Trending

1 dari 10 Gen Z Diprediksi Bakal Berstatus 'Manajer' di Tahun 2025

Menurut dara dari Glassdoor, 1 dari 10 manajer di tahun 2025 diprediksi berasal dari Generasi Z. Kamu salah satunya?

Risna Halidi

Ilustrasi kerja. (Unsplash)
Ilustrasi kerja. (Unsplash)

Dewiku.com - Di tahun 2025 ini, anggota tertua Generasi Z akan mencapai usia 28 tahun. Itu artinya, sebagian dari mereka telah menghabiskan hampir satu dekade di dunia kerja.

Walau baru mencakup kurang dari 20 persen dari total angkatan kerja, generasi ini perlahan memasuki posisi manajerial. Menurut dara dari Glassdoor, 1 dari 10 manajer di tahun 2025 diprediksi berasal dari Generasi Z.

Meski sering dianggap sebagai generasi yang 'berbeda', fakta menunjukkan bahwa perilaku Gen Z dalam karier sebenarnya tidak jauh berbeda dari generasi sebelumnya.

Data dari Glassdoor menunjukkan 14 persen pekerja Gen Z berusia 27 tahun sudah menduduki posisi manajer, angka ini sebanding dengan Generasi Milenial (13 persen), Generasi X (14 persen), dan Baby Boomer (12 persen) pada usia yang sama.

Stereotip Gen Z di Dunia Kerja
Menurut Daniel Zhao, Ekonom Utama di Glassdoor, stereotip mengenai generasi muda, terutama di dunia kerja, sering kali dibesar-besarkan.

Faktanya, kebiasaan berganti pekerjaan yang sering disematkan kepada pekerja muda disebabkan oleh fase hidup mereka yang belum mapan, bukan karena perubahan nilai-nilai antar-generasi.

"Misalnya, pekerja yang lebih muda cenderung berganti pekerjaan karena mereka belum mapan dalam karier mereka, bukan karena perubahan dalam sikap antargenerasi terhadap loyalitas," kata Daniel.

Ilustrasi kerja bareng musuh dalam selimut. (Pexels)
Ilustrasi bekerja. (Pexels)

Hal ini mengingatkan kita bahwa perbedaan antar-generasi cenderung mencerminkan siklus usia, bukan perbedaan fundamental dalam pola pikir.

Seiring meningkatnya jumlah manajer dari Generasi Z, tren gaya kepemimpinan juga mulai mengalami perubahan signifikan.

Berdasarkan analisis ulasan Glassdoor dari 2019 hingga 2024, istilah seperti kesejahteraan dan empati semakin sering muncul, dengan peningkatan masing-masing sebesar 222 persen dan 76 persen.

"Ini menunjukkan bahwa karyawan kini mencari pemimpin yang peduli terhadap kebutuhan emosional dan keseimbangan hidup mereka," ujar Daniel Zhao.

Topik seperti batasan dan kelelahan juga menjadi perhatian utama. Generasi Z dianggap membawa perspektif baru dalam menghadapi tuntutan kerja dengan menekankan pentingnya menjaga batasan yang sehat antara kehidupan kerja dan pribadi.

Di masa penuh ketidakpastian, karyawan juga membutuhkan kepemimpinan yang memberikan kejelasan dan kemampuan mengatasi ketidakpastian.

Selain itu, isu kesetaraan dan inklusi terus menjadi prioritas, terutama bagi pekerja muda yang lebih vokal terhadap pentingnya keadilan di tempat kerja.

Meskipun banyak diskusi tentang bagaimana Gen Z berbeda, data dari Glassdoor menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuhnya meninggalkan jejak generasi sebelumnya.

Sebaliknya, Gen Z memadukan nilai-nilai lama dengan perspektif baru yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern. Daniel percaya, dengan fokus pada empati, kesejahteraan, dan inklusi, Gen Z siap membawa perubahan positif dalam gaya manajemen.

"Inilah saatnya untuk mulai berpikir tentang bagaimana gaya manajemen Gen Z akan mencerminkan atau berbeda dari generasi sebelumnya," pungkas Daniel.

Penulis: Nurul Lutfia Maryadi

Berita Terkait

Berita Terkini