Trending

Gowes Bukan Sekadar Gaya: Perempuan Bersatu Lawan Kekerasan Digital Biar #SamaSamaAman

Ratusan pesepeda bergerak dari Monas ke Kuningan dalam kampanye global melawan kekerasan digital. Dari solidaritas lintas negara hingga gerakan #SamaSamaAman, ini bukan sekadar gowes akhir pekan.

Vania Rossa

Cycling Tour Kampanye
Cycling Tour Kampanye "16 Days of Activism: Unite to End Digital Violence against All Women and Girls" di Jakarta pada Sabtu (6/12/2025). (Dok. EUICF)

Di bawah langit Jakarta yang mulai hangat oleh matahari pagi, ratusan pesepeda bergerak serempak dari kawasan Monas menuju One Satrio, Kuningan. Bukan sekadar gowes santai akhir pekan, tetapi sebuah pernyataan sikap menentang kekerasan digital.

Dewiku.com - Pada Sabtu (6/12/2025), Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa bersatu dalam Cycling Tour kampanye 16 Days of Global Activism Against Gender-Based Digital Violence, menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak—termasuk di ruang digital—harus dihentikan bersama.

Rute sepanjang 10 kilometer itu menjadi simbol perjalanan panjang melawan kekerasan berbasis gender, terutama di dunia daring yang kerap dianggap “tak kasat mata”, namun dampaknya sangat nyata.

Lebih dari 300 peserta hadir, mengibarkan bendera bertuliskan “Unite to End Digital Violence against All Women and Girls”, menyuarakan solidaritas lintas negara dan lintas komunitas.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, membuka sambutannya dengan ajakan mengheningkan cipta bagi para korban bencana di Sumatra dan Jawa Barat.

Momentum ini menggarisbawahi kenyataan pahit: dalam situasi krisis, perempuan dan anak selalu berada pada posisi paling rentan, bukan hanya terhadap kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan digital.

“Dalam situasi bencana, risiko eksploitasi, perundungan, dan pelecehan di ruang daring justru meningkat,” tegas Lisa.

Karena itu, pemerintah mendorong Gerakan Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak yang melibatkan banyak pihak—dari kementerian, pemerintah daerah, hingga mitra internasional seperti Uni Eropa—untuk memastikan pencegahan dan perlindungan berjalan terpadu, baik di ruang sosial maupun digital.

Dari sisi mitra internasional, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menegaskan bahwa kekerasan digital berbasis gender adalah masalah global yang hanya bisa dihadapi dengan solidaritas.

Setiap kayuhan sepeda, katanya, adalah komitmen untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan beradab, tempat suara perempuan benar-benar didengar.

Booth WNN diserbu peserta Cycling Tour Kampanye. (Dewiku.com/Clarencia)
Booth WNN diserbu peserta Cycling Tour Kampanye. (Dewiku.com/Clarencia)

Menjadi bagian dari kampanye, Dewiku bersama dengan Women News Network (WNN) juga hadir di acara ini.

Di booth yang sudah siap sejak pukul 06.00 pagi, WNN memanjakan para peserta yang hadir dengan beragam merchandise menarik sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka.

Photo booth. (Dewiku.com/Clarencia)
Photo booth. (Dewiku.com/Clarencia)

Tak hanya itu, tersedia pula photo booth interaktif yang mengajak peserta mengabadikan momen sekaligus menyuarakan pesan kampanye #SamaSamaAman—sebuah ruang ekspresi ringan namun bermakna, di mana isu perlindungan perempuan di ruang digital disampaikan dengan cara yang dekat dan relevan.

Acara ini menjadi puncak kampanye kolaborasi #SamaSamaAman yang dilakukan para anggota WNN, dengan dukungan International Media Support (IMS), European Union, dan Kedutaan Norwegia.

Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa melawan kekerasan digital adalah kerja bersama—dan setiap langkah kecil, termasuk mengayuh sepeda, punya arti besar.

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini