Ragam
Bukan Cacingan, Balita Sukabumi Meninggal karena Sepsis: Alarm Bahaya Malnutrisi dan Stunting
Kasus balita di Sukabumi yang meninggal akibat sepsis membuka mata tentang bahaya malnutrisi dan stunting. Bukan sekadar cacingan, kondisi ini bisa berakibat fatal jika diabaikan.
Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Dewiku.com - Kasus meninggalnya seorang balita di Sukabumi bernama Raya (4 tahun) di Sukabumi sempat viral karena tubuhnya dipenuhi cacing hingga keluar dari hidung. Banyak yang menduga kematian disebabkan infeksi cacing gelang atau ascaris lumbricoides. Namun, hasil diagnosis dokter menyatakan hal berbeda. Raya sebenarnya meninggal akibat sepsis atau infeksi berat yang diperparah dengan kondisi malnutrisi, stunting, serta meningitis TBC yang sudah dideritanya.
Raya pertama kali dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) dalam keadaan penurunan kesadaran. Ketua Kolegium Parasitologi Klinik, Prof. dr. Agnes Kurniawan, menegaskan bahwa penyebab utama kematian bukanlah cacing.
Menurutnya, pasien sudah datang dengan kondisi kritis, sementara obat albendazole yang diberikan memang tidak langsung membunuh cacing, melainkan membuat parasit tersebut bermigrasi hingga keluar tubuh.
“Penyebab kematian bukan cacing. Pasien sudah masuk rumah sakit dalam kondisi kesadaran menurun. Albendazole tidak langsung membunuh cacing, tetapi memicu migrasi keluar tubuh,” jelas Agnes, dikutip dari Suara.com.
Ia juga menambahkan bahwa hasil pemeriksaan abdomen tidak menunjukkan adanya sumbatan pada usus yang biasanya bisa menimbulkan peritonitis atau radang selaput usus.
Dokter anak yang menangani kasus ini, dr. Sianne, turut menjelaskan bahwa Raya sudah dalam kondisi tidak sadar saat tiba di IGD. Berdasarkan riwayat medis, ia mengalami demam tinggi, penurunan kesadaran, hingga batuk sejak sehari sebelum masuk rumah sakit.
Selama perawatan, tim medis menemukan cacing gelang dewasa dalam tubuhnya. Namun, pemeriksaan radiologi menunjukkan hal lebih kompleks: TBC paru aktif, pneumonia, hingga cacing dalam jumlah banyak di saluran pencernaan tanpa adanya tanda sumbatan. Dengan kondisi tersebut, faktor sepsis yang diperburuk oleh malnutrisi dan stunting jadi penyebab utama kematian sang balita.
Setelah ini, kita bakal bahas lebih lanjut soal bagaimana sepsis, malnutrisi, dan stunting bisa menjadi kombinasi berbahaya yang tidak boleh diabaikan, terutama pada anak-anak.
Malnutrisi, Stunting, dan Risiko Sepsis pada Anak
Dilansir dari beberapa sumber, kondisi malnutrisi dan stunting pada anak ternyata nggak bisa dianggap remeh. Keduanya bisa bikin sistem kekebalan tubuh anak melemah, sehingga lebih rentan terkena infeksi berat.
Baca Juga
5 Alasan Perempuan Anak Pertama Bisa Jadi Pasangan Paling Ideal
Kang Ji Young Main Dua Karakter Sekaligus di I Kill You, Drama Korea Penuh Intrik dan Identitas Ganda
Mengenal Skin Cycling: Cara Baru Biar Skincare Malam Nggak Bikin Ribet
Gebrakan Baru Lisa Mariana: Resmi Jadi Janda Gemoy Gara-Gara Drama dengan Ridwan Kamil
Perempuan Debat Soal Ganti Bra: Idealnya Emang Berapa Kali Sih?
Unik Tapi Nyata! Gak Cuma Manusia, Tumbuhan Juga Bisa Kena Diskriminasi Gender
Kalau dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada komplikasi serius, bahkan meningkatkan risiko kematian akibat sepsis. Lebih dari itu, kekurangan gizi kronis juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak hingga menimbulkan penyakit tidak menular di masa depan.
Bagaimana Malnutrisi dan Stunting Mempengaruhi Risiko Sepsis
- Sistem kekebalan tubuh melemah
Anak dengan gizi buruk cenderung punya daya tahan tubuh yang lebih lemah. Akibatnya, mereka lebih mudah terserang infeksi seperti diare, pneumonia, atau penyakit lainnya.
- Infeksi lebih parah
Kalau anak yang malnutrisi terkena infeksi, biasanya kondisinya lebih berat dan proses penyembuhannya juga lebih lama dibanding anak dengan asupan gizi cukup.
- Komplikasi berbahaya
Infeksi berat pada anak dengan malnutrisi bisa berkembang menjadi sepsis, kondisi serius yang terjadi saat tubuh bereaksi ekstrem terhadap infeksi. Sepsis sendiri menjadi salah satu penyebab utama kematian pada bayi dan anak.
Dampak Jangka Panjang Malnutrisi dan Stunting
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Malnutrisi berpengaruh langsung pada tumbuh kembang anak. Nggak hanya fisiknya yang bisa terhambat hingga mengalami stunting, tapi juga perkembangan otaknya. Akibatnya, anak berisiko mengalami kesulitan belajar saat tumbuh besar nanti.
- Risiko penyakit tidak menular meningkat
Kekurangan gizi di masa kecil juga bisa meninggalkan dampak jangka panjang. Anak yang stunting atau malnutrisi lebih berisiko menderita penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung ketika dewasa.
Pentingnya Penanganan dan Pencegahan
- Deteksi dini sangat krusial
Orang tua bisa memantau pertumbuhan anak secara rutin, baik di rumah maupun lewat posyandu. Dengan begitu, tanda-tanda awal malnutrisi atau stunting bisa lebih cepat dikenali.
- Asupan gizi seimbang
Pastikan anak mendapat nutrisi lengkap setiap hari, mulai dari protein, vitamin, sampai mineral. Kombinasi gizi seimbang ini penting banget untuk mendukung tumbuh kembang sekaligus menjaga sistem imun anak.
- Peran orang tua dalam memilih makanan
Orang tua juga berperan besar dalam menyediakan makanan yang bergizi, terjangkau, dan sesuai kebutuhan anak. Pola makan sehat sejak dini bisa jadi langkah terbaik untuk mencegah masalah gizi di kemudian hari.
Pada akhirnya, mencegah malnutrisi dan stunting jauh lebih baik daripada mengobati dampaknya. Dengan gizi seimbang, deteksi dini, dan perhatian ekstra dari orang tua, anak bisa tumbuh sehat, terhindar dari risiko sepsis, serta memiliki masa depan yang lebih cerah.