Apa Itu Skin Genomic Research? Pahami Kebutuhan Kulit Masyarakat Indonesia secara Genetik

Pertama di Indonesia, ParagonCorp inisiasi Skin Genomic Research untuk memahami kebutuhan kulit masyarakat Indonesia secara genetik.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Selasa, 19 Desember 2023 icon 07:35 WIB
Apa Itu Skin Genomic Research? Pahami Kebutuhan Kulit Masyarakat Indonesia secara Genetik

ParagonCorp menggelar talk show bertajuk "1st in Indonesia: ParagonCorp Skin Genomic Research - Decode Indonesian Specific Skin Needs" di Jakarta X Beauty (JXB), Minggu (17/12/2023). (Istimewa)

PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) memaparkan hasil penelitian terbaru dalam talk show bertajuk "1st in Indonesia: ParagonCorp Skin Genomic Research - Decode Indonesian Specific Skin Needs" di Jakarta X Beauty (JXB), Minggu (17/12/2023).

Skin Genomic Research mengeksplorasi DNA, gen, dan variasi genetik yang terkait dengan karakteristik, fungsi, dan kondisi kulit. Sejak tahun 2021, ParagonCorp telah melakukan Skin Genomic Research yang berkolaborasi dengan genomic expert dan sejumlah dermatologists. ParagonCorp menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang melakukan Skin Genomic Research pada masyarakat Indonesia dengan skala besar.

Penelitian ini dilakukan pada 515 subjek (150 pria Indonesia dan 365 wanita Indonesia) yang terdiri dari 8 kelompok etnik terbesar di Indonesia untuk memahami variasi genetik kulit Indonesia, yakni Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Baca Juga: Urutan Pemakaian Skincare yang Benar, Kunci Wajah Sehat dan Glowing

"Skin Genomic Research merupakan penelitian yang kompleks, hasilnya tidak bisa didapatkan dalam waktu singkat. Dibutuhkan komitmen tinggi karena penelitian ini melibatkan expert dari berbagai bidang, serta resources yang cukup besar sehingga penelitian dapat memberikan hasil yang applicable," ungkap Alif Kartika B.Sc selaku Global Group Head Brand Development ParagonCorp, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com.

"Hasil penelitian ini akan kami gunakan untuk membantu kami menjamin 3 hal kepada konsumen yaitu pembuatan produk skincare yang acceptable, efektif, dan future-oriented. Sebagai contoh, skincare yang digunakan sekarang oleh konsumen A misalnya, tidak memiliki dampak negatif, namun memberikan dampak positif bagi kulit konsumen tersebut di masa ke depannya," paparnya kemudian. 

Berdasarkan Skin Genomic Research, ditemukan bahwa permasalahan kulit yang paling sering dialami masyarakat Indonesia adalah pembesaran pori (cheek sebaceous pores), garis lipatan leher (horizontal neck folds), dan garis senyum (nasolabial folds).

Baca Juga: 5 Masker Wajah Alami, Begini Cara Mudah Membuatnya

Selain itu, ParagonCorp mengidentifikasi permasalahan kulit seperti pigmentary spots, corner lips wrinkle, neck sagging, under eye wrinkle, eye bag, forehead wrinkle, interocular wrinkle, dan nasolabial fold.

Skin Genomic Research diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme genetik penuaan kulit dan keragaman genetik di berbagai etnis.

Dengan menganalisis variasi genetik individu, para ahli menemukan pendekatan baru untuk menciptakan perawatan kulit yang sesuai dengan kebutuhan kulit di Indonesia yang beragam (hypersegmented). Para ahli percaya bahwa dengan menyesuaikan rutinitas perawatan kulit berdasarkan profil genetik seseorang dapat mengoptimalkan efektivitas dan memenuhi kebutuhan kulit yang spesifik.

Baca Juga: 6 Cara Menghilangkan Jerawat yang Aman untuk Kulit Sensitif, Jangan Dipencet!

Selain itu, Skin Genomic Research juga membantu ParagonCorp untuk dapat menentukan formulasi paling sesuai dengan permasalahan kulit yang ingin dijawab. Produk yang diformulasikan, tidak hanya dapat mengatasi permasalahan kulit saat ini, tetapi juga mengandung ingredients yang dapat mencegah permasalahan kulit di masa mendatang.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI