Trending

Pede Ikut Kontes Kecantikan di Usia 37 Tahun, Kirana Larasati: Saya Punya Purpose

Bukan cuma cantik, Kirana Larasati punya tujuan mulia di Miss Universe Indonesia. Ia ingin buktikan perempuan berhak menentukan jalan hidupnya sendiri, tanpa batasan usia.

Vania Rossa

Kirana Larasati. (Dewiku.com/Himayatul Azizah)
Kirana Larasati. (Dewiku.com/Himayatul Azizah)

Dewiku.com - Perkembangan zaman membuat perempuan semakin berani menentukan jalan hidupnya sendiri. Hal ini terlihat dari beragam pilihan yang mereka ambil, terutama saat memasuki usia 30 hingga 40 tahun. Seperti Kirana Larasati, misalnya. Di usianya yang kini 37 tahun, ia mantap mengikuti ajang bergengsi Zetrix Miss Universe Indonesia 2025. Aktris cantik ini bahkan menjadi kontestan dengan usia paling senior di antara para peserta lainnya.

“Tetapi setelah tahu bahwa di tahun ini ada kesempatan, dan secara persyaratan tidak ada batasan usia, status, maupun pekerjaan, saya pun ikut karena saya punya purpose,” ujar Kirana dalam konferensi pers Top 16 Zetrix Miss Universe Indonesia 2025 di Plaza Indonesia, Rabu (20/8/2025).

Bagi Kirana, usia bukanlah halangan untuk mencoba hal-hal baru. Ia menyadari, banyak perempuan sebayanya yang memilih jalannya masing-masing sesuai keinginan—ada yang fokus membangun keluarga, ada yang menekuni karier, hingga ada pula yang berani menjajal pengalaman baru, seperti mengikuti ajang kecantikan, merintis bisnis, atau menekuni hobi yang berkembang jadi keseriusan di kemudian hari.

Kirana Larasati. (Dewiku.com/Himayatul Azizah)
Kirana Larasati. (Dewiku.com/Himayatul Azizah)

Finalis Top 16 Zetrix Miss Universe Indonesia 2025 ini menegaskan, setiap perempuan berhak menentukan jalannya sendiri tanpa harus terikat pada standar tertentu. Menurutnya, keberagaman pilihan justru menjadi bukti bahwa perempuan memiliki kebebasan penuh untuk memutuskan arah hidup.

Sebagai seorang ibu, Kirana juga menekankan pentingnya dukungan terhadap pilihan apa pun yang diambil perempuan.
“Pilihan mereka harus kita dukung. Mau di rumah, mau bekerja, mau mengurus anak, apa pun itu kita harus dukung,” tegasnya.

Kirana percaya, pemberdayaan perempuan tidak melulu identik dengan bekerja di luar rumah. Menjadi ibu rumah tangga pun merupakan pekerjaan penuh tanggung jawab dan layak diapresiasi. Sebaliknya, perempuan yang memilih bekerja juga tak seharusnya dipandang abai terhadap keluarga, karena setiap pilihan hidup punya tantangan, pengorbanan, dan pencapaiannya masing-masing.

Karena itu, publik perlu memberi ruang bagi perempuan untuk bebas menentukan jalan hidupnya tanpa penghakiman. Dengan begitu, mereka dapat lebih leluasa mengeksplorasi potensi diri tanpa harus terikat pada standar tertentu.

Dari keberagaman inilah, menurut Kirana, kekuatan sejati perempuan akan terlihat: keberanian untuk menjalani hidup sesuai keyakinan, serta dukungan dari lingkungan sekitar agar mereka bisa tumbuh, berkembang, dan memberi makna—baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

(Himayatul Azizah)

Berita Terkait

Berita Terkini