Ragam
Viral Metode Porogapit: Cara Hitung Kuno Matematika yang Bikin Gen Z Bengong
Metode hitung zaman dulu ini lagi heboh di medsos, bikin yang tua nostalgia, yang muda malah melongo!
Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Dewiku.com - Media sosial kembali diramaikan dengan konten edukasi metode porogapit untuk pembagian bilangan. Uniknya, unggahan konten ini merekam cara pembelajaran versi zaman dulu.
Metode porogapit sendiri merupakan cara pembagian bilangan yang populer di sekolah Indonesia pada era 80–90-an, bahkan sebelumnya. Nggak heran kalau metode ini masih sangat melekat pada Gen X hingga Milenial.
Dalam sebuah video yang menjadi viral, seorang nenek mengajarkan metode porogapit ini secara detail dan sabar di sebuah buku tulis. Penjelasan si nenek juga terdengar soft spoken dan mudah dimengerti, lho.
Di sisi lain, warganet juga menyoroti bentuk tulisan tangan nenek yang autentik abis. Kesan vintage benar-benar terasa dari guratan-guratan tulisan Embah, baik dalam bentuk huruf maupun angka yang khas di eranya.
Di penghujung video tersebut, sang nenek pun mempersilakan si perekam video untuk mencocokkan hasil hitungan beliau dengan kalkulator.
Video yang memperlihatkan cara mengajarkan metode ini secara manual pun langsung viral hingga memancing komentar warganet yang seolah diajak bernostalgia dengan masa-masa belajar tanpa kalkulator dan gadget.
Respons Warganet: Pinter Matematika dan Tulisannya Cakep
Kolom komentar pun dibanjiri respons warganet yang beragam.
“Nenek.. dulu pinter matematika yah nek.. mantap nek keren..MasyaAllah, sehat" nenek yaa,” tulis salah seorang warganet.
“Hebat Mbah nya masih inget pola pembagian walaupun sudah tidak muda lagi.. keren mbah,” puji yang lain menimpali.
Baca Juga
Bebas Luntur! Ini 4 Translucent Powder Lokal Favorit Semua Warna Kulit
6 Cara Bikin Kuku Tetap Sehat Walau Rajin Nail Art, Biar Cantiknya Nggak Cuma di Luar
Bukan Cuma Canggih, Ternyata AI Juga Butuh Sentuhan Manusia Biar Nggak Kaku
Co-Parenting Goals! Ben Kasyafani dan Marshanda Tunjukkan Komunikasi Sehat demi Putri Tercinta
Karakter 3D Film Merah Putih: One For All Disebut Mirip Karya Seniman Pakistan, Plagiat atau Kebetulan?
Ashanty Rutin ke Psikiater, Buktikan Konsultasi Mental Bukan Berarti Sakit Jiwa

“Kalo tidak salah baca nenek ini dulu pensiunan kepala sekolah SD,” ungkap yang lain menggali riwayat pekerjaan nenek tersebut.
“Masyaallah.... Simbah tulisane apik sekali,” timpal warganet lainnya yang salfok sama tulisan nenek.
Apa Itu Metode Porogapit?
Porogapit adalah metode pembagian bilangan secara manual dengan cara menuliskan angka pembilang dan pembagi dalam format tertentu, lalu menghitungnya bertahap hingga mendapatkan hasil yang tepat.
Nama “Porogapit” sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang berarti “pembagi dan penjepit”. Penamaan ini merujuk pada garis-garis yang dibuat di sekitar angka selama proses perhitungan. Metode ini dulunya diajarkan di sekolah dasar sebelum era kalkulator dan pembelajaran berbasis digital.
Metode Porogapit vs Metode Modern
Di era modern, pembagian bilangan biasanya diajarkan dengan cara yang lebih sederhana atau menggunakan bantuan alat hitung. Namun, metode seperti porogapit juga nggak sepenuhnya ketinggalan zaman.
Belakangan, metode ini kembali diajarkan di level pendidikan dasar mengikuti Kurikulum Merdeka yang dianut sekolah. Meski ada metode lain yang juga diajarkan, tapi tampaknya porogapit masih relate di zaman modern ini.
Dari metode porogapit, sebenarnya ada sederet keunggulan yang didapat murid saat mempelajari dan menerapkan cara ini untuk pembagian bilangan, antara lain sebagai berikut.
- Melatih logika berhitung manual
- Mendorong ketelitian dan kesabaran
- Membentuk dasar kuat dalam matematika dasar
Dengan keunggulan tersebut, nggak heran kalau beberapa guru matematika masih memperkenalkan metode ini sebagai alternatif agar siswa lebih paham konsep pembagian.
Viralnya video metode porogapit bukan sekadar tren nostalgia, tapi juga pengingat bahwa keterampilan berhitung manual pernah menjadi “senjata” utama generasi terdahulu. Meski terkesan kuno, tapi metode ini punya nilai edukasi yang tinggi, lho.
Selain itu, metode ini juga bisa menjadi media belajar yang seru bagi anak-anak zaman sekarang. Pembiasaan metode penghitungan manual ini sekaligus mengenalkan kalau matematika nggak melulu soal kalkulator tapi juga seni menghitung.