Ragam

5 Rekomendasi Novel yang Relate dengan Kondisi Negara Indonesia Saat Ini: Penuh Ketidakadilan

Buat bacaan weekend ini, cek lima rekomendasi novel yang akan membawamu untuk mengetahui kejahatan pemerintah yang mirip dengan situasi Indonesia saat ini!

Vania Rossa

Ilustrasi sedang membaca novel (Freepik)
Ilustrasi sedang membaca novel (Freepik)

Dewiku.com - Siapa yang tidak kenal dengan novel? Yup, karya yang berasal dari imajinasi penulis ini memang banyak diminati oleh para pembaca karena dianggap nggak terlalu kaku, menghibur, dan memiliki pesan moral yang lebih mudah dimengerti.

Akan tetapi di balik penggunaan imajinasi penulis, cerita yang ada di dalam karya fiksi ini juga berasal dari realita kehidupan yang ada loh. Jadi, nggak semata-mata hanya karangan penulis semata.

Dalam teori mimesis, Aristoteles menyatakan bahwa setiap pengarang akan melakukan proses peniruan yang kreatif dengan menggunakan kemampuan batin dan juga imajinasinya. Jadi, karya yang dihasilkan pun nggak sepenuhnya meniru realita, tapi juga nggak sepenuhnya berasal dari imajinasi.

Dari situlah, banyak penulis yang menciptakan novel berdasarkan realita yang ada dengan tambahan bumbu-bumbu imajinasi penulis. Salah satu contohnya ialah novel yang menceritakan kejadian nyata seperti apa yang sedang terjadi di Indonesia beberapa hari ini yang mana masyarakat menuntut negara dan pemimpin atas ketidakadilan yang dilakukannya.

Bahkan, novel dengan plot tersebut sedang banyak diminati oleh pembaca di Indonesia karena mereka merasa relate dengan kejadian yang ada di tanah air.  

Daripada penasaran, yuk simak lima rekomendasi karya novel yang relate dengan kondisi Indonesia sekarang!

1. Entrok Karya Okky Madasari

Novel Entrok karya Okky Madasari (Instagram/@fiksigpu)
Novel Entrok karya Okky Madasari (Instagram/@fiksigpu)

Novel karya Okky Madasari ini sempat mengalami kelangkaan karena tak kunjung cetak ulang. Alasan novel ini banyak dicari karena karya ini mengisahkan tokoh Marni dan anaknya bernama Rahayu yang tinggal di Jawa selama era 1998. Seperti yang diketahui era Orde Baru ini masuk ke dalam deretan sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia yang mana praktik korupsi dan kediktatoran pemerintah saat itu menguasai rakyat. 

Di dalam karya ini juga turut mengisahkan sulitnya untuk mengekspresikan suara saat pemilu, bahkan salah satu tokoh sering dikenakan pungli oleh aparat dengan kedok untuk memberikan rasa aman bagi warga ataupun saat tokoh Marni tengah terlibat masalah serius. Kisah ini sendiri merupakan cerminan dari bangsa Indonesia yang dari dahulu hingga sekarang belum bisa lepas dari budaya korupsi dan pungli.

2. Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori (Instagram/@leilachudori)
Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori (Instagram/@leilachudori)

Bookworm dan Gen Z di Indonesia pasti kenal dengan karya fenomenal yang satu ini. Yup, novel yang memiliki nuansa biru laut ini nyatanya berasal dari peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998 loh. Secara garis besar, novel ini menceritakan seorang mahasiswa bernama Biru Laut dan teman-temannya yang senantiasa aktif menyuarakan ketidakadilan pemerintah hingga menyebabkan rakyat Indonesia hidup dalam kesulitan yang kompleks. 

Faktanya, novel ini juga ditulis oleh pengarangnya dengan riset yang mendalam dan panjang. Bahkan, diketahui Leila S. Chudori pun sampai melakukan wawancara dengan beberapa aktivis dan korban kekerasan tahun 98 untuk menghasilkan cerita fiksi yang bisa terhubung dengan kejadian tersebut. Korban yang berjatuhan akibat demo pembubaran DPR kemarin pun sangat berkaitan dengan novel ini yang mana kekerasan selalu dijadikan tameng untuk mengusik aksi unjuk rasa.

3. Mata Malam Karya Han Kang

Novel Mata Malam (Human Acts) karya Han Kang (Instagram/@penerbitbaca)
Novel Mata Malam (Human Acts) karya Han Kang (Instagram/@penerbitbaca)

Sama seperti dua novel sebelumnya, novel karya pengarang asal Korea Selatan ini juga terinspirasi dari aksi unjuk rasa yang pernah terjadi di Kota Gwangju. Terdiri dari beberapa bab, secara garis besar novel ini mengisahkan sudut pandang dari korban kekerasan tentara yang diperintahkan atasannya untuk meredam aksi unjuk rasa. Bahkan, beberapa demonstran yang aktif bersuara sering mendapatkan tuduhan dari militer sebagai seorang komunis yang berasal dari Korea Utara.

Walau berbeda negara, tetapi isi dari novel terasa relate dengan apa yang terjadi di Indonesia dahulu dan sekarang. Baik dahulu maupun sekarang kekuatan militer dikerahkan untuk menenangkan aksi massa, bahkan tak segan untuk melakukan kekerasan. Tidak hanya itu, saat membaca novel ini pembaca akan tahu seberapa berkaitannya pembungkaman suara yang terjadi di Korea Selatan dengan Indonesia.

4. Tahun Penuh Gulma Karya Shiddharta Sharma 

Novel Tahun Penuh Gulma karya Siddharta Sarma (Instagram/@alicialibrary)
Novel Tahun Penuh Gulma karya Siddharta Sarma (Instagram/@alicialibrary)

Novel remaja karya pengarang asal India ini memiliki kreativitas dan keunikannya sendiri dengan menggunakan sudut pandang seorang bocah bernama Korok untuk memimpin jalannya cerita. Berlatar belakang di sebuah desa, novel ini menceritakan tentang pertentangan yang terjadi di antara rakyat Suku Gondi dengan Pemerintah. Saat itu tanah dari Suku Gondi sendiri ingin diambil oleh pemerintah setempat untuk keperluan para pengusaha tambang dalam membangun usahanya. 

Yang bikin novel ini semakin relate dengan kondisi Indonesia sekarang ialah keberadaan dari pemerintah yang lebih mengutamakan relasinya dengan para pengusaha tambang dibandingkan dengan rakyat. Hal ini pun terjadi di Indonesia ketika pemerintah gencar melakukan pengerukan lahan untuk usaha tambang dengan mengesampingkan risiko yang akan dialami rakyat saat kehilangan tempat tinggalnya.

5. Animal Farm Karya George Orwell

Novel Animal Farm karya George Orwell (Instagram/@solusibuku)
Novel Animal Farm karya George Orwell (Instagram/@solusibuku)

Novel klasik karya pengarang Inggris ini juga udah banyak banget dicetak ulang dengan berbagai macam bahasa. Uniknya, novel ini menggunakan hewan ternak sebagai tokoh-tokoh di dalamnya. Secara garis besar mengisahkan tentang seekor babi bernama Napoleon. Liciknya, Napoleon justru menggunakan kekuasaannya untuk menyuruh para hewan ternak guna membangun infrastruktur dan menyediakan makanan yang ternyata hanya diperuntukan untuk dirinya sendiri. 

Tokoh Napoleon sendiri digambarkan telah berkhianat dengan hewan ternak lainnya yang di awal kekuasaannya berjanji akan membangun kesejahteraan seluruh hewan ternak. Kelicikan tokoh tersebut banyak direpresentasikan sebagai kebohongan pemimpin yang di awal meminta suara rakyat untuk meraih posisinya, tetapi saat berhasil mendapatkannya pemimpin itu malah menggunakannya untuk keuntungan diri sendiri. Praktik korupsi yang dilakukan oleh Napoleon dan kroninya pun terasa mirip dengan situasi yang terjadi di Indonesia.

Lima rekomendasi novel di atas tersebut bisa menjadi referensi bacaan kamu yang sesuai dengan kondisi Indonesia sekarang. Tidak hanya itu, membaca keempat novel tersebut juga akan membuka wawasan kamu seputar kejahatan dan kelicikan dunia politik yang bisa menghancurkan kesejahteraan rakyat Indonesia. 

Kelima rekomendasi novel di atas juga menjadi bukti jika karya sastra layaknya novel bisa menjadi media bersuara untuk memberikan informasi situasi-situasi buruk yang dilakukan oleh para pemimpin negara.

(Annisa Deli Indriyanti)

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini