Ragam

Mengenal Skin Cycling: Cara Baru Biar Skincare Malam Nggak Bikin Ribet

Skin cycling itu kayak jadwal shift buat kulit. Nggak semua produk aktif dipakai tiap malam, biar kulit nggak stres.

Vania Rossa

Ilustrasi Skin Cycling (Freepik/lifeforstock)
Ilustrasi Skin Cycling (Freepik/lifeforstock)

Dewiku.com - Belakangan ini, media sosial lagi rame banget ngomongin soal skin cycling. Banyak beauty influencer sampai dermatolog ikut nimbrung ngebahas metode ini. Tapi sebenarnya, apa sih skin cycling itu? Tren skincare musiman doang atau beneran efektif bikin kulit glowing?

Apa Itu Skin Cycling?

Singkatnya, skin cycling adalah cara pakai skincare malam yang dibuat lebih terstruktur. Jadi, produk dengan bahan aktif—kayak eksfoliator dan retinoid—nggak dipakai setiap hari, tapi digilir sesuai jadwal biar kulit nggak gampang iritasi.

Metode ini pertama kali populer karena dianggap lebih “ramah” buat kulit, apalagi buat kamu yang suka bingung kapan harus pakai AHA, BHA, retinol, atau pelembap. Dengan skin cycling, rutinitas skincare terasa lebih simpel.

Step by Step Skin Cycling

Biar nggak bingung, ini gambaran gampangnya:

Malam 1: Eksfoliasi

Fokus di step eksfoliasi aja. Tujuannya untuk mengangkat sel kulit mati, membersihkan pori, dan meratakan tekstur kulit. Tapi ingat, jangan kebablasan! Eksfoliasi berlebihan bisa bikin kulit merah-merah atau malah breakout.

Malam 2: Retinoid Time

Nah, malam kedua waktunya pakai retinoid. Kandungan ini terkenal ampuh buat melawan tanda penuaan dini, meratakan warna kulit, dan bantu regenerasi sel. Karena retinoid cukup “keras”, jangan dicampur bareng eksfoliator di hari yang sama, ya.

Malam 3 & 4: Recovery Mode

Ini saatnya kulit istirahat. Cukup pakai pelembap atau serum yang melembapkan dan menenangkan. Ibaratnya, biarin kulit “healing” dulu setelah dua malam dikasih bahan aktif.

Kenapa Banyak yang Suka?

Tren ini populer karena bikin skincare terasa lebih ringan dan nggak ribet. Banyak orang juga merasa kulitnya jadi lebih kalem, nggak gampang iritasi, dan tetap terawat. Plus, jadwalnya fleksibel—bisa disesuaikan sama kebutuhan dan kondisi kulit masing-masing.

Menurut ahli, kita memang nggak perlu pakai AHA, BHA, atau retinol setiap hari. Jadi dengan skin cycling, kulit punya waktu untuk bernapas sekaligus regenerasi dengan lebih optimal.

Jadi, Worth It Nggak?

Kalau kamu tipe yang sering overthinking soal layering skincare, skin cycling bisa jadi pilihan oke. Tapi, tetap perlu trial and error karena reaksi kulit tiap orang berbeda. Jangan lupa juga untuk selalu pakai sunscreen di siang hari, apalagi kalau malam sebelumnya pakai retinol atau eksfoliator.

Kesimpulannya, skin cycling bukan sekadar tren TikTok semata. Metode ini bisa jadi solusi buat kamu yang pengin skincare simple tapi hasilnya tetap maksimal.

(Himayatul Azizah)

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini