Jarang Disorot, Mengenal Deretan Perempuan Hebat di Balik Sumpah Pemuda

Hari Sumpah Pemuda diperingati pada tanggal 28 Oktober.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Senin, 28 Oktober 2024 icon 15:05 WIB
Jarang Disorot, Mengenal Deretan Perempuan Hebat di Balik Sumpah Pemuda

Ilustrasi bendera Indonesia (Freepik/rawpixel.com)

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Bagi masyarakat Indonesia, peringatan ini merupakan salah satu momentum untuk memperkuat semangat nasionalisme.

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Baca Juga: Lawan Kecurangan Pilkada 2024! Ini Pentingnya Pendidikan Politik bagi Perempuan

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Mengutip laman resmi Museum Sumpah Pemuda, Senin (28/10/2024), Sumpah Pemuda merupakan merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan melalui sebuah putusan Kongres Pemuda II di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928. Ikrar ini adalah pernyataan kebangsaan pemuda pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang daerah, suku, dan agama, menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan: Indonesia. 

Kongres Pemuda II sendiri digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), yakni sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Tujuannya adalah memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang telah tumbuh di dalam benak dan sanubari pemuda-pemudi.

Baca Juga: 13 Srikandi Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, Keterwakilan Perempuan Sudah Ideal?

Bicara soal Sumpah Pemuda, masih banyak orang yang menganggapnya sebagai hasil pemikiran laki-laki semata. Padahal, Kongres Pemuda II juga diikuti oleh beberapa tokoh perempuan. Sayangnya, keterlibatan mereka memang jarang disorot. 

Siapa saja perempuan hebat di balik Sumpah Pemuda? Melansir Antara, berikut beberapa di antaranya.

1. Siti Soendari

Siti Soendari berasal dari kalangan Jawa elit yang berhasil meraih gelar Meester in de Ritchen (Sarjana Hukum) di Universitas Leiden di Belanda pada 1934. Kala itu, mengakses pendidikan tinggi bukanlah hal mudah bagi perempuan. Selain berprestasi di bidang pendidikan, Siti Soendari juga disebut pernah menjabat sebagai direktur bank.

Pada Kongres Pemuda II, Siti Soendari berpidato tentang rasa cinta Tanah Air yang mestinya juga ditanamkan sejak dini pada perempuan, bukan cuma laki-laki. Hebatnya lagi, pidato Siti Soendari disampaikan dalam bahasa Belanda. Muhammad Yamin selaku Sekretaris Kongres Pemuda II kemudian berperan menerjemahkan pidato adik bungsu dr.Soetomo ini.

2. Emma Poeradiredja

Tokoh perempuan di balik Sumpah Pemuda lainnya adalah Emma Poeradiredja. Emma aktif dalam berbagai organisasi yang bergerak di bidang perjuangan kemerdekaan Indonesia dan kesetaraan perempuan. Perempuan yang mengenyam pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) ini juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung dan anggota DPR/MPR Indonesia. 

Emma terlibat dalam Kongres Pemuda II sebagai Ketua Cabang Bandung Jong Islamieten Bond. Emma berpidato tentang peran para perempuan agar terlihat tidak hanya dalam pembicaraan pergerakan namun juga dengan perbuatan.

3. Poernomowoelan

Poernomowoelan atau Nona Poernomowoelan adalah seorang guru yang menjadi perwakilan pemuda Taman Siswa. Perempuan masa kini harus bangga karena Poernomowoelan merupakan pembicara pertama di mimbar Kongres Pemuda II. 

Baca Juga: Melawan Stigma Perempuan Warga Binaan, Bintang Puspayoga: Jangan Menutup Mata!

Aktif di bidang pendidikan, pidatonya mengangkat soal misi mencerdaskan bangsa yang harus disertai pendidikan yang tertib dan disiplin. Poernomowoelan juga menekankan bahwa anak mesti mendapatkan pendidikan yang baik di sekolah maupun rumah.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI