Ragam

Nggak Semua Pemimpin Bisa Lakukan: Sherly Tjoanda Turun Langsung Redam Demo di Ternate

Sherly Tjoanda bikin publik salut setelah turun langsung hadapi demo HMI di Ternate. Dengan mendengar 17 tuntutan mahasiswa, aksi yang panas berubah damai.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Sherly Tjoanda berdialog dengan massa demonstrasi (Instagram/s_tjo)
Sherly Tjoanda berdialog dengan massa demonstrasi (Instagram/s_tjo)

Dewiku.com - Aksi demonstrasi yang lekat dengan image ketegangan, teriakan, bahkan nggak jarang berujung ricuh, terasa berbeda saat Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos turun ke lapangan menemui massa demo.

Aksi demonstrasi yang terjadi di depan kantor DPRD Kota Ternate pada Senin (1/9/2025) ini akhirnya berlangsung kondusif usai Sherly Tjoanda mendengarkan langsung aspirasi mahasiswa bersama wakil gubernur, ketua DPRD provinsi, wali kota, serta unsur Forkopimda.

Sherly mendengarkan aspirasi Perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ternate saat membacakan 17 tuntutan di muka umum. Sherly juga memberikan apresiasi atas semangat dan keberanian para mahasiswa.

“Saya menghormati keberanian dan semangat adik-adik mahasiswa untuk turun memberikan aspirasi kepada kami. Saya mendengar dengan seksama 17 tuntutan yang diberikan,” ucap Sherly di hadapan massa.

Hanya saja, Sherly juga menyampaikan jika beberapa kewenangan tuntutan ada di pusat. Namun, ada janji untuk memastikan aspirasi ini diliput media dan didengar Presiden Prabowo.

“Sebagian besar itu ada di kewenangan pusat. Saya akan pastikan seluruh media pun meliput dan akan dipastikan didengar langsung oleh Pak Presiden Prabowo,” tambahnya.

Nggak sampai di situ, sang Gubernur juga menitikberatkan pada proses demonstrasi lewat dialog dan penanganan dari pihak aparat yang lebih humanis.

“Pesan saya kepada aparat TNI POLRI semoga penanganannya lebih humanis. Adik-adik juga kalau bisa kita dialog gini kan enak, yang penting aspirasi tersampaikan, solusi ada, dan jangan berkepanjangan,” tutur Sherly Tjoanda.

Sherly juga menekankan kehidupan ekonomi rakyat yang terdampak akibat demo. Sherly bahkan menekankan kalau semua orang adalah rakyat Indonesia yang sama-sama mau yang terbaik.

“Saya hanya mau mengingatkan kita ini semua rakyat, Indonesia, Merah Putih, mau yang terbaik,” pungkas Sherly.

Aksi Demo yang Berjalan Kondusif: Sampaikan 17 Tuntutan

Aksi demo di depan kantor DPRD Kota Ternate berlangsung tertib berkat langkah Sherly Tjoanda beserta jajarannya yang mau turun langsung menghadapi pendemo lewat dialog untuk mendengar aspirasi yang ingin disampaikan.

Alih-alih membiarkan aparat yang menghadapi, Sherly Tjoanda memilih hadir langsung demi membuat suasana menjadi lebih cair. Mahasiswa pun bisa menyampaikan uneg-uneg mereka tanpa harus merasa diabaikan.

Langkah Sherly ini terbilang jarang mengingat nggak semua kepala daerah mau turun langsung menghadapi pendemo. Di tengah padatnya massa yang mengepung, Sherly tampil jadi ‘anomali’ yang disambut positif.

17 Tuntutan Mahasiswa HMI Ternate

Para mahasiswa yang tergabung dalam HMI Ternate menyampaikan 17 tuntutan yang mencakup isu-isu penting dan krusial, termasuk pengusutan kasus kematian driver ojol Affan Kurniawan.

Dalam orasi damai tersebut, disampaikan juga tuntutan tentang reformasi agraria, evaluasi izin usaha pertambangan (IUP), pengesahan Undang-Undang perampasan aset, hingga pengesahan Perda adat di Maluku Utara dan memberikan status tanah di Tabona.

Pentingnya Dialog dalam Aksi

Apa yang dilakukan Sherly Tjoanda memberi pelajaran penting bagi demokrasi di negara ini. Aksi demonstrasi bukan sekadar teriakan atau protes, melainkan ruang komunikasi antara rakyat dan pemimpin untuk berdialog.

Saat dua pihak mau membuka ruang dialog, tensi aksi bisa turun drastis. Nggak ada bentrokan, nggak ada kericuhan, justru pertukaran gagasan yang lebih sehat bakal terjadi demi mencari solusi terbaik atas permasalahan negeri.

Sikap Sherly ini sekaligus menjadi contoh bahwa aparat dan pemerintah daerah seharusnya nggak perlu ‘alergi’ terhadap aksi massa. Momen ini juga jadi bukti demokrasi bisa berjalan damai dan bermartabat. Mahasiswa mendapat ruang sampaikan aspirasi, pemerintah pun hadir untuk mendengar dan merespons.

 

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini