Ragam

Dibilang Hebat, Tapi Malah Nolak? Itu Bukan Rendah Hati, Tapi Imposter Syndrome

Sering merasa nggak pantas dipuji padahal sudah berprestasi? Bisa jadi itu bukan sikap rendah hati, tapi tanda kamu mengalami imposter syndrome. Yuk, kenali ciri dan cara mengatasinya!

Vania Rossa

Ilustrasi Imposter Syndrome. (unsplash.com/Galina Nelyubova)
Ilustrasi Imposter Syndrome. (unsplash.com/Galina Nelyubova)

Dewiku.com - Pernah nggak sih, kamu dipuji karena pencapaian keren, missal lulus cumlaude, naik jabatan, atau hasil kerja yang memukau, tapi malah ngerasa nggak layak dan buru-buru bilang, "Ah, kebetulan aja, kok"? Kalau iya, kamu mungkin sedang mengalami imposter syndrome.

Ini bukan soal rendah hati atau nggak suka disanjung, tapi lebih ke rasa ragu sama kemampuan diri sendiri, bahkan ketika bukti keberhasilan sudah jelas di depan mata.

Fenomena ini makin sering terjadi di kalangan Gen Z, terutama cewek-cewek ambis yang diam-diam dilanda overthinking soal pantas atau nggaknya mereka berada di titik saat ini.

Tapi, apa sih sebenarnya imposter syndrome itu? Yuk, simak pembahasan untuk kenali imposter syndrome gen Z mulai dari penyebab, dampak, dan cara mengatasinya.

Apa Itu Imposter Syndrome?

Imposter syndrome dikenal juga dengan sindrom penipu, di mana orang-orang yang mengalami kondisi psikologis ini merasa jika dirinya tidak layak punya pencapaian dan sukses meski sebenarnya kompeten.

Sayangnya, gejala ini banyak dialami oleh gen Z yang hidup dalam ekspektasi tinggi. Mereka pun mulai ngerasa takut dan cemas jika tidak mendapat pengakuan sosial hingga berdampak pada kepercayaan diri yang menurun drastis.

Penyebab Imposter Syndrome

Meski banyak gen Z sadar sama gejalanya, tapi nggak semua tahu penyebab pastinya. Lalu, apa saja penyebab imposter syndrome yang sering dialami gen Z?

1. Tekanan Media Sosial

Tekanan media sosial dituding jadi salah satu penyebab utama imposter syndrome di kalangan gen Z. Orang mungkin lupa melihat secara menyeluruh jika apa yang diperlihatkan oleh media sosial hanya selalu sisi terbaiknya. Padahal, realitanya bisa saja jomplang.

Sayangnya, kesempurnaan yang ditangkap dianggap nyata dan membuat kamu tertekan karena merasa tertinggal dari orang lain.

2. Minim Validasi

Minimnya validasi semakin menambah panjang daftar penderita imposter syndrome di kalangan gen Z. Kontribusi yang sudah diupayakan tapi nggak dapet apresiasi positif bisa berujung pada keraguan atas kemampuan diri sendiri.

3. Pengaruh Keluarga dan Teman

Keluarga dan teman yang sering banding-bandingin dengan orang lain juga bisa menjadi penyebab munculnya imposter syndrome.

4. Standar Ekspektasi yang Tinggi

Standar ekspektasi yang tinggi dari lingkungan, baik dalam hal pendidikan maupun karier, membuat gen Z mudah merasa gagal. Mereka seolah merasa tidak bisa melakukan apa pun untuk memenuhi harapan orang lain.

Dampak Impostor Syndrome Gen Z

Nggak main-main, dampak impostor syndrome ternyata cukup besar pada kondisi kesehatan mental. Ini dia dampaknya:

  • Menurunkan kepercayaan diri hingga berdampak pada kemajuan perkembangan karier.
  • Memicu overworking demi membuktikan diri dan mendapat pengakuan sosial.
  • Bagi beberapa orang, dampaknya juga bisa menurunkan produktivitas.
  • Gangguan kesehatan mental akibat tekanan dan perasaan tidak layak sukses.
  • Sulit menikmati kesuksesan yang sudah dicapai.

Tips Mengatasi Impostor Syndrome Gen Z

1. Ubah Mindset Perfeksionis

Karena sindrom ini berawal dari mindset perfeksionis, jadi coba deh ubah mindset untuk selalu menjadi sempurna ini ke arah yang lebih progresif. Alih-alih hasil yang sempurna, arahkan untuk fokus pada proses dan progres.

2. Self Reward

Kamu juga bisa menerapkan self reward saat berhasil mencapai target pribadimu. Bentuk hadiah ini bisa barang atau sekadar me time yang nyaman dan tanpa rasa bersalah.

3. Curhat

Terkadang, tekanan yang dirasakan menjadi besar karena beban pikiran negatif hanya disimpan sendiri. Nah, kamu bisa curhat pada orang terdekat yang tepat dan terpercaya untuk meringankan beban.

4. Latihan Mindfulness

Latihan mindfulness juga bisa menjadi cara ampuh mengatasi impostor syndrome pada gen Z. Ajak pikiranmu untuk fokus pada momen sekarang dan menikmati proses. Latihan ini juga akan membantu kamu mengelola pikiran dengan baik lewat positive self talk dan mengenali seluruh potensi diri.

(Kontributor: Estika Kusumaningtyas)

Berita Terkait

Berita Terkini