Bahasa Cintanya Physical Touch, Ini Kebiasaan Siti Atikoh saat Bersama Ganjar Pranowo

Setiap orang bisa saja memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda, begitu pula Siti Atikoh. Istri Ganjar Pranowo ini mengaku dirinya menyukai interaksi yang melibatkan physical touch.

Siti Atikoh mengaku punya dua kebiasaan yang sering dia lakukan bersama suami. Hal itu terungkap dalam salah satu unggahannya di Instagram.

"Saya kan tipe orang yang physical touch. Ketika tidur, saya selalu di sininya (bahu) Mas Ganjar. Dulu kalau nggak tidur di bahu Mas Ganjar, nggak bisa tidur," ujarnya. 

Baca Juga: Siti Atikoh Tak Gemar Pakai Tas Branded, Sebut Ratusan Juta Bisa Bikin Musala

Menurut Siti Atikoh, bahu suaminya adalah tempat paling nyaman untuk beristirahat. Namun, pada akhirnya dia sadar harus mulai membiasakan diri untuk tidur tanpa harus bersandar di bahu sang suami.

Hal itu tak lepas dari kesibukan Ganjar Pranowo sebagai politikus yang juga pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah dua periode.

"Karena kan Mas Ganjar suka jarang pulang, saya juga sering pergi sendiri. Ya, mau nggak mau, harus bisa menyesuaikan diri. Tapi kalau ada Mas Ganjar, itu selalu saya di sini (bahu), merasa nyaman. Mendengarkan degup jantung suami itu seneng," kata Siti Atikoh.

Baca Juga: Gibran Ingin Kembaran Sepatu dengan Ganjar Pranowo, Marque Harus Siapkan Ukuran Khusus

Kebiasaan tidur bersandar di bahu suami telah terjadi sejak awal menikah dengan Ganjar di tahun 1999. Gara-gara itu, Siti Atikoh merasa khawatir dengan kondisi tulang bahu suaminya.

"Sampai konsultasi ke dokter karena sudah puluhan tahun, sininya (bahu) Mas Ganjar ada sesuatu gak? Mungkin dislokasi atau memengaruhi struktur tulang. Karena sudah menyangga kepala saya puluhan tahun," ucap ibu satu anak ini.

Kebiasaan romantis lainnya adalah bergandengan tangan saat berjalan. Bukan cuma soal romantis atau tidak, Siti Atikoh juga melakukannya untuk menahan langkah sang suami agar tidak terlalu cepat. 

Baca Juga: Jaket Ganjar Pranowo-Mahfud MD Curi Atensi, Bikinnya Harus Lembur 20 Jam

"Jadi awalnya itu bukan karena romantis, tapi karena kebutuhan. Apalagi kalau saya pakai kebaya, udah pendek, pakai kebaya, jalannya nggak bisa kencang. Jadi saya pegangan itu biar, 'Ayo, dong. Slow down, slow down',"tandas Siti Atikoh.