Ragam
Nggak Turun Ke Jalan, Tapi Deretan Artis Ini Lantang Gaungkan 17+8 Tuntutan Rakyat di Medsos
Mulai dari kalangan sineas dan sutradara film, musisi, sampai komedian, dan konten kreator, ikut bersuara di medsos sampaikan misi "transparansi, reformasi, dan empat".
Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Dewiku.com - Gelombang demonstrasi yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir memang menyita perhatian publik, termasuk soal tuntutan rakyat 17+8. Para artis dan publik figur pun sepakat dengan suara rakyat tersebut agar didengar pemerintah.
Ribuan massa yang turun ke jalan seolah mendapat dukungan tambahan lewat suara di media sosial. Kehadiran para artis dalam menggaungkan tuntutan rakyat menguatkan solidaritas untuk para demonstran meski nggak ikut turun ke jalan.
Mulai dari kalangan sineas dan sutradara film, musisi, sampai komedian, dan konten kreator, ikut bersuara di medsos. Transparansi, reformasi, dan empati jadi headline yang mewakili tuntutan 17+8 dari rakyat yang menunggu didengar.
Apa Itu Tuntutan Rakyat 17+8?
Tuntutan rakyat 17+8 ramai digaungkan di medsos sebagai aspirasi publik sejak rentetan aksi demonstrasi pecah di sejumlah daerah dan mendesak demi pemerintah juga DPR melakukan perbaikan.
Menekankan aspek transparansi, reformasi, dan empati, daftar tuntutan 17+8 disusun oleh tujuh tokoh publik, yaitu Jerome Polin (YouTuber, konten kreator Matematika), Andovi da Lopez (aktor, komedian), Salsa Erwina Hutagalung (konten kreator, aktivis), Abigail Limuria (co-founder What Is Up Indonesia?), Fathia Izati Malaka (musisi, aktivis sosial), Andhyta F Utami (ekonom lingkungan), dan Cheryl Marella (jurnalis).
Aspirasi rakyat ini berisi 17 poin tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemerintah dalam batas waktu hingga 5 September 2025. Sementara 8 tuntutan lain harus dipenuhi dalam jangka waktu satu tahun, yaitu 31 Agustus 2026.
Dikutip dari unggahan Jerome Polin, '17+8 Tuntutan Rakyat' ini dibuat atas nama rakyat Indonesia untuk pemerintah, Polri, TNI dan menteri. Harapannya, ada upaya berbenah hingga pembuatan kebijakan publik yang pro rakyat.
Artis Turut Suarakan '17+8 Tuntutan Rakyat' di Media Sosial
Bukan cuma demonstran atau akun medsos pendukung gerakan publik, suara lantang soal '17+8 Tuntutan Rakyat' juga ikut digaungkan artis. Meski nggak turun ke jalan, sejumlah artis memilih menjadikan medsos sebagai panggung aspirasi.
Baca Juga
Celana Melorot Lagi Tren di Kalangan Idol K-Pop, Ternyata Punya Asal-Usul yang Unik
Minta Maaf Itu Gratis, Tapi Kenapa Masih Berat di Lidah Banyak Orang?
Istilah Nonaktif Tidak Ada di UU MD3: Sahroni, Nafa Urbach, dan Lainnya Bukan Dipecat
Rahasia di Balik Cincin Tunangan Taylor Swift: Misteri Angka 13 yang Selalu Spesial
Curhat Zaskia Adya Mecca Saat Jadi Relawan Medis di Tengah Demo: Ada Ancaman
Kebakaran di Grahadi: Bukan Rumah Dinas, Tapi Ruang Kerja Emil Dardak yang Dilalap Api
Mereka mengunggah poster digital, kutipan kritis, hingga video edukasi yang menjelaskan isi tuntutan 17+8. Di era digital, cara ini terbukti efektif dalam memperluas jangkauan informasi hingga ke berbagai kalangan agar lebih melek situasi terkini.
Beberapa selebritas bahkan secara terbuka menyebutkan bahwa mereka mendukung substansi tuntutan, meski nggak semua bisa hadir di jalanan. Perbedaan cara dengan tujuan sama, yaitu ingin negeri ini lebih adil dan berpihak pada rakyat.
Mulai dari Surya Insomnia, Riri Riza, Dian Sastro, Maudy Ayunda, Gading Martin, Wendi Cagur, Ayu Ting Ting, sampai Imam Darto kompak memperkuat seruan agar pemerintah mau mendengar aspirasi rakyat.
Nggak Harus Turun ke Jalan untuk Peduli
Fenomena ini juga menjadi pengingat penting bahwa solidaritas nggak selalu diwujudkan dengan aksi fisik. Media sosial saat ini mampu menjadi ruang alternatif bagi publik yang ingin menyampaikan pendapat tanpa harus berada di garis depan demonstrasi.
Artis, dengan platform dan pengaruhnya, sering kali dipandang lebih efektif dalam menyampaikan isu sosial. Satu unggahan mereka bisa langsung dilihat ratusan ribu hingga jutaan orang hanya dan mempengaruhi narasi publik.
Esensi Gerakan: Suara Rakyat Tak Boleh Padam
Baik turun ke jalan maupun bersuara di media sosial, pada dasarnya esensi gerakan tetap sama: menyampaikan suara rakyat agar tak diabaikan. Dukungan dari berbagai kalangan, termasuk artis, menegaskan bahwa keresahan masyarakat bukanlah hal remeh.
Kehadiran publik figur juga memberi pesan moral kalau masalah bangsa bukan hanya milik mahasiswa atau aktivis, tapi urusan bersama. Saat ada ketidakadilan, semua orang berhak menyampaikan sikap dengan caranya masing-masing.