Ragam

Turnamen Golf DPR Berhadiah Fortuner Hingga Pajero Dibatalkan, Tapi Publik Keburu Nyinyir

Turnamen golf DPR berhadiah mobil mewah resmi dibatalkan, tapi publik masih menyinggung soal kepekaan wakil rakyat di tengah situasi krisis.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Ilustrasi turnamen golf anggota DPR (Instagram/duniapunyacerita)
Ilustrasi turnamen golf anggota DPR (Instagram/duniapunyacerita)

Dewiku.com - Rencana penyelenggaraan Turnamen Golf Kemerdekaan DPR RI yang sempat ramai dibicarakan publik akhirnya resmi dibatalkan. Acara yang kabarnya digagas Komisi V DPR RI itu seharusnya berlangsung pada 31 Agustus 2025.di Rancamaya Golf and Country Club, Bogor, Jawa Barat.

Turnamen ini awalnya dipromosikan sebagai ajang olahraga sekaligus peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan, panitia sempat mengumumkan hadiah yang tergolong fantastis, termasuk mobil mewah Toyota Fortuner hingga Mitsubishi Pajero.

Namun, isu sosial yang santer merebak hingga memicu wacana aksi demonstrasi serempak saat itu tampaknya menciutkan nyali para wakil rakyat. Pecahnya demo pada 28 Agustus 2025 tampaknya jadi alasan kuat pembatalan turnamen golf ini.

Di sisi lain, pihak panitia sendiri menyatakan kalau kabar pembatalan turnamen golf sudah dicetuskan sebelum aksi demo pertama pecah. Benarkah sensitivitas publik yang jadi pertimbangan atau malah ada ketakutan anggota DPR?

Alasan Turnamen Golf DPR Dibatalkan

Ketua Panitia Turnamen, Saepullah Alam, mengonfirmasi bahwa acara resmi dibatalkan sejak 28 Agustus 2025. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi sosial-politik yang sedang memanas serta suasana duka yang tengah menyelimuti masyarakat Indonesia.

“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak dan masyarakat Indonesia,” kata Saepullah dalam keterangannya yang diunggah ulang oleh akun Instagram @duniapunyacerita.

Ia juga menyebutkan kalau persiapan turnamen sebenarnya sudah dilakukan selama berbulan-bulan. Namun, perubahan situasi di lapangan membuat acara tersebut dianggap tidak tepat untuk dilanjutkan.

Saepullah juga turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang driver ojek online yang menjadi korban dalam aksi demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8).

“Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya almarhum Affan Kurniawan. Doa terbaik kami panjatkan bagi almarhum, semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” tambahnya.

Kritik Publik: Tak Peka Situasi

Sebelum pembatalan diumumkan, rencana turnamen golf DPR ini sempat menuai sorotan tajam di media sosial. Banyak pihak menilai, mengadakan turnamen berhadiah mobil miliaran rupiah di tengah situasi politik yang panas adalah bentuk ketidakpekaan anggota dewan.

Belum lama ini, DPR sendiri menjadi sasaran amarah massa buntut isu kenaikan tunjangan anggota dewan. Rumah beberapa anggota DPR, termasuk milik Ahmad Sahroni, Eko Patrio, hingga Uya Kuya, dilaporkan dirusak dan dijarah oleh kelompok massa.

Dalam kondisi seperti itu, wajar kalau publik menilai acara berhadiah mobil mewah justru akan menambah jarak antara wakil rakyat dan rakyatnya. Nggak heran juga kalau aspirasi rakyat juga menyentil DPR untuk segera berbenah diri.

DPR dan Citra di Mata Publik

Pembatalan turnamen golf ini bisa menjadi refleksi bagi DPR RI terkait bagaimana mereka membangun citra di hadapan publik. Seiring banyaknya kritik sosial yang tertuju pada sebagian anggota dewan, DPR seakan berada dalam posisi yang serba salah.

Jika tetap memaksakan acara, sorotan negatif akan makin tajam. Namun dengan membatalkan, DPR setidaknya menunjukkan bahwa mereka masih mempertimbangkan suara publik dan kondisi nasional.

Meski begitu, publik tentu menunggu tindak lanjut nyata, bukan hanya sekadar pembatalan acara. Langkah berbenah diri yang menjadi salah satu tuntutan rakyat seharusnya jadi prioritas utama.

Belakangan beberapa anggota dewan yang ‘bermasalah’ juga telah dinonaktifkan dari jabatannya per 1 September 2025. Bukan langsung reda, tampaknya publik juga menyoroti tindakan pemecatan mengingat status nonaktif nggak memutus hak para anggota DPR tersebut.

Publik tetap berharap langkah ini bukan hanya sekadar strategi meredam kritik, tetapi benar-benar menjadi momentum bagi DPR RI untuk berbenah, lebih peka, dan lebih dekat dengan rakyat demi memperjuangkan kepentingan mereka yang diwakilinya.

 

 

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini