Ragam
Nafa Urbach Habis-Habisan Diserbu, Maaf Dua Kali Tak Menyelamatkan!
Meski sudah dua kali minta maaf, Nafa Urbach masih jadi sorotan publik. Netizen menilai maaf saja tak cukup tanpa aksi nyata yang membuktikan tanggung jawabnya.
Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Dewiku.com - Permintaan maaf Nafa Urbach anggota DPR kembali jadi sorotan publik. Lewat unggahan video di Instagram pribadinya pada Sabtu (30/8/2025) malam, Nafa menyampaikan penyesalan mendalam atas ucapannya yang dinilai melukai hati masyarakat. Dalam video tersebut, ia tampak menahan tangis sekaligus menekankan kesungguhannya untuk meminta maaf.
Dengan suara bergetar, Nafa membuka pernyataan itu dengan salam penuh hormat. Ia lalu menundukkan hati untuk memohon ampunan kepada seluruh rakyat Indonesia.
“Dengan segala kerendahan hati dan hormat yang begitu besar untuk seluruh masyarakat Indonesia. Saya, Nafa Indria Urbach, minta maaf yang sebesar-besarnya atas setiap perkataan yang keluar dari mulut saya yang menyakiti hati masyarakat Indonesia. Kiranya ada pintu maaf yang besar untuk saya dimaafkan,” ucapnya.
Menariknya, ini bukan kali pertama Nafa menyampaikan maaf di hadapan publik. Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa (26/8), ia juga sudah meminta maaf usai pernyataannya yang mendukung tunjangan rumah DPR menuai kritik keras.
Sayangnya, permintaan maaf itu tidak berhasil meredam amarah masyarakat. Justru pada Sabtu (30/8), demonstrasi besar kembali pecah di depan Gedung DPR RI hingga meluas ke berbagai daerah.
Meski sudah dua kali menyampaikan maaf dalam kurun waktu sepekan, sorotan terhadap Nafa Urbach belum juga mereda.
Bahkan, rumah yang diduga milik Nafa Urbach di bilangan Bintaro pun menjadi sasaran amukan orang tak dikenal pada Minggu (31/8/2025) dini hari.
Publik menilai kata-kata permintaan maaf saja tidak cukup, terutama ketika menyangkut jabatan publik yang penuh tanggung jawab.
Banyak yang beranggapan bahwa seharusnya ada aksi nyata sebagai bentuk tanggung jawab profesional, bukan sekadar pernyataan emosional.
Aksi Nyata Lebih Berharga dari Sekadar Kata Maaf
Baca Juga
Dianggap Berani Lawan Sahroni, Salsa Erwina Jadi Simbol Pentingnya Suara Perempuan di Publik
Gara-Gara Klik Link Paket, Asmara Abigail Kehilangan Rp 70 Juta
Act of Service Paling Manis: Kakek-Nenek Ini Buktikan Cinta Nggak Perlu Ribet
Cewek Ogah Hidup Kayak Ibunya, Cowok Malah Cari Pasangan Mirip Ibunya: Kenapa Bisa Beda?
Dulu Nol Besar, Kini Fasih! Rahasia Yoonchae KATSEYE Jago Bahasa Inggris dengan Cepat
Rumah Tangga Harmonis Versi Ayudia Bing Slamet: Ngalah, Nggak Semua Harus Dilawan
Kalimat “Aksi nyata lebih berharga dari maaf” punya makna dalam yang sering kali kita lupakan. Permintaan maaf memang penting, tapi tanpa diikuti tindakan nyata, kata-kata itu bisa terasa hampa.
Justru lewat aksi nyata, seseorang bisa menunjukkan keseriusan untuk berubah dan memulihkan kepercayaan yang mungkin sempat rusak. Pada akhirnya, inilah yang bisa membuat sebuah permintaan maaf jadi lebih bermakna dan berharga.
Kenapa Aksi Nyata Lebih Berharga?
1. Menunjukkan Ketulusan
Maaf bisa saja diucapkan berulang-ulang, tapi aksi nyata jadi bukti ketulusan. Dari situ, terlihat apakah seseorang benar-benar ingin memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
2. Memberi Kepastian dan Perubahan
Selain kata maaf, perubahan perilaku yang konsisten jauh lebih menenangkan. Hal ini memberikan keyakinan bahwa perbaikan memang benar-benar terjadi.
3. Memulihkan Kepercayaan
Kepercayaan yang rusak memang butuh waktu untuk diperbaiki. Dengan langkah nyata, perlahan tapi pasti, kepercayaan bisa kembali tumbuh.
4. Mengubah Permintaan Maaf Jadi Pelajaran
Kesalahan bisa jadi titik balik. Aksi nyata membantu mengubah pengalaman pahit jadi pembelajaran berharga agar tidak terulang lagi.
5. Menciptakan Dampak Positif
Kata maaf mungkin hanya memberi kelegaan sesaat, sementara tindakan nyata bisa membawa dampak positif jangka panjang, baik untuk diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain.
Lalu, Bagaimana Cara Menerapkannya?
- Sampaikan kebutuhan akan perubahan
Kalau kamu yang terluka, jangan ragu untuk bilang dengan jujur bahwa kamu butuh perubahan nyata, bukan sekadar ucapan maaf berulang.
- Waspada terhadap manipulasi
Hati-hati kalau kamu terus dibuat merasa bersalah, sementara tidak ada perubahan dari pihak lain. Itu tandanya ada manipulasi yang perlu disadari.
- Jaga batasan diri
Jangan biarkan rasa cinta atau sayang membuatmu melupakan harga dirimu sendiri.
- Berani ambil sikap
Kalau hubungan terus terasa tidak sehat karena hanya penuh janji tanpa bukti, mungkin saatnya kamu mengambil jarak, bahkan mundur demi kebaikan dirimu.
Maaf memang penting, tapi akan lebih bermakna jika dibarengi dengan aksi nyata. Dari situlah kepercayaan bisa kembali tumbuh, hubungan terasa lebih sehat, dan kita pun belajar menghargai diri sendiri. Jadi, jangan hanya menunggu maaf diucapkan, tapi lihat juga apakah ada langkah nyata yang mengikuti.