumah jelas bisa bikin tagihan listrik melonjak. Selain itu, risiko korsleting juga mungkin terjadi kalau instalasi listrik nggak memadai.

2. Efisiensi Waktu Dipertanyakan

Alih-alih cepat selesai, kegiatan nyetrika bareng ini justru bisa memakan waktu lebih lama karena terlalu banyak interaksi sosial dibanding fokus menyelesaikan pekerjaan. Setrikaan selesai sih, tapi ngobrolnya malah jadi lama.

3. Potensi Jadi Tren Konsumtif

Kalau diteruskan tanpa pertimbangan, bisa jadi tren ini malah membuat orang mengutamakan gaya dibanding fungsi. Alih-alih hemat waktu, justru bikin boros energi dan biaya.

Inspirasi atau Awal Pemborosan?

Fenomena nyetrika rame-rame bareng tetangga komplek membuktikan kalau masyarakat Indonesia punya kreativitas tanpa batas, bahkan dari aktivitas sepele seperti menyetrika baju. Meski menghibur, kegiatan ini juga menimbulkan pertanyaan soal efisiensi energi dan waktu.

Menentukan apakah kegiatan nyetrika rame-rame ini inspirasi atau pemborosan sebenarnya tergantung sudut pandang. Kalau dilihat dari sisi sosial, ini bisa jadi contoh seru bagaimana pekerjaan rumah bisa dikemas jadi acara kebersamaan.

Tapi dari sisi efisiensi dan energi, kegiatan ini berpotensi jadi awal pemborosan kalau nggak diatur dengan baik. Jadi, sebenarnya sah-sah saja dilakukan sesekali buat ganti suasana. Namun, apakah ini sekadar ide lucu untuk konten media sosial, atau benar-benar bisa jadi kebiasaan baru?

Semua kembali pada bagaimana masyarakat menilai dan mempraktikkannya. Yang jelas, tren ini mengingatkan kita kalau dalam hidup bermasyarakat, arti kebersamaan bisa hadir dari hal paling sederhana.

 

Berita Terkait

Berita Terkini