Apa Itu Hedonic Treadmill? Kebahagiaan Palsu yang Euforianya Hanya Sesaat

Jangan terjebak kebahagiaan sementara yang ternyata palsu. Tahukah kamu arti hedonic treadmill?

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Kamis, 14 September 2023 icon 12:37 WIB
Apa Itu Hedonic Treadmill? Kebahagiaan Palsu yang Euforianya Hanya Sesaat

Ilustrasi bahagia. (Unsplash/Gian Cescon)

Beberapa waktu lalu, istilah hedonic treadmill sempat ramai diperbincangkan di media sosial. Apa itu hedonic treadmill? Bagaimana konsep ini mempengaruhi persepsi dan kepuasan kita terhadap kehidupan?

Hedonic treadmill atau hedonic adaptation merupakan konsep psikologis yang menjelaskan kecenderungan manusia untuk kembali ke tingkat kebahagiaan yang relatif stabil setelah mengalami peristiwa menyenangkan atau menyakitkan dalam hidup mereka. 

Hedonic treadmill menggambarkan bahwa kebahagiaan seseorang cenderung hanya berlangsung sementara setelah mengalami sebuah peristiwa. 

Baca Juga: Apa Itu Toxic Relationship? Ketahui 5 Tanda Hubungan Asmara Beracun

Misalnya, saat kamu akhirnya bisa membeli sesuatu yang diinginkan sejak lama, kamu mungkin merasa sangat senang dan gembira tapi cuma dalam waktu singkat. 

Seiring berjalannya waktu, kebahagiaan yang kamu rasakan itu cenderung kembali ke tingkat awal sebelum pembelian barang impian dilakukan. 

Hal sama berlaku untuk peristiwa menyakitkan, misalnya saat kamu kehilangan orang terkasih atau mengalami kegagalan. Mulanya, kamu mungkin merasa sangat sedih atau putus asa, tapi seiring waktu, tingkat kebahagiaan akan kembali ke titik semula.

Baca Juga: Apa Itu Love Scamming? Simak 5 Tips untuk Menghindarinya

Penyebab Hedonic Treadmill

1. Penyesuaian terhadap situasi yang baru

Ini adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan hedonic treadmill. Saat mengalami sesuatu yang baru, baik itu hal positif atau negatif, otak bakal menyesuaikan diri dan mencari keseimbangan kembali. 

Contohnya, saat kamu mendapatkan promosi jabatan di tempat kerja, awalnya mungkin merasa senang dan puas dengan prestasi itu. Namun, seiring berjalan waktu, kamu mungkin mulai menginginkan lebih banyak atau malah merasa terbebani oleh tanggung jawab baru yang datang dengan posisi itu. Efeknya, tingkat kebahagiaanmu kembali ke tingkat awal atau bahkan lebih rendah.

2. Perbandingan dengan orang lain

Bias perbandingan sosial juga bisa berpengaruh. Ini mengingat seseorang biasanya punya kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain dalam hal kekayaan, prestasi, atau kebahagiaan. 

Saat melihat orang lain punya lebih banyak hal, kamu mungkin merasa kurang puas dengan apa yang kamu miliki. Ketika kamu mencapai apa yang didambakan, kamu mungkin mulai membandingkan dirimu dengan orang-orang yang lebih baik lagi sehingga level kebahagiaanmu kembali berada dalam lingkaran yang sama.

Baca Juga: Apa Itu Diet GI Rendah? Diklaim Efektif Turunkan Berat Badan

Walau begitu, pemahaman akan konsep hedonic treadmill dapat membantumu mengelola harapan dan meningkatkan kualitas hidup. Pahamilah bahwa kebahagiaan tak cuma bergantung pada pencapaian atau akuisisi materi, tapi juga cara setiap orang memandang dan merespon kejadian dalam kehidupan.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI