5 Fakta Menarik Caviar, Disajikan di Rumah Maia Estianty saat Lebaran

Hidangan Lebaran yang disajikan pasangan Irwan Mussry dan Maia Estianty sukses mencuri perhatian publik. Tak melulu opor ayam dan ketupat, ada pula caviar, black truffle, dan foie gras.

Tak tanggung-tanggung, Irwan Mussry memesan Sturgeon Russian yang merupakan salah satu caviar termahal di dunia. Caviar ini juga dikenal sebagai oscietra atau ossetra.

Ikan yang menghasilkannya, ossetra sturgeon atau Russian sturgeon, berasal dari beberapa negara seperti Azerbaijan, Bulgaria, hingga Laut Kaspia.

Baca Juga: Maia Estianty Bocorkan Cara Dapat Jodoh Terbaik, Amalannya Apa Saja?

Osetra caviar disebut sebagai kobe beef of caviar karena teksturnya lembut seperti mentega dan rasanya yang mirip daging. Harganya mencapai senilai lebih dari Rp80 juta per killogram.

Melansir Suara.com, terdapat beberapa faktor yang membuat caviar begitu mahal seperti yang dijelaskan dalam Panduan Utama Harga Kaviar & Telur sebagai berikut:

Tingginya biaya budidaya

Baca Juga: Maia Estianty Jenguk Anak Denise Chariesta, Dapat Buket Bunga dan Piyama

Budidaya ikan sturgeon butuh waktu lama, yakni hingga 30 tahun untuk dewasa. Budidayanya juga memerlukan biaya tinggi, baik untuk perawatan, pakan, maupun peralatan pendukungnya.

Rumitnya proses kstraksi dan pengolahan telur

Proses ekstraksi telur sturgeon benar-benar membutuhkan keterampilan dan ketelitian tingkat tinggi. Prosedurnya meliputi penyembelihan, operasi caesar atau pemerahan yang semuanya butuh tenaga profesional.

Rendahnya frekuensi pemijahan

Sturgeon betina cuma bisa bereproduksi setiap 1-4 tahun untuk ikan muda dan 8-10 tahun untuk ikan dewasa. Hal inilah yang kemudian membuat ketersediaan telur langka.

Penawaran dan permintaan

Tingginya permintaan global dengan produksi terbatas hanya sekitar 380.000 kilogram per tahun, tak heran jika harga caviar terus naik.

Biaya transportasi

Baca Juga: 5 Gaya El Rumi Pakai Jas, Bisa Jadi Inspirasi Busana Pria Kekinian

Mengimpor caviar dari negara-negara produsen seperti Tiongkok, Armenia, Rusia, dan Eropa jelas butuh biaya transportasi yang sangat tinggi, terlebih dengan adanya kenaikan harga bahan bakar.