Ragam

Stress Cleaning: Cara Sehat Mengelola Stres atau Cuma Pelarian?

Stress cleaning jadi tren baru untuk redakan stres. Tapi hati-hati, ada batas antara terapi dan bahaya.

Vania Rossa | Ayu Ratna

Ilustrasi stress cleaning (freepik/jcomp)
Ilustrasi stress cleaning (freepik/jcomp)

Dewiku.com - Akhir-akhir ini, istilah stress cleaning makin sering muncul di media sosial maupun obrolan sehari-hari. Banyak orang yang tanpa sadar ternyata melakukannya: ketika lagi suntuk, cemas, atau marah, tiba-tiba dorongan buat bersih-bersih rumah jadi kuat banget.

Fenomena ini sebenarnya bukan hal baru, tapi mulai banyak dibahas karena makin banyak orang yang menjadikan bersih-bersih rumah sebagai “pelarian” dari rasa stres. Bahkan, beberapa mengaku merasa lebih lega setelah melihat ruangan jadi rapi dan kinclong.

Tapi, perlu diingat, meskipun kelihatan sepele dan bisa bikin tenang, stress cleaning ternyata ada sisi positif dan negatifnya. Kalau dilakukan dengan wajar, bisa jadi terapi. Tapi kalau berlebihan, justru bisa mengganggu aktivitas penting lain.

Apa Sih Stress Cleaning Itu?

Stress cleaning adalah kebiasaan bersih-bersih rumah atau lingkungan sekitar secara berlebihan saat emosi lagi nggak stabil. Jadi, motivasinya bukan karena rumah kotor, tapi karena butuh pengalihan dari rasa stres atau keresahan.

Aktivitas ini bisa bikin orang merasa punya kendali di tengah hidup yang lagi berantakan. Lihat rumah bersih, hati jadi agak plong. Bahkan, ada efek fisiologisnya juga—gerak tubuh saat bebersih bisa memicu endorfin yang bikin mood membaik.

Namun, kalau stress cleaning jadi kebiasaan utama buat “kabur” dari masalah, itu bisa berbahaya. Sebab alih-alih menyelesaikan akar masalah, kita cuma ngasih “plester” sementara lewat kegiatan bersih-bersih.

Bedanya dengan Rutinitas Bersih Biasa

Sekilas mirip, tapi stress cleaning beda jauh sama rutinitas bersih biasa. Perbedaannya ada di motivasi dan emosinya.

Stress cleaning biasanya muncul spontan, tanpa rencana, dan seringkali dilakukan mendadak ketika perasaan lagi kacau. Dorongannya kuat banget sampai sulit ditahan. Kadang malah jadi aktivitas kompulsif yang bikin lupa hal penting lain.

Sementara itu, rutinitas bersih biasa sifatnya teratur, terencana, dan tujuan utamanya jelas: menjaga kebersihan rumah biar tetap nyaman dan sehat. Jadi, kalau stress cleaning digerakkan emosi, rutinitas bersih biasa lebih ke kebutuhan praktis.

Kapan Stress Cleaning Mulai Mengganggu?

Stress cleaning bisa jadi masalah kalau dilakukan berlebihan. Misalnya, sampai berjam-jam bebersih hanya karena lagi cemas, padahal ada pekerjaan atau tanggung jawab lain yang ketunda.

Ciri lain yang perlu diwaspadai adalah kalau dorongan buat bersih-bersih muncul tiap kali emosi nggak stabil—marah, sedih, atau cemas. Kalau ini terus berulang, bisa jadi tanda bahwa stress cleaning udah jadi mekanisme coping yang kurang sehat.

Selain itu, kalau setelah bersih-bersih rasa stres masih ada, bahkan makin berat, ini artinya masalah emosional yang sebenarnya belum tersentuh. Di titik ini, penting buat coba teknik manajemen stres lain biar lebih seimbang.

Teknik Lain untuk Kelola Stres Selain Bebersih

Kalau udah ngerasa stress cleaning mulai makan waktu dan ganggu keseharian, ada beberapa cara lain buat kelola stres yang lebih sehat:

1. Mengenali Penyebab Emosi – coba cari tahu apa yang bikin cemas atau marah, biar bisa diselesaikan dari akarnya.

2. Mengalihkan Perhatian – lakukan aktivitas lain kayak baca buku, nulis jurnal, atau nonton film.

3. Mengatur Pernapasan – tarik napas dalam-dalam, buang perlahan, ulangi beberapa kali untuk nenangin sistem saraf.

4. Olahraga Ringan – yoga, jalan santai, atau stretching bisa melepas endorfin.

5. Meditasi & Mindfulness – bantu lebih sadar sama emosi dan bikin pikiran lebih jernih.

6. Menulis Jurnal Emosi – curahkan isi hati di kertas biar lega.

7. Dengerin Musik Favorit – musik yang nenangin bisa bantu mood balik lagi.

8. Relaksasi Otot – coba peregangan sederhana buat lepasin ketegangan.

9. Memaafkan & Melepaskan – jangan bawa beban dendam atau rasa bersalah terlalu lama.

Dengan teknik-teknik ini, stres bisa lebih terkelola langsung, bukan sekadar dialihkan lewat bersih-bersih.

Stress cleaning bisa jadi teman baik kalau dilakukan dengan sadar dan dalam batas wajar. Tapi kalau udah kompulsif, hati-hati, karena bisa bikin aktivitas lain keteteran. 

Kalau kamu merasa stress cleaning udah kebablasan, nggak ada salahnya coba teknik manajemen stres lain biar lebih seimbang. Ingat, rumah bersih memang bikin lega, tapi pikiran dan hati yang tenang jauh lebih penting.

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini