Ragam
Pink Flag dalam Hubungan: Nggak Beracun, tapi Bikin Hati Harus Waspada
Pernah dengar istilah red flag dan green flag dalam hubungan? Kali ini, ada istilah lain, yaitu pink flag.
Vania Rossa

Dewiku.com - Dalam sebuah hubungan, kita sudah akrab banget dengan istilah “red flag” — tanda bahaya yang jelas-jelas menunjukkan ada masalah besar dan harus dihindari.
Tapi, tahukah kamu kalau ada juga yang namanya “pink flag”? Bukan tanda bahaya besar, tapi tetap bikin hati harus waspada.
Baca Juga
Saatnya Hentikan Stigma: Baju Terbuka Bukan Alasan Untuk Melecehkan Perempuan
Menangis Bukan Tanda Perempuan Lemah, Tapi Caranya Melepas Lelah dan Memulihkan Diri
Rekomendasi Lagu Hindia Terbaik, Liriknya Cocok Buat yang Lagi Galau
7 Destinasi Wajib di Raja Ampat, Surga Tersembunyi di Timur Indonesia
Hidup Tanpa Menikah? Kenapa Tidak! Merayakan Keberanian Perempuan dalam Menentukan Jalan Sendiri
Kebaya Comeback! Dari Warisan Budaya ke Panggung Self-Expression Perempuan Muda
Pink flag ini muncul dalam bentuk kebiasaan kecil atau sikap pasangan yang terkesan sepele, tapi kalau dibiarkan terus bisa jadi masalah di kemudian hari.
Jadi, meski tidak langsung bikin hubungan jadi toxic, pink flag tetap perlu dikenali sejak awal agar hubungan tetap sehat dan nyaman.
Apa Itu Pink Flag Relationship?
Pink flag adalah tanda-tanda kecil dalam hubungan romansa yang sekilas terlihat sepele, tetapi bisa berkembang menjadi masalah besar kalau terus menerus diabaikan.
Berbeda dengan red flag yang jelas bersifat merugikan dan membawa dampak negatif, pink flag lebih merujuk pada hal-hal yang membuat hubungan menjadi tidak nyaman atau membingungkan.
Tanda ini sering kali muncul dalam bentuk kebiasaan atau pola interaksi yang tampaknya tidak mengkhawatirkan di awal, tetapi bisa menimbulkan perasaan ragu dan ketidakpastian dalam jangka panjang.
Pink flag bisa terjadi karena kurangnya komunikasi yang sehat, ekspektasi yang tidak realistis, atau ketidakseimbangan dalam hubungan.
Walaupun sekilas mirip, pink flag berbeda dengan red flag. Jika red flag adalah tanda peringatan besar yang bisa mengarahkan ke hubungan yang tidak sehat atau berbahaya, pink flag lebih bersifat ambigu dan seringkali berkaitan pada komunikasi atau cara pasangan berinteraksi satu sama lain.
Misalnya:
- Red flag: Pasangan bersikap kasar, sering berbohong, mengontrol setiap kegiatan, sering melarang, tidak memberikan kebebasan, atau mengekang.
- Pink flag: Pasangan yang tidak terbuka dalam berkomunikasi, sering menghindari pembicaraan serius, atau kurang menunjukkan komitmen yang jelas.
Jika red flag hampir selalu menjadi alasan kuat untuk mengakhiri hubungan, pink flag masih bisa didiskusikan dan diperbaiki jika kedua belah pihak memiliki niat untuk memperbaiki hubungan tersebut.
Kenapa Harus Waspada?
Meskipun sifatnya tidak secara langsung berbahaya, pink flag bisa berkembang menjadi pola hubungan yang tidak sehat jika terus diabaikan.
Sebuah penelitian dari Journal of Social and Personal Relationships menyebutkan bahwa pasangan yang mengalami banyak pink flag dalam hubungan lebih rentan mengalami ketidakpastian emosional, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan stres dan ketidakbahagiaan.
Jika merasa ada pink flag dalam hubungan, sebaiknya segera diskusikan dengan pasangan.
Jika pasangan mau berubah dan bekerja sama memperbaiki hubungan, berarti masih ada harapan.
Namun, jika terus mengabaikan kekhawatiran anda, mungkin anda harus mempertimbangkan ulang hubungan ini.
Bagaimana Cara Menghadapinya?
Beberapa langkah yang bisa anda lakukan kalau merasa ada pink flag dalam hubungan, misalnya
- Berkomunikasi secara terbuka, jangan takut untuk menyampaikan apa yang membuat dirimu tidak nyaman.
- Perhatikan respons pasangan, kalau dia langsung defensif dan tidak mau berubah, ini bisa jadi tanda bahaya.
- Buat batasan yang jelas, jangan biarkan diri kamu terus merasa nggak nyaman dalam hubungan.
- Evaluasi hubungan, kalau pink flag makin banyak dan sama sekali belum ada perubahan, mungkin saatnya kamu berpikir ulang tentang hubungan ini.
- Minta pendapat orang terdekat, terkadang, teman atau keluarga bisa memberikan sudut pandang yang lebih objektif.
- Konsultasi dengan ahli, jika merasa ragu, berbicaralah dengan psikolog atau konselor bisa membantu memberikan pemahaman lebih dalam tentang dinamika hubunganmu.
Hubungan yang sehat dibangun dengan komunikasi yang jujur dan adanya keseimbangan antara kedua pihak.
Jika melihat adanya tanda pink flag pada pasanganmu, jangan diabaikan, tetapi kenali, pahami, dan ambil langkah terbaik untuk kebahagiaanmu!
(Sifra Kezia)