Bikin Geger, 5 Kontroversi di Dunia Fesyen Tahun 2018

Semuanya melibatkan high-end brand.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Senin, 17 Desember 2018 icon 09:30 WIB
Bikin Geger, 5 Kontroversi di Dunia Fesyen Tahun 2018

Peragaan busana. (Pixabay/pandreykulikov)

Penikmat fesyen masa kini semakin reaktif. Mereka bakal cepat bersuara jika ada sebuah merek yang melakukan kesalahan atau bertindak ofensif terhadap satu golongan. Hal itu juga lah yang menjadikan adanya berbagai kontroversi di dunia fesyen.

Sepanjang 2018 ini, beberapa merek ternama juga tersandung kasus kontrovesial. Dilansir dari Thisisinsider, berikut lima kontroversi di dunia fesyen tahun 2018.

1. Tuduhan Rasis H&M

Baca Juga: H&M Rilis Gaun Pengantin Kate Middleton, Harganya Terjangkau

Awal 2018, perusahan retail fast fashion H&M dituduh melakukan tindakan rasisme setelah mengeluarkan produk sweatshirt bertuliskan "coolest monkey in the jungle" dengan menjadikan anak lelaki kulit hitam sebagai model.

Walau produk itu sudah dihapus dan H&M memberikan pernyataan maaf secara resmi, kekesalan masyarakat tidak bisa diredam begitu saja.

2. Ulta Beauty Jual Produk Bekas

Baca Juga: H&M Rilis Koleksi Bra untuk Penyintas Kanker Payudara

Ilustrasi makeup eyeshadow. (Unsplash/Freestocks)
Ilustrasi makeup eyeshadow. (Unsplash/Freestocks)

Pada Januari pula, seorang pengguna Twitter dengan nama akun @fatinamxo mengaku sebagai mantan pekerja di Ulta Beauty dan menuduh perusahaan itu biasa menjual produk bekas ke pasaran.

Walaupun sudah dihapus, cuitan itu terlanjur jadi viral. Malahan, beberapa mantan pekerja lain juga mengungkapkan info serupa. Ada juga konsumen yang mengaku mendapati adanya jejak sidik jari pada palet highlighter yang dibeli.  Hanya saja, Ulta Beauty menyangkal tuduhan itu.

3. Tuduhan Body Shaming Revolve dan LPA

Kontroversi dunia fesyen tahun 2018 berikutnya terjadi pada September. Revolve dan LPA dikecam setelah mengeluarkan sweatshirts dengan tulisan 'Being Fat Is Not Beautiful, It's An Excuse.'

Dijual seharga USD 168 atau hampir Rp 2.5 juta, baju tersebut hanya tersedia dalam ukuran XL tapi diiklankan model berbadan kecil.

Ilustrasi orang gemuk. (Pixabay)
Ilustrasi orang gemuk. (Pixabay)

4. Syal Berbentuk Vulva dari Fendi

Oktober 2018, nama Fendi jadi perbincangan karena menjual syal yang dianggap menyerupai vulva. Vulva sendiri merupakan bagian organ seksual eksternal perempuan. Fendi pun segera menarik produk bernama 'Touch of Fur' itu dari websitenya.

5. Bos Victoria's Secret Tak Mau Jual Produk Big Sizes

Belum lama ini, CEO Victoria's Secret, Ed Razek, menuai kontroversi setelah melakukan sebuah wawancara dengan majalah Vogue.

Ed berkata perusahaannya tak ada rencana membuat lingerie big size. Bos Victoria's Secret juga menyatakan pihaknya tak berniat merekrut model transgender.

Produk Victoria's Secret. (Instagram/@victoriassecret)
Produk Victoria's Secret. (Instagram/@victoriassecret)

''Bukankah seharusnya kamu memiliki model transeksual dalam pertunjukkan? Saya rasa tidak. Lagi pula, kenapa tidak? Karena ini adalah pertunjukkan fantasi. Ini berdurasi 42 menit acara pertunjukkan yang spesial,'' ujar dia.

Menyadari pernyataannya begitu kontroversial, Ed Razek langsung meminta maaf di Twitter.

Itulah beberapa kontroversi di dunia fesyen tahun 2018. Bagaimana menurutmu?

 

Artikel ini sudah dipublikasikan di Suara.com dengan judul Lima Kasus Kontroversial di Dunia Fesyen Sepanjang 2018

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI