Ragam

Sindrom Fear of Better Options (FOBO), Kenapa Cewek Gen Z Susah Ambil Keputusan?

Sering bingung mau pilih yang mana? Bisa jadi kamu kena FOBO alias Fear of Better Options. Yuk kenali sindrom ini dan cara mengatasinya agar nggak makin overthinking!

Vania Rossa

Ilustrasi Sindrom Fear of Better Options (FOBO) (Unsplash/Joseph Gruenthal)
Ilustrasi Sindrom Fear of Better Options (FOBO) (Unsplash/Joseph Gruenthal)

Dewiku.com - Pernah nggak sih, kamu mau beli skincare baru, tapi scroll di e-commerce sampai dua jam karena nggak bisa milih? Atau galau milih tempat nongkrong saking banyaknya pilihan? Kalau iya, tenang, kamu nggak sendiri. Banyak cewek Gen Z yang sering susah ambil keputusan gara-gara takut salah pilih. Istilah kerennya, ini disebut dengan FOBO alias Fear of Better Options.

FOBO ini bisa bikin kita stuck di pilihan-pilihan yang seolah nggak ada habisnya. Mulai dari hal kecil seperti menu makan siang, sampai hal besar kayak milih jurusan kuliah atau pekerjaan. Kalau dibiarkan, FOBO bisa bikin stress, overthinking, bahkan menurunkan rasa percaya diri, lho!

Apa Itu FOBO?

FOBO atau Fear of Better Options adalah kondisi di mana seseorang takut memilih karena merasa selalu ada pilihan yang lebih baik di luar sana. Ini bikin kita menunda keputusan terus-menerus karena takut menyesal atau takut ada opsi yang lebih "sempurna".

Menurut Patrick McGinnis, penulis buku Fear of Missing Out, FOBO adalah "kakak kandung"-nya FOMO (Fear of Missing Out).

Bedanya, FOBO bikin kamu sulit menetapkan pilihan karena pikiranmu sibuk membayangkan alternatif-alternatif yang belum tentu ada.

Kenapa FOBO Banyak Dialami Cewek Gen Z?

Yes, FOBO memang relate banget sama keseharian cewek Gen Z. Kira-kira, apa alasannya, ya?

1. Terlalu Banyak Pilihan di Era Digital

Zaman sekarang, segalanya serba gampang dicari. Mau cari cafe, tinggal buka TikTok. Mau cari skincare, tinggal cek e-commerce. Tapi makin banyak pilihan ini malah bikin otak capek dan bingung sendiri.

2. Takut Salah Pilih dan Takut Menyesal

Cewek Gen Z cenderung mikir panjang karena takut pilihannya salah dan disesali di masa depan. Apalagi di medsos banyak yang suka ‘flexing’ pencapaian, bikin kita makin takut ketinggalan atau salah langkah.

3. Tekanan dari Lingkungan dan Sosial Media

Lihat story teman yang liburan ke luar negeri, mulai bisnis sendiri, atau sudah nikah di usia muda kadang bikin insecure. Akhirnya, tiap mau ambil keputusan jadi ragu, takut nggak sebagus pilihan orang lain.

Tanda-Tanda Kamu Kena FOBO

Kira-kira, apakah kamu ikutan kena FOBO atau nggak? Coba cek di sini:

  • Sering galau lama sebelum ambil keputusan kecil atau besar
  • Suka buka review, testimoni, dan perbandingan terus-menerus
  • Nunda-nunda ambil keputusan karena merasa "belum yakin"
  • Sering menyesal setelah ambil keputusan karena mikir "harusnya pilih yang itu"
  • Overthinking bahkan untuk hal sepele

Kalau kamu ngerasa mengalami beberapa hal di atas, bisa jadi kamu terkena FOBO.

Cara Cerdas Mengatasi FOBO Biar Hidup Nggak Stuck

1. Tentukan Batas Waktu Pengambilan Keputusan

Kasih diri kamu deadline. Misal: "Aku cuma boleh mikir 15 menit soal baju yang mau dipakai hari ini."

2. Ingat Nggak Ada Pilihan yang Sempurna

Realitanya, semua pilihan punya plus minus. Jadi jangan tunggu opsi sempurna yang nggak akan muncul juga.

3. Percaya pada Diri Sendiri

Latih intuisi dan kepercayaan diri. Kalau kamu udah riset cukup, ambil keputusan dan stick to it!

4. Kurangi Terlalu Banyak Input

Stop scroll medsos berlebihan pas mau mutusin sesuatu. Terlalu banyak info malah bikin makin ragu.

5. Latih Ambil Keputusan dari Hal Kecil

Biasakan ambil keputusan cepat dari hal sepele: pilih menu makan siang atau playlist Spotify favorit. Lama-lama otakmu bakal terlatih.

Nggak salah kok merasa ragu dan pengen yang terbaik, apalagi buat cewek Gen Z yang hidup di dunia serba digital dan penuh pilihan kayak sekarang. Tapi ingat, terlalu lama galau justru bisa bikin kesempatan bagus lewat begitu saja.

Yuk, latih diri buat ambil keputusan lebih berani dan percaya diri. Karena kadang, pilihan yang “baik cukup” justru lebih bikin tenang daripada nunggu yang "sempurna" tapi nggak pernah datang.

Berita Terkait

Berita Terkini