Bukan Sekadar Manga, Ini Alasan One Piece Jadi Simbol Protes di HUT RI Ke-80

Dewiku.com - Menjelang Hari Kemerdekaan RI ke-80, jagat maya sempat dihebohkan dengan pengibaran bendera yang agak tidak biasa. Bukan cuma merah putih yang berkibar di tiang, tapi juga bendera bajak laut dari anime legendaris One Piece ikut-ikutan mejeng bareng.

Fenomena ini pun jadi bahan perbincangan publik, ada yang protes, ada juga yang ngasih jempol karena dianggap keren dan penuh makna. Sebenarnya, kenapa sih bendera One Piece bisa sampai dikibarkan bareng simbol negara?

Dan, buat yang belum ngerti One Piece itu apaan, yuk kita bahas bareng di artikel ini. Mulai dari ceritanya yang legendaris sampai makna di balik pengibaran benderanya di tengah isu sosial-politik Indonesia sekarang.

Manga One Piece Tentang Apa Sih?

One Piece adalah manga Jepang legendaris karya Eiichiro Oda yang udah tayang sejak 1997 di Weekly Shnen Jump. Ceritanya ngikutin petualangan Monkey D. Luffy, bocah yang bisa mulur kayak karet gara-gara makan Buah Iblis.

Bareng kru bajak lautnya, Topi Jerami, Luffy berlayar keliling dunia buat nyari harta karun legendaris bernama One Piece dan jadi Raja Bajak Laut.

Manga ini sukses besar dan sampai sekarang jadi manga terlaris sepanjang masa dengan lebih dari 480 juta kopi terjual. Selain versi cetak, ceritanya juga udah diangkat ke serial anime, film, sampai video game. Pokoknya, One Piece jadi salah satu pop culture paling berpengaruh di dunia.

Dalam ceritanya, One Piece bukan cuma soal harta karun, tapi juga jadi lambang impian, kebebasan, dan petualangan. Harta itu ditinggalin sama Raja Bajak Laut sebelumnya, Gol D. Roger, dan belum ada yang tahu bentuk aslinya. Tapi yang jelas, buat para bajak laut, termasuk Luffy, itu adalah simbol dari pencapaian tertinggi dan kebebasan sejati.

Uniknya, istilah One Piece ternyata bukan kata yang langsung disebut oleh Roger sebelum dieksekusi. Itu justru jadi istilah yang berkembang di masyarakat dunia cerita One Piece. Artinya, selain jadi pencarian fisik, One Piece juga jadi perjalanan makna dan filosofi.

Pengibaran Bendera One Piece: Aksi Simbolik Generasi Sekarang?

Fenomena pengibaran bendera One Piece bareng merah putih di Indonesia muncul setelah Presiden Prabowo Subianto ngimbau masyarakat buat kibarkan bendera nasional sepanjang bulan Agustus. Tapi, sebagian warga malah kreatif dengan menambahkan bendera One Piece di bawah atau di sampingnya.

Buat sebagian orang, ini bukan sekadar iseng. Bendera Jolly Roger dari One Piece dianggap sebagai simbol perjuangan, perlawanan terhadap ketimpangan sosial, dan ekspresi kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak ke rakyat kecil. Jadi, bukan cuma bendera anime, tapi bentuk kritik sosial yang dibungkus dengan budaya pop.

Simbol tengkorak dan tulang bersilang di bendera One Piece mungkin terlihat menyeramkan, tapi di balik itu ada makna solidaritas, loyalitas antar kru, dan kebebasan yang jadi nilai inti dari kru Topi Jerami. Ini yang bikin banyak orang merasa nyambung secara emosional dan ideologis.

Walau begitu, enggak semua pihak setuju. Ada juga yang menganggap aksi ini bisa memicu kontroversi dan membahayakan persatuan bangsa. Beberapa pejabat menyuarakan kekhawatiran kalau pengibaran bendera non-resmi bisa menimbulkan kesalahpahaman.

Namun, bagi banyak anak muda dan generasi baru, ini dianggap sebagai cara kreatif untuk menyuarakan keresahan mereka. Bukan berarti anti-pemerintah, tapi lebih ke bentuk aspirasi yang pengin dilihat dan didengar. Dan ya, dunia pop culture kayak manga One Piece ternyata bisa jadi medium yang kuat buat nyampein pesan sosial.

Pengibaran bendera One Piece bareng merah putih mungkin kelihatan nyeleneh, tapi fenomena ini menunjukkan gimana budaya pop bisa menyatu dengan realitas sosial.

Manga yang awalnya cuma cerita bajak laut fiksi, ternyata bisa jadi simbol harapan, kebebasan, bahkan bentuk kritik terhadap ketidakadilan. Dan itu membuktikan, kalau semangat One Piece—tentang impian, perjuangan, dan solidaritas—nggak cuma hidup di lautan Grand Line, tapi juga di hati banyak orang Indonesia.