Ragam
Keberanian Tata Juliastrid Speak Up Soal Demo DPR dan Affan Kurniawan, Bikin Dunia Ikut Mendengar
Lewat unggahannya, Tata Juliastrid membuktikan bahwa suara anak muda bisa menggema lebih luas. Isu demo DPR dan kematian Affan Kurniawan kini jadi sorotan global
Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Dewiku.com - Nama Tata Juliastrid, Miss Cosmo 2024, mendadak jadi sorotan publik usai unggah video dirinya yang mengungkap kronologi kondisi negeri sambil menangis. Penyandang gelar Puteri Indonesia Pariwisata 2024 ini bahkan secara gamblang meminta bantuan global.
“Dear my international friends please help us amplify the injustice and brutality that has been happening in Indonesia (Teman-teman internasionalku yang terkasih, tolong bantu kami memperkuat ketidakadilan dan kebrutalan yang terjadi di Indonesia)," ungkap Tata membuka narasinya.
Aksi speak up Tata Juliastrid tersebut menjadi suara lantang agar masyarakat internasional memahami isu ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Sambil menangis dan ekspresikan rasa kesal, Tata menjelaskan kronologi situasi negeri.
Bahkan di caption video ini, Tata juga menuliskan poin utama yang melatarbelakangi pecahnya aksi demonstrasi di Indonesia yang semakin memanas. Mulai dari kelakuan arogan DPR dan sikap pengecutnya sampai kematian Affan Kurniawan akibat dilintas rantis Brimob.
Belum lagi aksi brutal aparat dalam menghadapi para demonstran, tentu kondisi negeri hari ini akan menjadi sorotan dunia lengkap dengan permasalahan yang dihadapi. Interaksi besar pun terjadi, bukan hanya menyentuh publik lokal, tapi juga menggugah komunitas global.
Demonstrasi dan Gelombang Kemarahan Rakyat Pada DPR
Beberapa waktu terakhir, Indonesia diwarnai aksi demonstrasi besar di berbagai kota, termasuk kompleks DPR/MPR Senayan. Massa datang dengan berbagai tuntutan terkait kebijakan pemerintah, hak rakyat kecil, hingga kritik pada gaya hidup mewah pejabat.
Namun, suasana yang seharusnya mencerminkan semangat demokrasi justru berubah ricuh. Beberapa rumah pejabat, dari anggota DPR hingga menteri, mengalami perusakan bahkan penjarahan. Narasi “pendemo anarki” pun mulai bermunculan.
Tata Juliastrid menanggapi hal ini dengan nada getir. Sambil menahan tangis, ia mengatakan bahwa suara rakyat seharusnya didengar, bukan langsung dicap perusuh. Baginya, melabeli rakyat anarkis tanpa memahami akar masalah adalah bentuk ketidakadilan.
Kematian Affan Kurniawan: Simbol Luka Sosial
Baca Juga
Viral 17+8 Tuntutan Rakyat: Suara Mendesak agar Pemerintah Bergerak Cepat
Tetap Tenang di Tengah Aksi: Tips Hadapi Demo yang Sarat Provokasi
Fenomena Tradwife di Media Sosial, Pilihan Hidup atau Sekadar Konten?
Rahasia di Balik Ibu Cerewet: Bikin Anak Jadi Lebih Tahan Banting dan Sukses
Kondisi Bruce Willis Memburuk: Demensia Buat Sang Aktor Legendaris Lupa Masa Lalu
Ricuh Demo, TikTok Blokir Fitur Live: Perlindungan atau Membungkam Suara Publik?
Di tengah riuhnya demonstrasi, kabar duka datang dari Affan Kurniawan, seorang driver ojol, yang meninggal dunia dilindas rantis Brimob. Kehilangan ini bukan hanya menyayat keluarga, tapi juga menjadi simbol luka sosial akibat pergolakan politik.
Nggak berhenti di situ, luka-luka lain juga ditorehkan pemerintah dan pejabat dengan aksi bungkam seolah tanpa solusi sesuai aspirasi rakyat. Pendemo, yang notebene rakyat negara ini justru dihadang dengan kebrutalan aparat dan gas air mata.
Bahkan aksi demo lanjutan diindikasikan ada unsur pembungkaman dari pemerintah dengan mematikan kamera CCTV dan melarang live streaming selama berdemo. Upaya ini seolah ingin membuat dunia buta pada fakta penting di lapangan.
Rakyat yang murni berdemo menyuarakan kekecewaan bukan perusuh apalagi anarki. Justru bukti-bukti mengarah pada ‘penunggang gelap’ yang seolah ingin menuding pendemo sudah melenceng dari esensi demokrasi.
Kapolri dan Perintah Aksi Militer: Solusi atau Masalah Baru?
Situasi makin panas saat muncul instruksi dari Kapolri untuk menggunakan aksi militer dan tembakan peluru karet dalam meredam massa yang ingin menembus Mako. Pihak aparat berdalih langkah ini diperlukan untuk mencegah kerusuhan lebih besar.
Namun, di sisi lain, langkah represif juga menuai kritik. Banyak yang khawatir penggunaan kekerasan akan menambah korban jiwa dan memperburuk citra Indonesia di mata dunia. Lalu, pertanyaan kembali mencuat, apakah benar ini jadi solusi terbaik?
Mata Dunia Mengarah ke Indonesia
Momen Tata Juliastrid buka suara di media sosial menyampaikan kondisi negeri sambil menangis membuat isu ini semakin besar. Media internasional mulai menyoroti demonstrasi kali ini dan menggali latar belakang masalahnya.
Tangisan Tata bukan hanya ekspresi emosional Miss Cosmo 2024, tapi juga cermin kegelisahan bangsa. Kini saatnya pemerintah, aparat, dan rakyat kembali ke esensi: membangun negeri dengan dialog, bukan dengan peluru karet atau label anarki.