Ragam

Sering Overthinking atau Menjauh Saat Didekati? Kenali 4 Attachment Style dalam Hubungan Perempuan

Bagi perempuan, attachment style sering kali membentuk cara mereka melihat cinta, keintiman, dan kepercayaan.

Vania Rossa

Ilustrasi Attachment Style dalam Hubungan Perempuan. (Freepik)
Ilustrasi Attachment Style dalam Hubungan Perempuan. (Freepik)

Dewiku.com - Pernah merasa sangat cemas saat pasangan tak segera membalas pesan? Atau justru kamu tipe yang langsung menarik diri saat hubungan mulai terasa terlalu dekat? Reaksi-reaksi ini bisa jadi bukan sekadar "gaya pacaran", tapi cerminan dari attachment style atau gaya kelekatan yang terbentuk sejak masa kanak-kanak.

Dalam psikologi, attachment style adalah pola emosional yang terbentuk berdasarkan hubungan awal kita dengan pengasuh utama (biasanya orang tua), dan akan berpengaruh besar terhadap cara kita menjalin hubungan di masa dewasa—termasuk dalam hubungan romantis.

Setiap orang membawa pola attachment style, atau gaya keterikatan mereka ke dalam hubungan, dan ini menjadi salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi cara mereka mencintai dan dicintai.

Konsep ini menjelaskan bagaimana pola hubungan manusia terbentuk sejak masa kanak-kanak, terutama lewat interaksi dengan orang tua atau pengasuh utama.

Bagi perempuan, attachment style sering kali membentuk cara mereka melihat cinta, keintiman, dan kepercayaan.

Dan attachment style sendiri dibagi ke dalam empat tipe utama yaitu secure, anxious, avoidant, dan disorganized.

Melansir Psychology Today, attachment style mempengaruhi cara kita merespons konflik, mengekspresikan kebutuhan, dan menangani stres emosional dalam hubungan.

Lalu, seperti apa gambaran gaya keterikatan itu dalam kehidupan perempuan?

1. Secure Attachment, Gaya Hubungan yang Nyaman dan Terkoneksi

Perempuan dengan gaya secure biasanya punya keseimbangan sehat antara kedekatan dan kemandirian. Mereka tidak takut menunjukkan emosi, bisa membangun komunikasi terbuka, dan percaya bahwa cinta itu stabil.

“Orang dengan secure attachment merasa layak dicintai dan mampu memberi cinta tanpa ketakutan akan kehilangan diri sendiri,” ujar Psikolog Dr. Lisa Firestone.

2. Anxious Attachment, Gaya Hubungan dengan Perasaan Takut Ditinggalkan

Perempuan dengan gaya anxious sering merasa tidak cukup dicintai, mereka butuh kepastian terus-menerus, sangat peka terhadap perubahan kecil dalam hubungan, dan kadang dianggap terlalu “melekat”.

Mereka sering mengartikan intensitas sebagai bukti cinta, dan bisa terjebak dalam siklus kecemasan dan penenangan.

Tidak jarang, mereka tumbuh dengan kasih sayang yang tidak konsisten dari figur orang tua, sehingga memunculkan rasa takut akan penolakan.

3. Avoidant Attachment, Gaya Hubungan Mandiri tapi Jaga Jarak

Gaya avoidant membuat perempuan cenderung menahan diri dari kedekatan emosional.

Mereka lebih nyaman dengan jarak, menjaga kendali, dan sulit membuka diri sepenuhnya.

“Mereka belajar sejak dini bahwa kebutuhan emosional sebaiknya ditekan, bukan dibagikan,” jelas psikoterapis Sue Johnson.

Meskipun tampak kuat dan mandiri, perempuan dengan gaya ini sering merasa terputus secara emosional dalam relasi yang dalam.

4. Disorganized Attachment, Gaya Hubungan Tarik-Ulur yang Melelahkan

Gaya ini adalah perpaduan antara anxious dan avoidant menginginkan kedekatan tapi juga takut padanya.

Banyak perempuan dengan attachment ini memiliki latar belakang trauma atau pengalaman relasi yang membingungkan, pola ini bisa membuat hubungan terasa seperti medan perang emosional, penuh tarik-ulur dan kebingungan.

Mengetahui attachment style bukan untuk menghakimi diri sendiri, tapi untuk memahami akar dari pola hubungan yang dijalani.

Kuncinya adalah kesadaran sebagai langkah utama dalam mencapai hubungan yang sehat dan tidak menjadi beban di kemudian hari.

Setelah mengenali pola tersebut, kita bisa belajar membentuk relasi yang lebih sehat dan penuh kasih.

Mengenali gaya keterikatan bukan hanya tentang masa lalu, tapi tentang membuka jalan menuju hubungan yang lebih sadar, utuh, dan mencintai terutama untuk diri sendiri.

(Mauri Pertiwi)

Berita Terkait

Berita Terkini