Ragam

Hampir Dibuang, Sisa Pisang dari Program MBG Dikumpulin dan Diolah Lagi Sama Siswa

Sisa pisang MBG nyaris terbuang, tapi siswa memanfaatkannya dengan cerdas, mengubahnya jadi kue bolu lezat.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Ide olah pisang sisa MBG (Instagram/indo_psikologi)
Ide olah pisang sisa MBG (Instagram/indo_psikologi)

Dewiku.com - Program Makan Bersama Gratis (MBG) memang tengah ramai diperbincangkan, terutama fakta di lapangan saat ada menu yang tersisa. Menariknya, siswa SMA di Lampung Tengah menunjukkan kepedulian pada isu food waste secara lebih kreatif.

Menu MBG umumnya dibuat dengan konsep yang serupa di beberapa daerah, yaitu nasi, lauk, sayur, dan buah dengan pisang sebagai pilihan yang sering dipertimbangkan. Namun, saat sudah kenyang dengan menu utama, pisang sering tersisa.

Momen menarik sekaligus inspiratif diperlihatkan sejumlah siswa yang mendapat menu pisang tapi sudah merasa kenyang dan nggak menghabiskan buah tersebut. Alih-alih dibuang, mereka justru mengumpulkan pisang-pisang tersebut dan mengolahnya jadi kue bolu.

Kue bolu yang menggugah selera pun dibawa keesokan harinya untuk dibagikan pada semua siswa di kelas tersebut. Kreativitas sederhana ini pun langsung mencuri perhatian media sosial karena dianggap sebagai langkah nyata mengurangi pemborosan makanan.

 

Kreativitas Anak Sekolah, Pelajaran Hidup Sesungguhnya

Aksi ini seolah memberi pelajaran berharga pada semua orang, termasuk orang dewasa. Kreativitas ala anak sekolah merupakan bentuk eksekusi teori dalam bentuk langkah nyata berlandaskan kepedulian dan kepekaan sosial.

Dengan mengubah pisang sisa jadi kue bolu, siswa membuktikan kalau masalah sosial bisa dihadapi dengan solusi kreatif. Termasuk dari hal kecil seperti ini sisa buah dari MBG yang menumpuk. Dari siswa SMA ini kita bisa belajar banyak hal, antara lain:

  • Manajemen makanan supaya nggak terbuang percuma.
  • Keterampilan memasak yang bisa jadi bekal hidup.
  • Nilai kebersamaan, karena ide dan proses membuat bolu dilakukan bersama.
  • Problem solving yang inovatif.

Netizen: Salut, Bisa Jadi Inspirasi Nasional

Saat unggahan video ini tersebar di media sosial, netizen pun langsung memberikan berbagai respons positif. Banyak yang bahkan merasa kagum dengan kreativitas para siswa tersebut.

“luar biasa, kreatif banget,” komen salah satu netizen.

“Jadi tambah pinter, salut guaa sama problem solvingnya,” timpal yang lain memuji kemampuan problem solving para siswa SMA tersebut.

“Top ini. Keren kalian adek2. Teruskanlah berbuat hal yg bermanfaat,” balas yang lain menyemangati.

“The real Implemntasi pembelajaran mendalam,” puji netizen lainnya.

“Lebih kreatif dari pemerintah,” sindir netizen lain di kolom komentar.

Isu Food Waste yang Jadi PR Bersama

Fenomena siswa bikin bolu dari pisang sisa juga menyinggung isu serius soal food waste. Di tengah fenomena pemborosan makanan yang sudah jadi masalah global ini, ternyata pemikiran anak sekolah zaman now yang dikenal kritis hadir sebagai solusi kreatif.

Dengan adanya ide sederhana seperti mengolah sisa pisang ini, muncul harapan tentang kesadaran untuk mengurangi food waste yang bisa tumbuh sejak dini. Generasi muda dan pola pikir kreatifnya seolah jadi peluang terciptanya inovasi solusi yang terbarukan.

Dari Sekolah ke Komunitas

Aksi ini juga membuka peluang untuk dikembangkan lebih luas, misalnya untuk bisnis. Bayangkan kalau setiap sekolah yang menjalankan program MBG membuat tim kreatif untuk mengolah makanan sisa.

Nggak hanya pisang, buah lainnya yang memang memungkinkan diolah kembali jadi menu baru bisa punya nilai manfaat yang tinggi. Hasil olahan pun bisa dinikmati bersama atau bahkan dijual untuk menambah kas ekstrakurikuler.

Jadi, bukan hanya hemat dan bermanfaat, tapi juga menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa. Tentu ide ini masih sebatas wacana andai menu MBG terus tersisa karena porsinya berlebih atau nggak sesuai selera.

Eksekusinya kembali pada sekolah dan siswa masing-masing terkait pemanfaatan lebih lanjut. Namun, setidaknya ide dari para siswa SMA di Lampung Tengah tadi bisa jadi pelopor aksi kreatif yang menginspirasi.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini