Ragam

Agnez Mo Beri Komentar Menohok Soal Kemampuan Bicara Wakil Rakyat: Berawal dari EQ yang Buruk

Agnez Mo menyoroti kemampuan anggota DPR RI dalam berbicara di depan publik. Lewat Instagram Story, ia menyebut banyak pernyataan wakil rakyat yang memecah belah dan minim empati.

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Agnez Mo (Instagram/agnezmo)
Agnez Mo (Instagram/agnezmo)

Dewiku.com - Belum lama ini, penyanyi internasional asal Indonesia, Agnez Mo, ikut buka suara terkait aksi demo masyarakat terhadap anggota DPR RI. Melalui unggahan Instagram Story pada Minggu, 31 Agustus 2025, pelantun Tak Ada Logika itu menyinggung soal kemampuan berbicara di depan publik yang menurutnya masih jauh dari harapan. Postingan tersebut kemudian ramai dibagikan ulang oleh para penggemarnya di X.

Dalam pandangannya, Agnez Mo menilai bahwa kemampuan berbicara di depan umum adalah keterampilan mendasar yang seharusnya dimiliki siapa pun, apalagi seorang wakil rakyat. Namun, yang ia lihat justru sebaliknya—pidato atau pernyataan publik sering kali malah memecah belah, merendahkan, hingga menunjukkan kurangnya empati.

“Semuanya berawal dari EQ yang buruk, (cara) berbicara di depan umum yang memecah belah dan merendahkan, serta nol empati,” tulis Agnez Mo dalam bahasa Inggris.

Lebih lanjut, Agnez menekankan pentingnya komunikasi yang membangun solusi, bukan sekadar kepentingan sepihak. Ia menyoroti betapa ironisnya jika masyarakat harus sampai menuntut keterampilan dasar seperti public speaking dari seorang politisi.

“Berbicara yang TIDAK MEMECAH, tetapi benar-benar mencari solusi untuk semua pihak, bukan hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Dan fakta bahwa kita bahkan harus menuntut sesuatu yang mendasar seperti keterampilan berbicara di depan umum saja sudah sangat mengejutkan,” lanjutnya.

Tak berhenti sampai di situ, Agnez Mo juga mengenang pengalamannya saat pernah berhadapan langsung dengan seorang anggota DPR RI, yang menurutnya makin menegaskan pentingnya kecerdasan emosional (EQ) dan empati bagi seorang pemimpin.

Seberapa penting sih EQ dan empati bagi politisi? Yuk, kita bahas lebih jauh!

Pentingnya EQ dan Empati bagi Politisi

Kalau dipikir-pikir, jadi politisi itu nggak cuma soal pintar bicara atau paham strategi. Ada satu hal yang nggak kalah penting, yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan empati.

Dua hal ini bikin politisi bisa lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat, membangun hubungan yang sehat, sampai menghadapi tekanan politik tanpa kehilangan arah. Pada akhirnya, EQ dan empati jadi kunci untuk tata kelola yang lebih manusiawi, inklusif, dan produktif.

Manfaat EQ dan Empati bagi Politisi

  • Pemahaman Konstituen

Politisi dengan EQ tinggi biasanya lebih peka terhadap masalah masyarakat. Mereka bisa memahami tantangan nyata yang dihadapi rakyat, lalu merancang kebijakan yang lebih manusiawi dan relevan.

  • Hubungan Interpersonal

EQ membantu politisi mengelola emosi diri sendiri sekaligus memahami perasaan orang lain. Ini penting banget untuk membangun kepercayaan, kerja sama, dan kolaborasi dengan tim maupun pihak lain.

  • Manajemen Konflik

Dalam dunia politik, konflik nggak bisa dihindari. Dengan EQ, politisi bisa mengenali akar masalah, lalu menyelesaikannya secara objektif dan penuh empati. Hasilnya, solusi yang diambil lebih adil untuk semua pihak.

  • Adaptasi dan Ketahanan

Lanskap politik sering berubah-ubah. Politisi yang punya EQ baik biasanya lebih fleksibel, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru, dan tetap kuat menghadapi tekanan.

  • Meningkatkan Kepercayaan Publik

Ketika politisi benar-benar mendengar dan memahami warganya, otomatis publik jadi lebih percaya. Empati yang tulus bisa memperbaiki citra institusi publik yang sering kali dianggap jauh dari rakyat.

  • Kepemimpinan yang Efektif

EQ dan empati adalah pondasi kepemimpinan yang menginspirasi. Politisi bisa memotivasi tim, menciptakan lingkungan kerja positif, sekaligus menunjukkan rasa welas asih dalam setiap keputusan.

  • Produktivitas Lebih Tinggi

Lingkungan yang penuh kepercayaan dan saling memahami akan bikin tim lebih semangat dan produktif. Dari sini, muncul juga ide-ide inovatif yang bermanfaat untuk masyarakat luas.

EQ dan empati bukan sekadar "nilai tambah", tapi justru fondasi penting untuk menciptakan kepemimpinan yang efektif dan politik yang lebih berpihak pada manusia. Politisi yang bisa menggabungkan kecerdasan otak dan hati, dialah yang mampu menghadirkan perubahan nyata.

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini