Ragam

Salah Bicara Bisa Jadi Bumerang, Nafa Urbach Jadi Contoh Kenapa Public Speaking Itu Penting

Kontroversi ucapan Nafa Urbach yang dinilai menyakiti hati rakyat menjadi contoh nyata bagaimana kata-kata dapat berbalik menjadi bumerang.

Vania Rossa

Nafa Urbach. (Instagram/nafaurbach)
Nafa Urbach. (Instagram/nafaurbach)

Dewiku.com - Pernyataan Nafa Urbach tentang tunjangan rumah anggota DPR beberapa waktu lalu menuai kontroversi. Banyak orang merasa sakit hati karena ucapannya dinilai tidak peka di tengah isu kesejahteraan pejabat yang sedang sensitif. Bukannya meredakan suasana, klarifikasinya malah bikin publik makin geram.

Kasus ini jadi contoh nyata bahwa kata-kata bisa jadi bumerang. Bukan cuma apa yang diucapkan, tapi juga cara menyampaikannya. Bagi masyarakat, public speaking itu bukan sekadar ngomong, tapi juga soal bagaimana menempatkan diri, memilih kata-kata, dan memahami situasi.

Pentingnya Public Speaking bagi Pejabat dan Tokoh Publik

Dari kasus Nafa Urbach, kita bisa belajar bahwa kemampuan berbicara di depan umum sangat penting. Apa yang keluar dari mulut seorang tokoh publik punya bobot yang jauh lebih berat. Ucapan mereka bisa menginspirasi atau sebaliknya, melukai dan merusak kepercayaan.

Public Speaking Itu Seni dan Tanggung Jawab

Public speaking bukan cuma soal lantang dan percaya diri. Lebih dari itu, ia adalah seni menyampaikan pesan dengan jelas dan penuh empati. Pejabat tidak hanya menyampaikan informasi, tapi juga membangun koneksi emosional dengan rakyat. Rakyat ingin mendengar ketulusan dan kepedulian. Jika ucapan malah terkesan meremehkan, rasa sakit hati akan muncul dan sulit diperbaiki.

Dampak Instan di Era Digital

Di era media sosial, satu kalimat yang salah bisa langsung viral, dipotong dari konteks, dan menyebar ke mana-mana. Sekali salah, dampaknya bisa bertahan lama dan merusak citra. Makanya, pejabat harus hati-hati dalam memilih kata dan mengutamakan empati di setiap kalimatnya.

Public Speaking untuk Kebijakan yang Efektif

Kemampuan ini juga membantu pejabat menyampaikan kebijakan dengan lebih baik. Program bagus bisa ditolak masyarakat hanya karena disampaikan dengan cara yang kaku atau tanpa sentuhan emosional. Sebaliknya, kebijakan sulit pun bisa diterima jika dikomunikasikan dengan jujur dan jelas.

Pelajaran Berharga dari Kasus Nafa Urbach

Kasus Nafa Urbach seharusnya menjadi cermin bagi semua pejabat dan figur publik. Public speaking adalah keterampilan strategis untuk menjaga wibawa, membangun citra, dan mempererat hubungan dengan rakyat. Setiap kata yang diucapkan adalah cerminan sikap dan nilai yang mereka bawa.

Pada akhirnya, kemampuan berbicara adalah salah satu kunci kesuksesan seorang pemimpin. Kata-kata bisa jadi obat atau luka yang membekas. Para pejabat harus sadar akan tanggung jawab besar ini dan terus mengasah komunikasi mereka, agar kepemimpinan mereka tidak hanya kuat dalam kebijakan, tapi juga di hati masyarakat.

(Clarencia Gita Jelita Nazara)

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini