Efek Minuman Kolagen di Indonesia Dipertanyakan, Ini Kata Dokter

Minuman kolagen disebut bermanfaat untuk tubuh, terutama kulit. Namun, ternyata dokter malah tidak menyarankan minuman tersebut.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Senin, 15 Juni 2020 icon 10:30 WIB
Efek Minuman Kolagen di Indonesia Dipertanyakan, Ini Kata Dokter

Ilustrasi minuman kolagen. (Shutterstock)

Dalam dunia kecantikan, belakangan minuman kolagen semakin banyak dibicarakan karena klaimnya untuk menjaga elastisitas kulit, menyembuhkan luka, hingga mencerahkan. Sayangnya, ahli kecantikan dr. Richard Lee, MARS menyebut minuman itu tak ada efeknya.

"Menurut saya, ini sangat tak saya sarankan," ujar dokter Richard Lee melalui sebuah video yang diunggah di channel Youtubenya pada 26 Mei 2020.

Menurut Lee, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sampai sekarang tak menyetujui minuman berkolagen.

Baca Juga: Kisah Pria Model Produk Kecantikan, Dulu Kerap Diejek karena Jerawatan

"Menurut penelitian, ada 12.000 mg kolagen terhidrolisa yang dibutuhkan oleh tubuh, pada kenyataanya produk-produk yang dijual di Indonesia itu semua di bawah 5000 mg, bahkan tidak ada," ungkapnya.

"Dan menurut penelitian jika di bawah 12.000 itu tidak ada efek bagi tubuh kita," imbuhnya.

Menanggapi banyaknya testimoni yang menyebutkan bahwa minuman berkolagen yang beredar di Indonesia dapat membuat kulit lebih cerah, dia bilang itu dikarenakan kandungan lainnya, bukan karena kolagen itu sendiri.

Baca Juga: Lawan Masalah Jerawat, Begini Cara Mudah Gunakan Minyak Bunga Matahari

"Di dalamnya juga ada vitamin lain, misalnya Glutation, ada Vitamin A, Vitamin C. Nah, zat-zat inilah yang membuat efek lebih cerah, elastisitas meningkat, kurang lebih seperti itu," kata dokter Lee.

Ilustrasi kolagen 3D [Shutterstock].
Ilustrasi kolagen 3D [Shutterstock].

"Jadi ini sebenarnya minuman berkolagen yang dijual di Indonesia enggak lebih dari multivitamin biasa yang dijual di drug store atau apotek biasa dengan kemasan minuman berkolagen sebagai marketing tambahan," kata dia menambahkan.

Selain itu, dokter Richard Lee juga menambahkan bahwa kebutuhan 12.000 mg kolagen per hari juga bisa berefek kalau dikonsumsi jangka panjang, tak cuma sekali saja.

Sementara itu, minuman berkolagen yang disarankan adalah produk yang tanpa perasa, pengawet, maupun pewarna.

"Sedangkan yang ada di Indonesia, justru ini rasa bahkan yang dicantumkan di BPOM ini minuman perisa dengan rasa, jadi ini sebenarnya tidak lebih dari sirup dengan multivitamin di dalamnya," tuturnya lagi.

Dengan komposisi tersebut, dokter Lee tak merekomendasikan minuman berkolagen yang beredar di Indonesia untuk dikonsumsi jangka panjang. Hal itu karena ada kandungan pengawet dan gula sehingga tidak baik bagi mereka yang sedang diet, berpotensi diabetes, atau kencing manis.

"Buat yang punya kencing manis ini enggak cocok banget, karena di dalamnya ada pemanis buatan, ada perasanya juga, dan ini tidak baik," kata Richard Lee.

Menurutnya, berbagai minuman kolagen di Indonesia banyak yang overclaim soal khasiatnya. Ia menegaskan bahwa klaim berlebihan pada minuman berkolagen termasuk klaim menyembuhkan jerawat, membikin tidur lebih nyenyak, menghilangkan flek, dan menyembuhkan luka.

Baca Juga: Bantu Cegah Penuaan Dini, 5 Manfaat Minyak Bunga Matahari

"Ini terjadi overclaim, ini hanya membantu okelah ini hanya minuman perasa dengan multivitamin di dalamnya, tapi ini aman dan halal," tegas Richard Lee.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI