Desainer Muda Perlu Usung Nilai Metropolitan dalam Karyanya, Kenapa?

Inilah alasan desainer muda diharapkan menghadirkan nilai metropolitan dalam karya busananya.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Kamis, 01 Februari 2024 icon 19:00 WIB
Desainer Muda Perlu Usung Nilai Metropolitan dalam Karyanya, Kenapa?

Ilustrasi seorang perempuan yang berprofesi sebagai desainer busana. (Pexels/Pavel Danilyuk)

Desainer muda dari berbagai daerah di Indonesia diarahkan agar memiliki nilai metropolitan sehingga karya mereka lebih mudah diterima pasar dalam maupun luar negeri.

Peluang untuk melebarkan sayap di industri mode bisa dimulai dari ajang Indonesia Young Fashion Designer Competition (IYFDC) 2024 yang digelar Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).

Ketua Umum APPMI, Poppy Dharsono, mengungkapkan bahwa tema IYFDC 2024 adalah Budaya Betawi yang sejalan dengan tema besar IFW 2024.

Baca Juga: Gaya Asnawi Mangkualam di Qatar Curi Perhatian, Sepatunya Nyaris Rp30 Juta

Pemenang kompetisi IYFDC 2024 harus mampu merealisasikan tema dalam desain busana. Penilaian juga berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan busana ready to wear yang sarat nilai budaya Betawi.

"Penggunaan unsur kekayaan lokal juga menjadi faktor penting dalam penilaian agar sejalan dengan misi APPMI melalui IFW yaitu melestarikan dan mengembangkan kekayaan lokal di bidang fesyen," kata Poppy Dharsono, Selasa (30/1/2024), dikutip dari Suara.com.

Desainer dari APPMI, Naniek Rachmat memaparkan, dari 43 rancangan desainer muda, mayoritas masih menampilkan look provinsi. Padahal, supaya desain bisa diterima di luar negeri, harus lebih dulu punya tampilan metropolitan.

Baca Juga: Ide Outfit Nonton Bola ala Azizah Salsha, Simpel dan Nyaman Banget

Banyak desainer yang malah membuat rancangan menjadi tidak fokus. Contohnya, ada yang membenturkan bordiran dengan batik, tumpukan lipatan, hingga merasa semua detail harus masuk, mulai dari kancing hingga ritsleting.

"Cobalah untuk memikirkan minimal untuk diri sendiri, apakah kamu mau memakainya atau tidak. Jika kamu saja tidak mau memakainya, apalagi orang lain," ucap desainer senior yang juga juri IYFDC 2024.

Naniek juga mengatakan, "Jadi aku suka kasih PR, desainer daerah untuk melatih mata melihat desainer dengan rancangan yang bagus, sehari minimal 10 menit, dan cari apa desain yang kamu suka."

Ilustrasi profesi fashion designer. (Pexels/Ron Lach)
Ilustrasi profesi fashion designer. (Pexels/Ron Lach)

"Jadi dalam satu look misalnya, terdiri dari inner kemeja, celana kulot, dan outer. Tapi kalau pembelinya bisa dipisah pakainya, celana dipadukan dengan style atau outfit lain. Begitu juga dengan kemeja dan outer. Jadi bisa dipreteli, karena ada beberapa desain yang harus dipakai satu look dan tidak bisa dipisah," terangnya kemudian.

Sementara itu, selain tampil di runway IFW 2024, para pemenang IYFDC 2024 akan dapat hadiah khusus. Juara pertama berhak atas beasiswa pendidikan di bidang modef di Koefia Academy di Roma, Italia.

Baca Juga: 5 Gaya Karismatik Berkain ala Dimas Anggara, Ganteng Optimal!

"Sementara itu, untuk juara 2, 3, dan favorit akan mendapatkan program khusus di kampus fesyen ternama di Jakarta. Tentunya akan ada hadiah hiburan lainnya, seperti uang tunai hingga produk menarik," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI